2.

1.2K 86 5
                                    


Happy reading!

Jangan lupa vomentnya, ya! Biar semakin semangat remake cerita ini!

🌈

Mungkin, permainan dunia akan dimulai. Menurut Pelangi Aulia Hartigan.

Gadis cantik dengan rambut diikat satu itu berjalan beriringan dengan sang Papa, menuju ruang kepala sekolah SMA Trisakti.

SMA yang menjadi favorit hampir keseluruhan pelajar di Ibukota ini.

Pelangi mulai risih menjadi pusat perhatian sepasang mata yang berada di pinggiran koridor gedung ini.

Lihatlah, ia berasa berjalan di karpet merah.

"Murid baru ya?" Bahkan sapaan salah satu dari mereka tak Pelangi hiraukan. Karena ia cukup dingin saat ini.

"Hidih! Sombong banget sih!"

Pelangi masih dapat mendengar cibiran mereka

"Sayang, ayo masuk," ujar Awan setibanya di depan pintu ruang kepala sekolah.

"Pa, Pelangi ke kamar mandi sebentar ya?"

"Oh iya udah. Kamu cepetan ya. Papa tunggu di dalam." Pelangi mengangguk, lalu bergegas menuju toilet yang berada di sebelah ruangan guru.

Sudah cukup menetralkan dirinya, Pelangi keluar dari toilet lalu tak sengaja netranya menangkap dua sosok lawan jenis yang berada di lorong, tepat di depan toilet ini.

Ia melihat mereka yang saling berhadapan lalu jaraknya semakin terkikis, membuat mereka terlihat sangat intim.

"Sebelum gue pergi jauh, ninggalin Pelangi kesayangan ini.... Gue mau...."

Pelangi menangis.

"Milikin Lo."

Persis seperti kejadian tahun yang lalu.

Pelangi mulai dingin, kembang kempis, tatkala pria itu memiringkan kepalanya hingga membuat si cewek memejamkan matanya.

"ARGH!" ia berteriak lalu bergegas pergi.

Kedua orang tersebut sontak menjauhkan tubuhnya.

"Urusan kita belum selesai, bitch!" Cowok itu bergegas pergi dengan amarah yang masih terbakar pada cewek itu.

"Dasar bajingan!" Umpat si cewek yang tak dihiraukan oleh pria brengsek itu.

🌈

Kejadian tadi, semakin membuat Pelangi panik sendiri. Bahkan pikirannya sudah terbang kemana-mana.

Bagaimana kalau semua cowok seperti itu?

Bagaimana kalau masalalu itu terjadi lagi?

"Sayang! Kamu kenapa dingin begini sih?" Tanya Awan saat mereka keluar dari ruang kepala sekolah.

Awan heran sendiri dengan tangan putrinya yang sangat dingin bahkan berkeringat.

"Kamu enggak punya paru-paru basah kan?"

Pelangi hanya menggeleng dengan kepala yang menunduk. Tolong..... Ia ingin segera keluar dari tempat ini.

"Enggak, Pa. Ayo pulang," rengeknya pada Awan.

Sebelum menjawab, langkah mereka dihadang oleh anak kembar, yang tak lain Andrean dan Andrian.

"Pagi Om!" Sapa keduanya pemuda yang berwajah sebelas dua belas dengan semringah.

Awan tersenyum lebar. "Wah akhirnya ketemu kalian berdua. Ayo, ada yang mau Om bicarakan."

"Ayo Om! Duduk di kursi ini aja." Andrean yang dipanggil Rean itu menggiring Awan dan Pelangi untuk duduk di pinggiran kursi koridor.

Virginity [END✓]Where stories live. Discover now