Chapter 3: Kediaman Li

3.8K 501 125
                                    

Chapter 3

Kediaman Li

*****

Chao Xing duduk di dalam kereta kuda yang sedang berjalan santai. Pikirannya kosong.

Beberapa saat yang lalu, sebelum dia berangkat, Chao Xing bertemu Hui Fan. Pria itu datang untuk mengantar Chao Xing sampai ke depan gerbang Kota Huanxiang. Yang membuat Chao Xing hampir menangis adalah apa yang diberikan pria itu padanya.

Sebuah gelang giok yang cantik. Gelang sebagai hadiah ucapan selamat atas pertunangannya dan tanda perpisahan.

"Er Ge? Kau baik-baik saja?" suara Chao Qiu terdengar.

Chao Xing yang sedang memperhatikan gelang di pergelangan tangan segera tersadar dari lamunan. Ia melemparkan senyum pada adik bungsunya yang sedang duduk berhadapan dengannya.

"Aku baik-baik saja, A-Qiu," jawab Chao Xing lembut.

Chao Yue yang sambil mengayunkan kipas tiba-tiba berseru kepada kusir, "A-Yang, kapan kita sampai?"

"Sebentar lagi," suara Chao Yang terdengar dari luar. Dialah yang sedang mengendalikan kereta kuda ini.

Chao Qiu mengerutkan bibir, "San Ge* selalu mengucapkan kata yang sama setiap
Dage* bertanya. Sebentar lagi itu kapan? Aku kepanasan. Dage, pinjam kipas. Keringatku sudah bercucuran."

(San Ge = Kakak ketiga.
Dage = Kakak besar/kakak pertama.)

Chao Yue mengibaskan kipas pada adiknya, tapi Chao Qiu protes karena angin yang dihasilkan terlalu kecil. Chao Yue menjadi tersinggung sehingga kedua kakak beradik itu terlibat dalam perdebatan kecil.

Mengabaikan kedua laki-laki ini, Chao Xing menghela napas kemudian membuka tirai kereta kuda dan bersandar di jendela sambil memperhatikan sekitar.

Tatapan malasnya membelalak saat mata Chao Xing menangkap pemandangan yang luar biasa indah di samping kanan kereta kuda. Kereta kuda berjalan di jalan setapak, di tepi danau. Chao Xing tidak bisa mengalihkan perhatian dari danau luas yang terbentang di depan sana. Sinar matahari yang lembut menimpa air di danau, membuatnya menjadi berkilauan. Chao Xing tidak hanya dibuat takjub oleh danau itu, tetapi gunung-gunung luar biasa besar terpapar di sisi danau juga menarik perhatiannya dan perhatian ketiga saudaranya sehingga keempat laki-laki itu menjatuhkan rahang mereka.

"Apakah itu rumahnya?" Chao Qiu menunjuk keluar, pada penampakan beberapa bangunan yang dilindungi tembok gelap tak jauh dari mereka.

Chao Yue dan Chao Xing menatap rumah itu sejenak. Mereka kompak meneguk ludah dan saling bertetapan, lalu berseru, "Woah!"

Chao Yang yakin ketiga saudaranya sudah tidak sabar lagi, jadi dia memacu kecepatan kedua kudanya menuju rumah itu.

Kereta kuda semakin dekat pada rumah, berjalan dan terus berjalan hingga tampaklah sebuah gerbang bercat hitam yang menyambut mereka.

Dua orang laki-laki tampan yang menjaga gerbang mengangkat kepala, bersiap siaga pada siapa yang datang.

Chao Yang segera turun dari kuda, "Kami dari Keluarga Chao mengantar dan mengatur kepindahan Chao Xing."

Chao Xing turun bertepatan saat namanya disebut. Dua penjaga itu memandangnya dan sedikit ragu.

Chao Yang menyerahkan sebuah token Keluarga Chao pada seorang penjaga.

Setelah melihat token itu, seorang penjaga berkata, "Kami sudah menunggu kedatangan kalian. Silakan masuk."

Pintu gerbang segera dibuka oleh dua penjaga itu menggunakan kekuatan spritual. Saat gerbang terbuka, rahang Chao Yue, Chao Xing, dan Chao Qiu jatuh lagi.

The Morning StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang