☘️ Empat Belas ☘️

13.9K 1K 135
                                    

Via duduk di tepi kasurnya, ia menatap layar handphonenya, tak ada satupun chat dari Vendo, tak ada juga panggilan dari lelaki itu.

Tumben sekali.

Biasanya setiap malam, Vendo selalu mengubunginya, jika tidak bisa menelpon pasti akan mengirimkan chat.

Tiba-tiba Via kepikiran kejadian tadi siang di Sekolah, saat Vendo menghampiri Felly dikelas.

"Kira-kira tadi Vendo sama Felly ngobrolin apa ya," pikirnya.

Cling...

Senyum Via mengembang, cepat-cepat ia melihat notifikasi apa yang masuk di handphonenya.

Sedetik kemudian, ia menghela nafasnya, itu memang notifikasi chat, tetapi bukan dari Vendo. Yang memgirimkan chat kepadanya adalah Adit, teman sekelasnya.

Adit
Via? Gue boleh liat jawaban tugas fisika yang nomor lima gak? Soalnya gue gak ngerti, hehe...

Via
Iya, boleh, minta aja ke Nindy
Via udah fotoin semua jawaban Via ke dia

Adit
Okey, thanks Vi

Via
Sama-sama

"Isss, kirain Vendo, taunya Adit, mana nanya jawaban," gerutu Via.

Via memang murid yang sangat pintar di kelasnya, bahkan ia selalu mendapatkan peringkat kelas. Tak heran, teman-teman sekelasnya selalu meminta jawaban kepadanya.

Adit juga termasuk murid yang pintar, tetapi ia tak terlalu unggul di mata pelajaran Fisika, makanya ia menanyakan jawaban kepada Via.

Ceklekkk...

Pintu kamar Via terbuka, ia menatap kearah pintu tersebut, siapa yang membuka pintunya tidak mengetuk terlebih dahulu.

"Kak, dipanggil Mama sama Papa."

Siapa lagi jika bukan Arga.

Via menyipitkan kedua matanya, "Hah? Kenapa?"

"Mana Arga tau, sana kebawah."

"Ya sudah."

***

"Mama, Papa, kenapa?" Via menghampiri kedua orang tuanya yang duduk di sofa ruang tamu.

"Gak papa sih, pengen panggil aja," sahut Angkasa dengan santainya.

Via memanyunkan bibirnya, "Isss Papa! Via kebawah itu butuh energi loh, capek," cerocosnya.

"Vi, kan dirumah ini udah gak ada pembantu, Bi Sera kan sakit-sakitan makanya dia berhenti. Rencananya, Mama sama Papa minggu depan mau keluar negeri, Mama mau nemenin Papa kamu, Papa kamu ada urusan disana, kamu sama Arga gak papa kan ditinggal?" ucap Keysheva.

Via terdiam sejenak mencerna ucapan sang Mama, "Kenapa Mama gak tinggal aja?"

Keysheva melirik kearah Angkasa, "Gak tau tuh Papa kamu, Mama disuruh ikut."

"Isss, Via mau ikut juga," rengeknya.

"Kan kamu harus Sekolah Vi."

Via menghela nafasnya, benar juga, ia kan harus Sekolah.

"Ya udah deh, gak papa."

"Kalau kamu mau makan pesan aja ya," ucap Keysheva.

Via mengangguk pelan, "Iya Ma, Via kan gak bisa masak, hehe," cengirnya.

"Makanya kalau Mamamu lagi masak itu diperhatiin," sahut Angkasa.

Via menatap kearah Angkasa, "Via perhatiin kok Pa."

Vendo for Via Where stories live. Discover now