|IMY 43| Belajar Terakhir

215 33 2
                                    

Aku pernah memendam rasa Saat ku gali, rupanya tak seindah awal Mungkin terlalu lama ku pendam, atau dia yang tak menyadari dan tak punya perasaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku pernah memendam rasa
Saat ku gali, rupanya tak seindah awal
Mungkin terlalu lama ku pendam, atau dia yang tak menyadari dan tak punya perasaan.

Ketika sulit untuk mengungkapkan, maka hal yang paling pertama kita lakukan adalah dengan memendamnya dalam diam, tanpa suara dan tanpa perasaan. Mungkin diamnya seseorang menimbulkan banyak pertanyaan, tapi ketika orang yang peka dan sadar akan menyadari apa yang sebenarnya kita alami dan kita rasakan. No! Bukan dia yang tak sadar, tapi dia melupakan apa yang terjadi di masa lalu.

Seperti badai yang tiba-tiba datang, seperti hujan yang tak bisa aku perkirakan, seperti itu lah kedatangan Fajar. Tiba-tiba pria itu datang dan tengah duduk di ruang tamunya. Rani memang menyadari, bahwa kedatangan Fajar memang untuk belajar. Rani pun hanya berdiri di lantai atas, dan melihat Fajar yang ada di bawah.

"Fajar naik ke atas! Kita belajar di atas aja," teriak Rani dari lantai atas, membuat Fajar menatapnya dan kemudian berjalan menuju dirinya.

Rani hanya terdiam saat Fajar ada di depannya. Kemudian ia berjalan meninggalkan Fajar yang mengikuti dirinya dari arah belakang.

Fajar berjalan mengikuti Rani. Tepatnya masuk di kamar mewah milik Rani. Ketika matanya menatap ke sekeliling ruangan, ada sesuatu yang membuat ia ingat. Ia rasa, ia pernah kemari sebelumnya. Kamar ini serasa tak asing bagi dirinya. Dari interior bahkan isi dari kamar ini seolah membuat ia ingat akan sesuatu yang pernah ia lupakan. Mata Fajar kemudian tertuju pada sosok gadis yang berdiri di balkon. Ia pun menghampiri Rani, dan berdiri di sampingnya menatap pemandangan yang indah luar biasa.

”Mau apa lo kesini? Kita, kan, udah janji, kalau belajar terakhir di rumah masing-masing," ucap Rani tanpa menoleh pada Fajar.

"Emang gak boleh?" Fajar pun masih mengarahkan posisinya ke arah depan.

Rani tak menjawab. Sejak kejadian di sekolah ia terus menerus memikirkan hal itu. Hal yang tak pernah ia duga. Hal yang banyak menimbulkan sesak di hatinya. Walau dalam ucapan ia berkata tak apa, tapi dalam hati terasa beda.

Diamnya Rani membuat Fajar menoleh ke arah samping, tepat di mana Rani tengah memandang gedung-gedung yang terlihat jelas. Rambut yang terombang ambing membuat tangan Fajar menyingkirkan rambut itu dan menselipkannya di telinga. Fajar pun tersenyum, ketika Rani tersentak dan menatap ke arahnya.

"Jangan diam. Diamnya lo buat gue sakit," tutur Fajar menatap Rani dari arah samping.

Mata Rani terus menatap ke arah Fajar. Retina mata mereka kembali bertemu. Kesirat kerinduan dari dalam diri Rani untuk pria yang ada di sampingnya.

I Missing You (COMPLETED) Where stories live. Discover now