18. kenapa?

246 59 34
                                    

Kyuhyun menyikut lengan Hyukjae, menyuruhnya untuk berhenti tertawa. Semenjak kejadian cie-cie beberapa menit lalu, tawa-tawa kecil terus keluar dari mulut Hyukjae, bahkan saat Bu Risa sudah masuk kelas seperti sekarang.

"Hari ini presentasi, ya?" tanya Bu Risa.

"Presentasi apaan, Bu?" Chanyeol bertanya balik, pura-pura lupa.

"Halah, jangan sok-sokan pikun ya, kamu," balas Bu Risa. Ia kemudian memeluk buku nilainya, berjalan menuju bangku paling belakang yang kosong itu, dan duduk di sana. "Ayo, cepetan kelompok satu maju, biar waktunya cukup."

Kyuhyun berdiri, menatap teman-teman satu kelompoknya. Ia mengikuti Kyla yang sudah maju duluan, karena ia harus membuka file dari flashdisk-nya.

"Siapa yang buka?" bisik Kyuhyun.

"Lo aja, Kyu," balas Michelle, ia mendekati Kyla, membantu cewek itu yang tampaknya agak kesulitan menemukan file powerpoint-nya.

Kyuhyun membersihkan tenggorokannya. Ia sekali lagi menatap teman-teman satu kelompoknya, menunggu sampai mereka semua siap.

"Buka aja dulu, Kyu," ujar Kyla. "Udah nemu file-nya, kok. Tinggal nunggu loading."

Kyuhyun mengangguk. Ia berdehem, menatap teman-teman satu kelas, beserta Bu Risa yang ada di depannya.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," sapa Kyuhyun. "Kami dari kelompok satu akan mempresentasikan tentang Otonomi Daerah, sebelumnya perkenalkan nama saya Kyuhyun Dwi Adhyasta, kemudian teman-teman saya yaitu Kyla Azzahra, Michelle Jane, Luhadi Satria, Muhammad Fahmi."

Kyuhyun sedikit memiringkan badannya, menengok kepada proyektor yang sudah menampilkan slide kedua. "Baik, materi pertama akan disampaikan olehㅡ"

Kyuhyun celingak-celinguk, karena ia lupa siapa yang bertugas menyampaikan materi pertama. Luhadi sedikit maju ke depan, memberi sinyal dengan matanya, bahwa slide itu adalah jatahnya.

"ㅡoleh Luhadi."

Selang sepuluh menit berlalu. Pemaparan materi dari kelompok satu sudah selesai. Tepat waktu, namun itu juga harus pakai gaya baca nge-rap ala Eminem. Kyuhyun bahkan tidak yakin apa materi ini masuk ke otak teman-teman sekelasnya.

Karena, kalau mau jujur, selain materi bagiannya, ia pun tak mengerti materi yang lain.

Kini waktunya sesi tanya jawab. Bu Risa hanya memberi jatah dua pertanyaan untuk setiap kelompok.

"Baik, mungkin untuk mempersingkat waktu, bisa langsung kita buka sesi pertanyaan, untuk dua orang penanya. Apa ada yang mau bertanya?"

Kyuhyun dan teman satu kelompoknya menelan ludah saat melihat sekitar enam orang mengangkat tangannya, secara bersamaan.

"Tadi siapa yang duluan?" bisik Fahmi.

Kyla menggeleng. "Gak tau, gue gak liat."

"Gimana, nih?" tanya Luhadi. "Apa kita suruh ulang aja?"

Kyuhyun menggeleng. "Gak usah, kelamaan. Biar gue pake feeling aja."

Kyuhyun kembali menatap kepada teman-teman sekelasnya. Ia menghela napas sebelum bersuara. "Ya, silakan, Seohyun dan Tiffany."

Michelle membulatkan matanya, menatap Kyuhyun heran. Kyla dan Luhadi juga melakukan hal yang sama. Fahmi menepuk pundak Kyuhyun, kemudian berbisik, "kenapa lo milih mereka?"

Seohyun dan Tiffany termasuk dalam deretan anak-anak yang dihindari saat sesi tanya jawab presentasi, karena pertanyaan mereka sangat berbobot dan kritis, sulit untuk dijawab.

Yellow Daylilies. [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang