prolog

956 225 142
                                    

Happy Reading!!

Gadis kecil berumur sepuluh tahun berjenis kelamin perempuan sedang tertunduk lemas di atas lantai berwarna kotak kecoklatan itu. Badannya merosot kebawah. Bahunya bergetar hebat, tetesan air mata mulai turun membasahi pipinya Yang putih.

"Aku tidak bersalah Pa hiks...hiks...hiks.." ucap gadis kecil tersebut sembari menambah suara tangisannya hingga memenuhi ruangan tersebut.

Anak laki-laki yang berada di belakang pintu hanya bisa mendengarkannya dengan sesekali air matanya ikut meluncur kebawah. Sebagai seorang kakak Ia tidak bisa menolong adiknya sendiri yang sedang dimarahi oleh ayahnya. Ia iba terhadap adiknya, dengan keadaan baju Yang sudah kusut akibat terus-menerus sedari tadi dan matanya Yang sudah memerah karena kelamaan menangis.

"Kamu bilang kamu tidak Salah? Heh kamu itu telah membunuh ibumu sendiri didepan mataku. Kau masih mau mengelak ha! " bentak laki laki paruh baya dengan muka merah padam.

"Sabar mas sabar" ucap perempuan paruh baya sambil mengelus punggung sang sahabat tersebut.

"Bagaimana aku bisa sabar, anak itu sudah kurang ajar kepada istriku Dan dia juga telah membunuh istriku. aku sangat menyesal telah membesarkan anak seperti dia. tidak pernah tau diuntung. dasar anak kurang ajar. Aku tidak mau melihat wajahmu di sini lagi,pergi sekarang dari rumahku Dan aku tidak menerima bantahan" Maki laki laki paruh baya tersebut.

Gadis kecil tersebut hatinya sangat sesak ketika mendengar perkataan ayah kandungnya sendiri. Ia perlahan mulai mengusap air matanya Yang keluar Dan berusaha berdiri dengan bantuan tembok di sampingnya meskipun badannya sudah lemas akibat terus menerus menangis.

Sedangkan perempuan paruh baya Yang mempunyai anak satu berjenis kelamin perempuan tersebut tersenyum miring. Rencana Yang ia jalankan berjalan mulus seperti Yang ia inginkan sejak dulu. Tidak sia-sia ia melakukannya. Segala cara ia lakukan untuk mendapatkan Yang ia inginkan. Tidak peduli itu merugikan orang lain. Sungguh jahat bukan?

Dasar bodoh!!

"Oke Pa, kalo itu Yang papa mau. Aku akan pergi Dan aku pastikan papa menyesal nantinya" ujar gadis tersebut lalu keluar dari rumahnya.

Ia meninggalkan rumahnya dengan perasaan Yang campur aduk. Ia tidak mau pergi dari rumah itu, karena telah memiliki banyak kenangan bersama ibunya. Tetapi keadaanlah Yang tidak memperbolehkannya. Sesekali ia terjatuh keatas lantai karena Yang tidak terlalu memperhatikan jalan.

Miris sekali hidupku ini, aku ingin sekali ikut bundaku pergi. Meninggalkan dunia Yang kejam ini_batin gadis tersebut.


***

Jangan menyerah atas Cinta. Ada seseorang diluar sana yang bertanya-tanya seperti apa rasanya menjadi milikmu. Tak akan bisa diulang waktu yang telah berlalu. Biarkan ia menghilang dan bersiaplah untuk sesuatu yang baru.

***

RANGEL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang