Chapter 32: Penjemput

Start from the beginning
                                    

"Yakin ingin menghancurkan sekte kami?" Chang Lian mengangkat kedua tangannya, mengeluarkan asap hitam yang segera mengelilinginya, membuat tubuhnya mengambang di udara. "Kalian tidak akan bisa menghancurkan sekte kami. Kalianlah yang akan hancur! Dengan pasukan yang sangat sedikit ini, kalian akan mati dalam sekejap. Hahaha! Serang mereka!"

Tiba-tiba, muncul banyak orang dari lantai satu dan lantai lainnya. Dengan serempak, mereka mengeluarkan panah dan segera meluncurkan anak panah ke bawah. Li Feng yang memiliki penglihatan paling bagus dengan cepat bergerak memutar, menggambar lingkaran dengan ujung pedangnya di lantai, membuat badai angin yang berhasil menahan hujan anak panah itu kemudian mengembalikannya pada para pemanah. Beberapa orang berhasil terkena panah sendiri tepat ke jantung dan mati di tempat. Sebagian dari mereka bahkan terjatuh ke lantai dasar.

Li Feng tersenyum, "Kalian tidak pernah mendengar tentang Sekte Zhulong Li? Jangan pernah meragukan kami."

Li Huan menyimpan pedangnya sambil menatap Chang Lian dengan tajam. Kini, suasana hatinya benar-benar buruk. Tanpa sadar, ia telah mengeluarkan aura berbahaya yang mendominasi. Muncul percikan api di sudut matanya. Ketika ia melirik Chang Lian, laki-laki itu dibuat gemetar setelah menyaksikan kilatan cahaya yang berada di mata Li Huan. Cahaya di bola mata itu begitu indah dan menyala-nyala, seperti api yang berkobar.

Para pasukan yang bersama Li Huan sekarang tidak berani menimbulkan bersuara. Mereka sangat tahu bahwa, jika Tuan Li ZhangXun sudah marah, tidak akan ada yang bisa menghentikannya.

Li Huan merentangkan sebelah tangan kemudian berkata dengan suara dingin, "Musnahlah."

Semburan api keluar dari tangan Li Huan, mengenai tubuh Chang Lian. Laki-laki itu menjerit dan segera membuat pelindung berbentuk kubah untuk melindungi tubuhnya. Api yang keluar itu tanpa henti, bagaikan naga yang telah menyemburkan napas mematikannya. Api itu sangat panas, membuat semua orang berkeringat termasuk orang-orang yang berada di lantai atas. Chang Lian yang masih bersembunyi di dalam kubah itu mulai kepanasan. Sekarang, dia bingung haruskah keluar dari kubah ini atau tidak.

Li Feng terkekeh sambil menyeka keringatnya, "Sayang sekali Tuan Muda tidak menyaksikan ini. Dia harus melihat betapa kerennya suaminya saat ini."

***

Chang Zi berlari dengan tergesa-gesa ke ruang penjara bawah tanah. Ketika tiba pada suatu pintu jeruji besi, Chang Zi buru-buru mengeluarkan kunci dari balik jubahnya, membuka penjara itu dengan tangan gemetar hebat. Chao Xing yang sedang duduk hanya diam memperhatikan raut ketakutan di wajah laki-laki itu.

"Kenapa kau begitu? Apa kau melihat hantu?"

Chang Zi sebal, "Lebih mengerikan dari itu!" kemudian ia menarik rantai yang mengikat kedua tangan Chao Xing, "Berdiri!"

"Akh!" Chao Xing meringis ketika tangannya ditarik dengan paksa.

Chang Zi tidak mempedulikan itu. Ia tetap menarik-narik Chao Xing, memerintahnya agar segera berdiri dan berjalan mengikuti Chang Zi.

Chao Xing hanya diam dan menurut. Pikirannya mulai kacau membayangkan dia akan dibawa ke tempat eksekusi mati di mana ada pisau besar guillotine yang siap memangkas kepalanya, atau ke tiang yang sudah disediakan tali untuk menggantung lehernya, atau tempat di mana ada binatang buas yang siap memakannya, atau ke sebuah ruangan yang dipenuhi oleh alpha yang bernafsu. Pikiran-pikiran itu memenuhi kepalanya selama Chao Xing melangkah di penjara ini. Tapi, pikiran negatifnya segera dilelehkan oleh panasnya api ketika ia keluar dari ruang bawah tanah.

Matanya membelalak ketika menyaksikan kobaran api yang sudah melahap bagian-bagian bangunan hampir di seluruh tempat, bahkan api itu tidak padam saat berada di tanah. Teriakan panik terdengar di mana-mana. Chao Xing bisa melihat beberapa orang berlari berhamburan, berusaha memadamkan api, atau melarikan diri sebisa mungkin.

The Morning StarWhere stories live. Discover now