Chapter 3

8.6K 835 35
                                    

Happy reading..

Lagi sakit, tp bosen jadinya up book ini 😂






















Jungkook sempat membeku saat kedua netranya lagi-lagi bersibobrok dengan si hazel tajam yang kini duduk melipat kaki diatas sofa salah satu ruang besar Direktur Utama tempatnya bekerja. Ruang kerja Tuan Kim Daehyun yang tak lain ayah kandung dari si bocah priyayi yang akhir-akhir ini mengganggu harinya.

"Tuan Jeon." Suara Daehyun seketika mengalihkan tatapan Jungkook dan menatap serius kearah atasannya tersebut.

"Ya Tuan Kim, ada yang bisa saya bantu ?" Jungkook sedikit membungkuk sebagai formalitas menyapa atasannya tersebut.

"Silahkan duduk dulu." Daehyung  mempersilahkan, membiarkan Jungkook mendudukan dirinya tepat di samping sofa si bocah Kim.

"Aku butuh bantuanmu Jung, tapi ini diluar pekerkerjaanmu. Apa boleh ?" Daehyun menegakkan punggungnya, menatap Jungkook setelah melirik sekilas kearah anak tunggalnya tersebut.

"N-ne ?"

"Aku membutuhkan bantuanmu untuk mengajari Taehyung mengenai perusahaan, karena dalam waktu dekat dia harus mulai bekerja disini."

"Tapi Tuan Kim, bagaimana mungkin saya yang mengajarkan anak anda, saya rasa saya kurang pantas karena saya hanya kepala manager keuangan disini." Jungkook menjawab pelan namun tegas.

Tanpa sadar sosok yang duduk disampingnya tersenyum dengan raut kagum yang tak pernah luntur saat memandang dirinya secara terang-terangan di depan ayahnya.

"Tapi itu permintaan bocah ini__" Daehyun mengendikkan dagu menunjuk si bocah Kim yang masih saja memandang si cantik Jeon.

"__ dan dia mengancamku tidak akan mau mengurus perusahaan jika bukan kau yang mengajarinya. Dan aku pun sangat yakin dengan kemampuanmu Jung, kau salah satu karyawan andalanku disini."

Jungkook melirik sekilas kearah Taehyung yang sialnya sedang memamerkan senyum perseginya yang entah mengapa malah membuat si pria Jeon mendengus pelan.

"Dia bahkan tidak tau malu didepan ayahnya sendiri." Batin Jungkook kesal.

"Jadi__ kuharap kau tidak keberatan."

Jungkook menatap sebentar ke arah Daehyun, kemudian mengehembus nafas pelan kemudian mengangguk.

"Baik Tuan, saya akan berusaha semampu saya." Jawaban Jungkook seketika membuat si pemuda Kim semakin melebarkan senyum. Menatap sang ayah dengan gerakan bibirnya yang mengatakan terima kasih kemudian berkedip jahil.

Sedangkan Daehyun terlampau tau, anaknya itu punya maksud lain dengan Jungkook, dia tidak buta dengan segala perilaku anaknya yang dengan terang-terangan ia tunjukan didepannya.

"Apakah hari ini bisa dimulai ?" Taehyung pun bersuara dengan binar mata yang terlampau bahagia.

"Tapi masih ada laporan yang harus saya kerjakan." Jungkook menjawab acuh, masih enggan menatap Taehyung.

"Kau bisa serahkan semua tugasmu pada bawahanmu Jung, kau hanya perlu memeriksanya nanti. Jadi aku harap untuk lebih fokus kepada Taehyung dulu."

Jungkook sempat terperangah, bagaimana mungkin dia harus menomorsatukan si bocah keparat ini dibanding dengan laporan-laporannya ? Jika bukan karena permintaan Tuan Kim, Jungkook sungguh tidak ingin melakukan semua itu. Apalagi dia harus menerima kenyataan bahwa hari-hari berikutnya harus ia relakan dengan mengajari seorang Kim Taehyung.


















Purple Line (TAEKOOK)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora