8

531 44 0
                                    


🌈

"Ma. Pelangi berangkat," pamitnya pada Lesta yang tengah merapikan baju adiknya.

"Ow, Sama Gafar kan? Soalnya dia udah nungguin kamu dari tadi. Sempet ngobrol sama Papa juga." Pelangi mengernyit sesaat mendengar ucapan sang Mama.

"Gafar?"

Lesta mengangguk, "samperin gih, dia udah lama nungguin kamu dari tadi pagi."

Pelangi berdecak lalu segera keluar rumah. Di sana, ia mendapati Gafar yang duduk di motornya sambil menyisir rambut.

"Hai Pelangi!" Sapa Gafar penuh semangat pagi.

"Ngapain?" Tanya Pelangi ketus.

"Jemput jodoh lah!"

"Gue gak mau!"

"Kalau gue mau, gimana?"

Pelangi berdecak, lalu ia mengambil air botol di tasnya dan langsung menyiram tubuh Gafar. "Kalau enggak ya enggak!" Setelah itu Pelangi melengos pergi memilih diantar oleh supir.

Gafar melotot tidak percaya. "Wah sialan. Anak Papa Aga kenak siram. Gak bisa dibiarin nih!" Sungguh, kalau bukan Pelangi, mungkin dirinya sudah sangat emosi diperlakukan seperti itu. Sabar.... Pdkt harus ada rintangannya.

Sepertinya dirinya harus kembali ke rumah untuk mengganti seragam basahnya. Tapi.....

"Alamat telat! Dari dulu niat buat gak telat, selalu ada hambatannya." Gafar geleng-geleng, "emang ya, gue ditakdirkan jadi anak bandel yang selalu telat."

🌈

Kan, benar.

Gafar hanya menyengir lebar pada Pak Parjo yang hari ini tengah piket menghukum siswa yang terlambat.

Jangan bilang, Gafar jodohnya Pak Parjo.

"Amit-amit jabang bayi dinosaurus! Hiiii," gumamnya bergidik ngeri, tidak dapat membayangkan hal menyeramkan itu.

"Gafar! Kenapa kamu?" Tanya Pak Parjo yang memergokinya.

"Iya pak? Oh itu... Lagi keinget mimpi buruk semalem Pak!" Jawabnya ngasal, lalu ia memelaskan wajahnya. "Pak, nego ya buat hari ini. Plisssss."

"Enak aja! Tidak ada nego-nego sampai nanti. Namanya telat ya telat!"

Gafar berdecak, "bapak seriusan gak mau punya sempak keluaran terbaru?" Rayunya lagi, berharap berhasil.

Pak Parjo langsung melotot, "kamu itu kenapa sampai bahas sempak segala?! Ngaco kamu!" Ia semakin ngegas dengan sikap siswanya yang satu ini.

"Tapi pak-

"Ayo! Semuanya ke lapangan, dan hormat sampai mata pelajaran pertama selesai," titah Pak Parto tak bisa diganggu gugat.

Gafar sudah merapalkan doa yang baik-baik dalam hatinya untuk Pak Parjo.

Sedari tadi, Gafar tidak bisa diam, hal itu membuat Pak Parjo pusing dan marah.

"Gafar! Berdiri yang benar!"

"Gafar....! Tangannya diangkat! Astaghfirullah anak itu..." Dengan kesabaran yang menipis, Pak Harto menghampiri Gafar. "Karena kamu masih tidak bisa diam, kamu sekarang nyanyi sambil hormat! Tidak ada penolakan!"

Gafar melongo, "astagfirullah Pak. Dosa lho mendzolimi seorang siswa kayak saya yang-

"Yang penuh dosa!" Potong Pak Parjo cepat lalu kembali ke tempat duduknya.

"Untung orang tua." Gafar membulatkan matanya saat tak sengaja menangkap sosok Pelangi yang tengah melihatnya dari lantai dua.

Kesempatan!

Virginity [END✓]Where stories live. Discover now