Chapter 17

3.9K 430 59
                                    

Makasih buat yg sabar 😊

Krn RL gak isa d prediksi jd ya gitu WP apalagi 🤣

Ada yang masih suka sama book yang lama terbengkalai ini ?



Happy reading..











Suara pintu terbuka tanpa permisi terdengar, menjadikan sosok yang sedari tadi berkutat dengan pekerjaannya berakhir mengalihkan atensi. Ditatapnya sosok adik kesayangannya kini terduduk pada sofa panjang berlapis beludru hitam pada sudut ruangannya, anggap saja ini adalah studionya yang hampir tidak dijamah si adiknya kecuali jika dirinya sedang butuh.

Yoongi mendengus, kemudian beralih duduk disamping adik angkatnya tersebut, meninggalkan tumpukan kertas not-not balok lagu yang ia susun diatas grand piano besar berwarna hitamnya yang tergeletak di tengah ruangan.

Ya, pekerjaannya adalah seorang pianis handal dan ia bersyukur orang tua angkatnya bahkan tidak mempermasalahkan hobi dan pekerjaannya tersebut.

"Ada apa ?" Yoongi bertanya setelah sunyi menyelubungi.

Menjadikan Taehyung menatap sendu kearah kakaknya tersebut, dan dengan gerakan perlahan dirinya menyamankan diri sekedar membaringkan tubuh dan menempatkan kepalanya diatas pangkuan sang kakak bermarga Min yang meski secara hukum telah berganti sebagai Kim.

"Aku patah hati hyung."

Ujarnya sembari memejam kelopak.

Dan hembusan nafas pelan terdengar setelahnya dari si kakak.

"Kau kenapa lagi dengan Jungkook ?"

"Dia sepertinya belum mencintaiku dengan benar hyung."

Menjadikan Yoongi mengerutkan kening, berusaha paham akan segala ucap sang adik yang masih setia memejam.

"Apa maksudmu mencintaimu dengan benar ?" Ulangnya lagi.

Taehyung mengangguk mengiyakan kemudian membuka kelopak sekedar menunjukan kesedihannya lagi.

"Dia bahkan tidak bisa menjawab, aku juga mencintaimu Kim, begitu. Dia hanya diam saja hyung, apalagi sudah dua kali dia bertemu dengan mantannya. Aku takut Jungkook goyah, padahal kan dia sedang hamil anakku." Jelasnya manja.

Ya, hanya pada sosok kakaknya ini lah Taehyung yang dewasa seakan lenyap dengan segala rengekannya.

"Taehyung, seharusnya kau sudah tau bagaimana Jungkook itu." Yoongi kini balas menatap adiknya tersebut sembari tanpa sadar jemarinya memainkan surai sang adik.

"Jungkook itu bukan tipe orang yang bisa mengungkapkan rasa, apalagi dengan umurnya yang sekarang. Menurutmu apa dia masih pantas bersikap bocah sepertimu begitu ?"

"Aku justru senang sekali kalau dia bisa bermanja-manja denganku hyung." Dengusnya tak terima.

"Dasar bocah !! Kalau kau begini bisa jadi Jungkook lelah dengan sikap bocahmu begini, tau ?"

"Loh, itu tidak boleh !!" Sungutnya berapi-api, menjadikan Yoongi menggeplak kepala adiknya main-main karena gemas setengah mati.

Iya gemas, gemas ingin mencekik sebenarnya. Karena demi apapun, Kim Taehyung yang sumpek begini pikirannya selalu jadi kekanakan dan itu merepotkannya karena harus menjelaskan pelan-pelan padanya.

Pada akhirnya Yoongi hanya bisa menghela nafas sembari menggeleng pelan.

"Kau kan dari awal yang mengejar-ngejar Jungkook, si kepala manajer keuangan kepercayaan appa yang kau puja tanpa lelah. Lalu, hanya karena mantannya tiba-tiba muncul kau jadi goyah begini ?"

Purple Line (TAEKOOK)Where stories live. Discover now