Prolog

1.3K 79 47
                                    

[Yellow Daylilies]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Yellow Daylilies]

Kyuhyun, aktivis sekolah yang hidupnya penuh dengan rapat. Hobinya adalah memanjat pagar sekolah yang sudah dikunci akibat pulang lebih dari jam tujuh malam.

Seohyun, mengerjakan PR pelajaran yang tidak disukai lebih menggiurkan menurutnya, daripada harus ikut rapat ekskul ini, rapat ekskul itu, rapat pengurus OSIS, dan rapat-rapat lainnya.

Kyuhyun Dwi Adhyasta, Adhisty Seo Hyunia. Nama yang mirip, tinggal satu rumah, dan hari ulang tahun yang sama. Mereka terkenal sebagai sepasang kembar fraternal di SMA Pratyasa.

Namun, benarkah?

■■■

Sambil memasang muka memelas, Kyuhyun menatap intens gadis di depannya. "Ayo, lah. Lo gak mau menuhin permintaan adek kembar lo ini?"

Seohyun tertawa kecil, menyilangkan lengannya. "Kita bahkan bukan saudara kandung."

●●●

[Prolog]

Tahun 2021.

Pria berumur 22 tahun itu menghela napas berat, kembali menyandarkan dirinya pada teralis besi. Sedetik kemudian ia mengusap wajahnya kasar, dan mengacak rambutnya frustasi.

"Kyuhyun?"

Ia merapikan kembali rambutnya begitu mendengar ada yang memanggilnya. Kyuhyun menoleh ke arah asal suara tersebut, dan tersenyum tipis, menganggukkan kepalanya.

"Ayo! Lo gak ke bawah?" tanya Hyukjae.

"Kalian makan duluan aja," balas Kyuhyun.

Hyukjae menggeleng. "Gak bisa. Seohyun daritadi nanyain lo terus. Dia juga baru ngebolehin kita makan kalo lo udah ada di bawah."

Kyuhyun mengalihkan pandangannya dari Hyukjae, kemudian menghela napas dalam. Ia berusaha menenangkan pikirannya, dan setelah berhasil walau cuma sedikit, Kyuhyun melangkahkan kakinya ke arah Hyukjae berdiri.

Hyukjae memukul-mukul bahu Kyuhyun, kemudian merangkul sahabatnya itu.

"She misses you so much," ucap Hyukjae. "Just like how you miss her."

Kyuhyun tertawa canggung. "Tau dari mana?"

"Kenapa dia harus nunggu lo ke bawah sampe segininya?"

Kyuhyun menyejajarkan langkahnya dengan Hyukjae, menuruni tangga. "Itu karena dia kangen sama saudara kembarnya."

"Gak cuma itu. Gue yakin," kata Hyukjae.

Kyuhyun menghentikan langkahnya, membuat Hyukjae terpaksa berhenti juga. Kyuhyun menelan ludah, dan menggigit bibir, memperhatikan pintu di depannya, yang terbuka sedikit, menampakkan secercah cahaya.

Bila ia melewati pintu ini, maka akan langsung sampai di ruang makan. Itu artinya dirinya akan bertemu Seohyun beberapa detik lagi. Kyuhyun menggeleng pelan, ia masih belum siap.

"Ayo, Kyu," ujar Hyukjae, menarik paksa lengan Kyuhyun. "Masalah kalian gak akan selesai kalo ngehindar terus."

Kyuhyun pasrah mengikuti tarikan Hyukjae, dan dengan kepala menunduk, mengikuti sahabatnya itu masuk ke ruang makan.

Kyuhyun masih setengah menunduk saat suara Sooyoung memenuhi ruang makan, menyambut dirinya yang akhirnya tiba. Ia sungguh tidak berani untuk mendongakkan kepalanya, Kyuhyun benar-benar takut untuk bertemu pandang dengan gadis itu. Seohyun sudah seperti trauma baginya.

"Karena Kyuhyun udah di sini, kita boleh makan, dong?" tanya Sooyoung, kemudian menoleh ke arah Seohyun. "Iya gak, Seohyun?"

Gadis yang berdiri di sebelah Sooyoung itu masih mematung, matanya tidak berhenti memandang Kyuhyun yang daritadi terus menunduk. Ia sayup-sayup mengangguk, kemudian melambaikan tangannya. "Iya. Silakan makan."

Sooyoung sontak melangkahkan kakinya menuju meja makan, begitu juga dengan Hyukjae yang meninggalkan Kyuhyun sendirian, berdiri di sana. Melihat Hyukjae yang kabur, Kyuhyun buru-buru berlari, menuju meja makan juga, masih dalam keadaan menunduk.

Kyuhyun menelan ludah, dan menghentikan langkahnya begitu melihat sepasang kaki mendekatinya. Ia sangat tahu pemilik kaki tersebut, yang di dekat kelingkingnya ada bekas luka bakar akibat petasanㅡ alias dia lah yang menyebabkan bekas luka itu ada. Kyuhyun terdiam, menunggu pemilik kaki itu agar semakin dekat padanya. Benar kata Hyukjae, masalahnya dan Seohyun tidak akan pernah selesai bila dirinya terus menerus menghindar. Lagi pula, mau kabur kemana lagi ia, saat Seohyun kini jelas-jelas tinggal satu meter di depannya?

Kyuhyun mendengus kasar saat ia sepintas dapat melihat langkah kaki Hyukjae dan Sooyoung yang mengendap-endap kabur ke ruangan lain, meninggalkan dirinya di sini hanya berdua dengan Seohyun.

"Kyuhyun." Cowok itu menggigit bibirnya lebih keras saat mendengar suara lembut Seohyun memanggilnya. Bahkan, jantungnya rasanya ingin mencelos saat mendengar kata-kata Seohyun selanjutnya, "Kyuhyun Dwi Adhyasta."

Akhirnya dengan mengepalkan tangan dan mata tertutup, Kyuhyun mendongakkan kepalanya. Ia pelan-pelan membuka matanya, dan tertegun saat menyadari bahwa Seohyun benar-benar ada di depannya.

Wajah cantik itu tidak berubahㅡ yah, sebenarnya berubah jadi lebih cantik, tapi selebihnya tetap seperti dulu, sama dengan saat empat tahun lalu mereka berpisah. Kalau mau berkata jujur, Kyuhyun sebenarnya sangat ingin memeluk wanita di depannya ini, namun tubuhnya terasa kaku, tidak bisa bergerak, bahkan untuk bernapas pun sulit.

Seohyun tertawa kecil. "Aku manggil kamu lho, tadi."

Kyuhyun mengerjap-ngerjapkan matanya, entah terpana karena kecantikan gadis itu yang semakin memancar karena tertawa, atau karena Seohyun sudah mengatakan lebih dari tiga kata kepadanya. Ia berdehem, kemudian dengan sekuat tenaga, berusaha tersenyum. "Kenapa, Bocil?"

"Panggil namaku yang bener," tutur Seohyun.

"Seohyun," sambung Kyuhyun, meremas tangannya karena gugup. "Kenapa manggil-manggil?"

Seohyun kembali tertawa. "Apa kabar?"

●●●

Halo, aku kembali😂

Yellow Daylilies. [COMPLETED]Where stories live. Discover now