7

549 48 4
                                    


“Kadang, kita jangan terlalu menilai orang yang enggak-enggak dulu, sebelum kita tau latar belakang kehidupannya.”

.
.
.

Happy reading! Enjoy this chapter and hope it fine! Vomentnya ya!

🌈

🌈

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

.
.
.
.

🌈

Perempuan dengan rambut sebahu itu segera mendekati Pelangi yang semakin memeluk lutut ketakutan.

"Hey? Lo gakpapa kan? Sori udah buat lo kaget tadi. Ayo gue bantu berdiri." Cewek yang belum Pelangi kenali itu membantunya berdiri lalu menuju sebuah gazebo di dekat sana.

Cewek itu berlari menuju mobilnya lalu kembali dengan membawa kotak obat. "Astaga! Lo self-injury?" Pekik cewek itu saat menyingkap lengan jaket Pelangi dan melihat betapa banyaknya bekas sayatan luka di tangan Pelangi.

Merasa ada yang mengetahui kebiasaannya, Pelangi menepis tangan cewek itu. "Ma-makasih. Gue mau pulang."

Cewek itu mengangguk paham. "Oke gue gak nanyain hal itu lagi," ujarnya lalu menyodorkan tangannya. "Sebelumnya kenalin. Nama gue Laura, anak SMA Perwira. Kelas sebelas. Lo anak Trisakti kan?" Pelangi hanya mengangguk.

Sebelum Pelangi mengeluarkan suara, cewek yang bernama Laura itu mendahuluinya.

"Gue dulu juga sering kayak lo. Self-injury."

Pelangi langsung menatap Laura dengan kerutan di dahinya.

Laura tersenyum. "Gue punya masalalu yang sulit~ banget buat gue lupain. Sejak saat itu, masa depan gue hancur banget! Bahkan gue udah gak ada niatan lagi buat hidup."

"Terus?"

"Tapi gue tiba-tiba dapat pencerahan hidup dari suatu hal. Kalau kehidupan kita hancur, gak seharusnya kan diri kita juga ikut hancur?" Laura berkata sambil mengobati luka Pelangi.

Pelangi bisu. Kalimat Laura terlalu menusuk hatinya.

Laura menepuk pundak Pelangi,"kalau lo belum siap cerita, gakpapa. Tapi jangan ragu buat temenan sama gue. Gue tau, lo gak sedingin ini," ujarnya.

"Lo hebat." Hanya itu yang bisa Pelangi ucapkan, membuat Laura terkekeh kecil.

"Serius lo sekaku ini? Wah, butuh direhabilitasi ya."

Pelangi tersenyum kecil, "bisa aja lo."

"Nih nomer gue. Lo harus save, dan nanti chat gue. Gue harus ngelatih lo biar gak sekaku ini. Biar betah calon cowok lo," ujar Laura lalu menyerahkan secarik kertas pada Pelangi.

"Udah sore. Pulang yuk."

"Gue pulang sendiri."

"Lo yakin?" Pelangi meneguk ludahnya, kejadian tadi masih membuatnya tidak tenang.

Virginity [END✓]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα