16

401 32 2
                                    

“Pelangi pacarnya Gafar!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Pelangi pacarnya Gafar!”

.
.
.

JANGAN LUPA VOMENTNYA KUY!

SELAMAT MEMBACA CHAPTER BARU!

🌈

Aga langsung berdiri dari duduknya saat melihat putranya hendak keluar. "Gaf. Mau kemana?" Tanyanya. Ia ingin segera meluruskan masalah ini.

"Keluar," jawab Gafar berjalan terus tanpa melihat papanya.

"Papa lagi ngomong! Jangan kurang ajar jadi anak!" Hardik Aga tak kuasa dengan sikap putranya.

Gafar memejamkan matanya, menarik nafasnya dalam-dalam lalu melanjutkan langkahnya. Tak peduli dengan panggilan papanya yang.... Perlahan murka.

Maafin Gafar, Pa. Gafar cuma sakit sama pernyataan Papa tadi.

Gafar mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, menerobos lalu-lalang kendaraan Jakarta di malam ini. Pandangannya seketika berubah menjadi kelabu, mengingat ucapan papanya.

Menikah lagi...

Menikah lagi...

Tanpa sadar, ia sudah tiba di sebuah taman yang tak jauh dari rumah Pelangi. Ternyata, di sana sudah ada Pelangi yang duduk berdua bersama..... Ghani?!

Gafar memukul motornya, "kok ada bocil sih?! Gimana mau kencan kalau gini?!"

"BANG GAFAR!!!!" teriak anak itu saat Gafar berjalan mendekati tempat Pelangi duduk.

Dengan terpaksa, dan juga menjaga reputasi calon suami di depan Pelangi, Gafar menarik dua sudut bibirnya, menunjukkan senyum termanisnya yang sesungguhnya sangat kesal. Bocil sialan.

"Hai jagoan! Abang kira udah tidur," kata Gafar seraya duduk di sebelah Pelangi.

"Abang! Ghani mau duduk di tengah-tengah! Geser dong!"

Gafar mengumpat dalam hatinya. Berbeda dengan Pelangi yang tanpa sadar tersenyum lebar.

Lebar sekali. Gafar yang baru melihat pemandangan langka itu terpana. Senyum Pelangi.... Sungguh menenangkan.

"Cantik bangetttt astagaaaa.....," Gumamnya terdengar oleh Ghani. Sontak anak itu memukul wajahnya.

"GHANI ITU GANTENG, BUKAN CANTIK ABANG KAMPRET!" Teriak Ghani tidak terima.

Gafar meringis. Betapa panasnya pukulan tangan mungil itu di wajahnya."Astaga! Bukan lo bocil! Tapi kakak lo!"

Pelangi semakin tertawa. Lucu bangettttt. "Udah, udah. Sini Ghani duduk di tengah. Gak usah ribut lagi. Kasian itu pipinya Bang Gafar merah. Kayak badut," katanya terkekeh kecil, membawa Ghani duduk di tengah-tengah mereka.

Virginity [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang