18 - // Pertanda Tuhan kah? //

725 69 19
                                    

15 menit menuju pembukaan seminar, Salma dan Radito sudah memasuki area ballroom lantai 3. Ratusan peserta terlihat memenuhi seisi ruangan. Mereka lalu duduk di kursi tamu undangan paling depan, dekat podium, tentu saja duduknya akan berdekatan.

" Pak." Bisik Salma mencondongkan tubuhnya lebih dekat kearah Radito.

" Hmm." Begitupun Radito, ia ikut menurunkan kepala nya agar sejajar dengan tubuh Salma. Suasana sudah cukup riuh, sehingga untuk berbicara jelas harus lebih mendekat lagi.

" Bapak hari ini ngga ngajar dong?" Tanya Salma.

" Menurut kamu?" Jawabnya datar.

Salma menahan tawa, " Berarti saya ngga jadi izin ya pak? Kan bapak nya juga ngga masuk." Seulas senyuman terlihat dibibir Salma.

" Tetap izin."

" Lah kan bapak nya juga ngga masuk?!" Salma merasa tidak terima.

" Suruh siapa minta izin duluan."

" Ih ngga adil dong pak kalo -----

" Maaf Pak, Bu, nanti Pak Radito duduk disebelah kanan, Bu Salma disebelah kiri." Ucap seseorang menghampiri, membuat ucapan Salma menggantung.

" Baik." Sahut Radito.

" Kamu udah siap?" Tanya Radito melirik kearah Salma, kali tatapannya sedikit dalam.

" Siap apa pak?"

" Saya lamar." Jawab Radito datar dengan masih menatap wajah Salma.

DEG!

Anjir gue mau ngisi seminar malah lomba lari gini!

" Ih saya serius loh pak." Salma berusaha mengontrol keadaan agar tetap tenang dan tidak terlihat grogi.

" Saya juga serius."

Alamak!

" Bapak sumpah ngga lucu becanda nya." Salma -pura pura- protes.

Bapak sumpah saya deg-degan!

" Lain kali kalo ditanya orang harus fokus." Tegurnya seraya memasukan handphone ke dalam saku celananya.

" Yaudah pak iya saya minta maaf."

Tahan sal kalem! Lo udah cantik begini masa badmood.

Sesi satu dimulai. Setelah diperkenalkan melalui CV oleh moderator, Salma langsung menancap gas memaparkan materi. Ia begitu lincah berjalan ke arah kiri, kanan, sambil membawa laser pointer di tangannya. Tak lupa ulasan senyuman selalu terpasang di bibirnya.

Sementara Radito, memperhatikan Salma dari arah belakang, dari podium. Tak terasa, dengan refleks nya seulas senyuman terlihat juga di bibir Radito.

Momen langka! Sebelumnya ia tidak pernah memperhatikan partner speaker nya sefokus ini, apalagi dengan memasang ulasan senyuman.

Come on Radito!

Tak terasa, sesi salma sudah berakhir. Ia segera kembali ke tempat duduk, tepatnya disamping Radito.

" Minum dulu, daritadi bicara terus." Ucap Radito saat Salma duduk disampingnya.

" Iya pak, ini saya mau." Salma menuangkan air mineral di gelas nya.

" Untuk pertanyaan bisa ditampung dulu, sekarang kita berlanjut untuk sesi guest speakers kita, Pak Radito. Silahkan waktu dan tempat kami persilahkan pak." Ucap MC.

" Terimakasih."

Tidak butuh waktu lama, Radito pun lalu memaparkan materi nya. Ia begitu tegas dan lugas dengan suara khas nya yang berat, membuat suasana begitu fokus dan sedikit tegang. Ditambah memang pembawaan Radito selalu seperti itu.

Workholic LecturerWhere stories live. Discover now