8 - // Dia Lagi Dia Lagi //

636 58 3
                                    


" Bapak.." Ucap Salma lirih saat akhirnya kepalanya mendongak kearah wajah sang dosen. Mulutnya sedikit terbuka, matanya berhenti berkedip sementara.

" Hush." Rara menyenggol lengan kanan Salma.
" Bapak bapak. Dia bukan bapak lo."

" Gausah bengong. Kita semua juga tau kalo dia ganteng." Bisik Rara pada Salma.

" Selamat pagi. Perkenalkan saya Radito Rama Wirayudha. Mulai hari ini saya yang menggantikan Pak Emran."

Salma masih tidak percaya, kini di hadapannya berdiri seorang Radito Rama Wirayudha. Lagi. Dan masih dengan ekspresi datar nya. Dasar Radito.

Padahal mahasiswa yang berada di kelas sudah pasti ekspresi wajahnya kegirangan akan diajar dosen setampan dia.

" Saya seorang legal konsultan dan legal advisor di beberapa perusahaan." Terangnya lagi.

Kini dikelas terdengar suara decak kagum. Wah wah dan wah.

Mereka akan diajar oleh seorang legal konsultan perusahaan. Tampan dan terkenal. Kurang apalagi?

" Ada yang ingin ditanyakan?"

Sontak mahasiswi mulai menunjukkan senyum mesem nya. Tentu ingin mengenal lebih jauh Radito.

" Usia bapak berapa?" Dengan polosnya salah seorang mahasiswi pojok kanan bertanya.

" 26 tahun."

" Bapak katanya kandidat doktoral ya?"
Pertanyaan lagi. Se detail itu mereka tau informasi tentang Radito.

" Betul, saya masih kandidat doktoral di salah satu universitas."

" Udah nikah pak?"

Ish. Berani sekali yang bertanya.

" Saya belum menikah."

" Calon gue ini mah bener. Masih lajang kan nungguin gue." Rara kembali berbisik mengusik Salma tanpa mengalihkan pandangan nya 1 cm pun dari Radito.

" Kelas ini berapa jumlah mahasiswa nya?" Tanya nya sambil duduk di kursi meja dosen.

" Hanya 24 pak."

Radito mengangguk, lalu ia mengeluarkan notebook nya.

" Sebelum saya absen, siapa disini yang biasa menghubungi dosen?"

" Salma pak." Satu kelas hampir berteriak.

Sudah kuduga.

Satu kelas serempak menjawab nama Salma.

Radito mengerutkan keningnya, mungkin ia sedang berpikir apa Salma yang menjadi mahasiswa nya adalah orang yang sama yang menjadi moderator?

" Yang mana?"

" Saya pak." Salma mengangkat tangan kanan nya. Akhirnya.

Kedua kelopak mata mereka bertemu, saling berpandangan. Persis saat pertama bertemu di depan toilet luxury hotel ketika seminar kemarin.

" Bagus. Kamu saya tunjuk jadi PJ mata kuliah saya." Ucapnya tanpa basa-basi.

Lagi dan lagi. Selalu seperti ini. Serba dadakan. Kemaren nyuruh jadi moderator sekarang jadi PJ matkul nya.

Salma menghela nafas nya, lalu menyenggol lengan Rara. " Gue udah bosen berurusan sama dosen, Ra. Kenapa kalian tadi jawab gue?" Ucapnya memelas.

" Yaela sal harusnya semangat 45 dong. Dosen nya cakep begini."

" Kenapa bisik-bisik? Keberatan?" Pertanyaan sang dosen membuat Salma dan Rara tersadar dari bisik-bisiknya.

" Siap ngga pak." Jawab Salma seraya tersenyum. Senyum terpaksa maksudnya.

Workholic LecturerOnde histórias criam vida. Descubra agora