Chapter 7: Ucapan Terima Kasih

2.5K 434 73
                                    

Chapter 7

Ucapan Terima Kasih

*****

Li Huan bersuara saat tiba di ambang pintu, "Chao Xing, aku masuk."

"Ya," sahut seseorang dari dalam rumah.

Li Huan datang tepat saat Chao Xing sedang sarapan. Ia meletakkan sebuah pedang ke atas meja, membuat alis Chao Xing terangkat.

"Pedang siapa ini?"

Li Huan duduk di hadapan Chao Xing, "Pedang dari ZhangXun. Untuk sementara, dia meminjamkan satu padamu. Setelah hukumanmu berakhir, kita akan ke pandai besi untuk membuat pedang khusus," jelasnya sambil mengambil mangkuk nasi dan beberapa lauk, seolah-olah ini adalah makanannya.

Chao Xing mengabaikan sikap seperti itu. Mungkin bagi beberapa orang, memang tidak sopan tindakan Li Huan yang seenaknya saja masuk dan makan tanpa dipersilakan, tapi bagi Chao Xing, dia menganggapnya biasa saja karena Li Huan adalah temannya. Dengan Li Huan yang seperti ini, justru malah membuat Chao Xing semakin akrab dengannya.

Chao Xing menatap pedang itu. Sarungnya terbuat dari logam hitam yang terdapat ukiran naga emas yang melilitnya. Gagang dari pedang itu sendiri adalah kepala naga yang memiliki mata merah menyala terbuat dari batu delima. Ketika Chao Xing mengangkatnya, pedang itu sedikit berat. Ada bunyi yang bisa membuat gigi ngilu saat pedang itu ditarik keluar.

"Ini... pedang yang bagus. Li ZhangXun tidak perlu meminjamkan pedang sebagus ini," gumam Chao Xing, terpana pada bilah pedang yang mengkilap, memantulkan bayangannya seperti cermin.

"Dia masih banyak pedang yang lebih bagus dari ini," Li Huan mengunyah makanannya sambil memperhatikan Chao Xing yang sedikit menggoyangkan pergelangan tangan saat menggenggam pedang.

"Aku harus berterima kasih padanya," Chao Xing meletakkan pedang itu kembali ke tempatnya kemudian melanjutkan makan.

"Omong-omong," Li Huan menelan nasinya, "kudengar semalam kau pingsan. Lagi?"

"Oh... Iya. Aku pingsan," jawab Chao Xing pelan. Jujur saja, dia malu mengakui kalau dia pingsan karena bertemu Li ZhangXun.

"Kau baik-baik saja? Aku bisa meminta tabib untuk memeriksamu."

"Tidak perlu. Aku baik-baik saja. Aku sehat," Chao Xing menggigit bibir, diam sejenak.

Li Huan berpikir sebentar kemudian berkata sambil menatap Chao Xing dengan mata sayu dan senyum menyebalkan, "Jangan bilang kau pingsan karena ketakutan pada Li ZhangXun?"

Chao Xing terkesiap, wajahnya memerah. Li Huan yang yakin dugaannya adalah benar, langsung terbahak.

"Kupikir... kau tidak takut pada ZhangXun lagi karena kau sudah berani melawannya!" Li Huan memukul meja makan.

Chao Xing merengut, "Tidak lucu, Li Huan!"

"Tentu saja lucu. Lucu! Hahahaha! Chao Xing, kau memang menggemaskan!"

Chao Xing semakin marah. Ia menjulurkan kaki di bawah meja, hampir membuatnya terbaring di lantai hanya karena ingin menyentak kaki Li Huan. "Cukup! Kau tidak kuizinkan makan di sini kalau terus mengejekku!"

The Morning StarTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon