Chapter 27: Di Kelas

1.5K 214 44
                                    

Chapter 27

Di Kelas

*****

"Batu granit yang memiliki energi spiritual bisa digunakan untuk membuat berbagai macam senjata, contohnya seperti--"

Li Huan mengangkat tangan, menyela, "Granit tidak bagus. Bukankah senjata sihir lebih baik terbuat dari besi yang ditempa dengan Api Abadi?"

Li JiuYuan berusaha untuk tersenyum, "Memang. Tapi, Api Abadi sulit didapatkan--"

"Makin langka, makin kuat kekuatan yang diberikan."

"Tidak cocok untuk pemula."

"Kalau ada yang lebih profesional, kenapa tidak meminta bantuan saja pada mereka?"

Para murid dibuat bingung oleh dua pria yang saling sahut-menyahut ini. Tidak ada yang mau kalah, sehingga terjadi perdebatan yang semakin lama semakin sengit. Para murid menoleh ke sana ke sini, menatap pria-pria itu.

Menurut Li Huan, apa yang dijelaskan oleh Li JiuYuan tidak sesuai dengan kenyataan, menganggap semuanya mudah. Sedangkan bagi Li JiuYuan, apa yang diajarkannya ini sudah tepat berdasarkan buku-buku yang dia pelajari. Perdebatan mereka tidak akan selesai jika jam pelajaran berakhir.

"Hari ini sampai di sini dulu. Sampai jumpa besok. Jangan sampai terlambat masuk," kata Li JiuYuan melemparkan senyuman pada para murid meski hatinya kini panas karena ulah sepupunya.

Para murid berdiri dan memberi salam dengan kompak, "Sampai jumpa besok, Shifu."

Ketika para murid mulai membubarkan diri, Chao Xing menatap Li Huan dengan masam. Mendapati tatapan itu, Li Huan berkedip sok polos.

"Ada apa, Xing Xing?" tanyanya.

"Hari ini ada tiga mata pelajaran dan semuanya tidak bisa kuserap gara-gara kau selalu menyela ucapan Shifu!"

Li Huan mengangkat bahu, "Mau bagaimana lagi? Apa yang disampaikannya merupakan kebohongan."

"Bukan kebohongan, hanya pendapat yang berbeda," Chao Xing menyingkirkan pundak Li Huan kemudian melangkah meninggalkan kelas. "Seharusnya kau tidak perlu ikut kelas ini."

"Aku hanya ingin melindungimu, Xing Xing," kata Li Huan, mulai merengek.

"Kau tidak perlu melindungiku di tempat yang paling aman di dunia ini," kata Chao Xing ketus.

Tentu saja ia kesal pada suaminya sendiri. Selama ada Li Huan di kelas tadi, ia tidak bisa berkonsentrasi. Para murid yang lain juga pasti merasa terganggu.

Keesokan harinya, perdebatan di kelas semakin sengit. Entah apa yang dibicarakan Li Huan dan Li JiuYuan, semua murid tidak mengerti.

Dua hari berikutnya, Li Huan masih menyangkal pendapat sepupunya. Li JiuYuan tidak setuju dengan jalan pemikiran Li Huan.

Perdebatan terus berlanjut selama beberapa hari. Hingga pada minggu kedua setelah Chao Xing bersekolah, keributan itu berhenti karena Li Huan tidak masuk hari ini. Ia ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan, membuat Chao Xing akhirnya bernapas lega.

Saat jam istirahat tiba, Chao Xing menghampiri beberapa murid yang duduk santai di tempat mereka sambil bercakap-cakap.

"Tuan-Tuan dan Nona, maafkan aku yang baru memperkenalkan diri," kata Chao Xing memberi salam. "Aku Chao Xing. Senang bisa satu kelas dengan kalian."

Seorang laki-laki manis yang memiliki perut paling besar membalas senyumannya, "Wah, si Anak Baru. Akhirnya kita bisa bicara setelah tidak ada suami yang selalu melototimu setiap saat."

The Morning StarWhere stories live. Discover now