☘️ Tiga Puluh Lima ☘️

15.8K 1.3K 495
                                    

"Felly kesini juga ternyata." Aira tersenyum hangat kearah Felly.

Felly pun membalas senyuman tersebut lalu ia menyalimi Aira. "Selamat sore Tante."

"Sore juga."

"Vendo yang ngundang Felly kesini?" Via memberanikan diri untuk bertanya kepada Vendo.

Vendo mengangguk pelan. "Iya, gak masalah kan?"

Via tersenyum kecil. "Ya, gak papa kok."

"Kalau gitu, Via sama Felly ikut Tante ke dapur yuk, kita bikin kue bareng-bareng."

"Yuk Tan." Aira dan Felly berjalan duluan, Via mengikuti mereka berdua dari belakang. Kalau tau Felly akan datang juga, sudah pasti Via akan menolak ajakan Vendo.

Kini, ketiga wanita itu sibuk berkutat dengan alat-alat dapur. Via memperhatikan Aira dan Felly yang asik mengobrol.

"Via, kamu ambil tepung ya disana terus ditaruh diwadah ini." Aira tersenyum kearah Via sembari memberikan sebuah wadah kepada gadis itu.

"Iya, Tante." Via menurut, ia mengambil tepung lalu mulai memindahkannya kedalam sebuah wadah.

"Udah Vi?" tanya Aira lembut.

Via mengangguk pelan. "Udah Tante."

"Kamu pecahin telur ini ya terus taruh disini."

Via mulai memecahkan telur tersebut, namun entah kenapa, ia kelepasan, telur tersebut jatuh ke lantai.

"Astaga Via, lo bisa gak sih mecahin telurnya, gitu doang jatuh." Felly langsung mengambil alih pekerjaan Via.

Via menunduk, sampai akhirnya Aira mengusap-usap puncak kepalanya, ia mendongakkan kepalanya, menatap wanita yang mengusap-usap rambutnya.

"Jangan nunduk gitu, gak papa kok, Tante tau pasti kamu gak sengaja kan." Aira tetap tersenyum kearah Via.

"Maaf ya Tante, biar Via beresin—"

"Gak usah, ntar Bibi aja yang beresin, kita lanjut aja bikin kuenya."

Rencananya, setelah membuat kue, mereka akan melanjutkan kegiatan memasak untuk makan malam. Selanjutnya, setelah makan malam sudah siap untuk disajikan, mereka menata makanan tersebut diatas meja makan.

"Vi itu jangan ditaruh ditengah dong, disini nih," ucap Felly mengkoreksi pekerjaan Via.

Via mengangguk pelan. "Iya."

"Piringnya jangan ditumpuk gitu dong Vi, langsung disusun aja biar gampang nanti."

"Itu nasinya taruh ditengah, Vi."

"Ayamnya jangan dijadiin disatu piring Vi, dibagi jadi dua, biar enak ngambilnya."

"Bisa gak sih Felly aja yang ngelakuin, jangan Via terus," ucap Via yang sudah muak dengan Felly, ia juga punya batas kesabaran.

Kalau Felly didiamkan terus, ia akan semakin geram, karena Felly selalu saja memerintahnya, seolah sengaja membuatnya kesal.

"Hei, gadis-gadis kenapa berantem?" Aira datang menghampiri Felly dan Via.

"Fel—"

"Via Tan, Felly kan ngajarin yang baik, ngajarin cara nata makanan diatas meja makan supaya rapi. Tapi Via malah marah pas Felly koreksi pekerjaannya."

Aira beralih menatap kearah Via, ia tersenyum kepada gadis itu. "Via senyum dong, jangan cemberut terus."

Perlahan Via tersenyum. "Iya Tante."

"Tante perhatiin, kalian kayak gak akur gitu, kenapa?"

"Akur kok Tan," sahut Via dan Felly bersamaan.

Vendo for Via Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang