17. flashdisk

230 58 40
                                    

Seohyun turun dari motor milik Rangga. Ia berjalan agak menjauh, menunggu cowok itu selesai memarkirkan motornya.

"Yuk?" ajak Rangga. Seohyun kemudian mengikuti langkah Rangga masuk ke area dalam sekolah.

"Sori, ya, jadi harus berangkat lebih cepet," ucap Rangga sambil membenarkan letak tas ransel hitamnya.

"Santai," balas Seohyun, sambil tertawa dan mengibaskan tangannya. "Gue yang numpang motor lo, harusnya kan gue yang ngikutin jadwal lo."

Rangga tertawa. "Kyuhyun juga udah berangkat kan, tadi?"

Seohyun terdiam, kemudian menggeleng. "Pas gue keluar rumah tadi, dia masih siap-siap, sih."

Rangga mengangguk-angguk. "Berkas  buat undangannya ada di dia, soalnya."

Seohyun menatap Rangga. "Loh, iya? Tau gitu tadi nitip ke gue aja."

Rangga menepuk dahinya. "Bener juga! Kenapa gak kepikiran, ya?"

"Si Kyuhyun juga gak bilang apa-apa, lagi," timpal Seohyun. Ia kemudian berhenti di depan kelasnya. "Gue masuk dulu, ya."

Rangga mengangguk, kemudian melambaikan tangannya. "Selamat belajar."

Seohyun terkekeh. "Selamat belajar juga."

Gadis itu memasuki ruangan kelas 11 MIPA 4 yang masih sepi. Hanya ada satu tas ransel tergeletak, dan Seohyun bisa tahu bahwa itu milik Irene, karena cuma Irene yang punya tas warna cokelat aesthetic seperti itu.

Mungkin perempuan itu sedang pergi ke kantin, atau mengunjungi kelas temannya. Memang biasanya juga Irene datang paling pertama, namun anak itu tidak pernah ada di kelasㅡ ya siapa juga yang mau berdiam diri di kelas kosong. Kata Irene, dia kalau pergi sekolah bareng dengan ayahnya, jadi sampai sekolah lebih pagi dari pada yang lain.

Ngomong-ngomong, Seohyun juga terpaksa berangkat pagi hari ini, karena Rangga ada rapat sebentar sebelum masuk kelas. Mungkin bukan rapat karena yang berpartisipasi cuma Rangga, Kyuhyun, Amanda, Taufik, dan Ivan ㅡalias para mantan formatur ketua OSIS. Seohyun juga tidak begitu mengerti apa yang mereka rapatkan, kata Rangga sih tadi tentang undangan, namun undangan apa juga Seohyun tidak dengar karena suara Rangga kalah oleh suara angin saat di motor.

Seohyun mendudukkan dirinya di bangkunya. Ia menelungkupkan kepala di atas meja, berusaha tidur.

Saat ia terbangun, kelas sudah agak ramai. Mungkin sudah ada sepuluh anak yang datang, termasuk Sooyoung, yang sedang sarapan roti kukus, tampaknya baru dibelinya di kantin. Seohyun melirik tempat duduk Kyuhyun, anak itu sepertinya belum sampai karena tas ranselnya belum ada. Atau dia langsung ke mabes setelah memarkirkan motor?

"Seo," panggil Sooyoung, agak tidak jelas karena mulutnya penuh roti kukus rasa stroberi. "Udah siap buat presentasi?"

Seohyun mengangguk. "Udah belajar, sih. Hari ini semua kelompok maju, ya?"

Sooyoung mengangguk. "Makanya cuma boleh dua pertanyaan per kelompok."

Seohyun mengambil tas yang ia letakkan di lantai, mengaduknya, berusaha mengambil tempat pensil. Ia membuka tempat pensil itu, mengutak-atiknya, dan jantungnya mulai berdegup kencang saat tidak menemukan benda yang dicarinya.

Seohyun menelan ludah. Ia mengeluarkan seluruh isi tempat pensilnya, masih mencari benda itu di antara tumpukan pulpen-pulpen. Karena tidak menemukannya, ia mengambil lagi tas ranselnya, memangkunya, dan mencari benda itu di setiap sudut tas.

"Lo nyari apaan?" tanya Sooyoung heran.

Seohyun menatap Sooyoung dengan air muka panik. "Flashdisk gue....yang isinya PPT, kayaknya ketinggalan, deh...."

Yellow Daylilies. [COMPLETED]Where stories live. Discover now