16. balkon

253 56 60
                                    

Kyuhyun mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia memandang sekitar. Banyak kasur, dan anak-anak kecil masih tidur. Apakah ini kamar? Tapi, kamar siapa?

Ia turun dari kasur tingkat itu, pelan-pelan supaya tidak membangunkan anak-anak ini. Kenapa juga dia bisa satu kamar dengan anak-anak, ya?

Cowok itu terkejut bukan main saat melihat pantulan dirinya di kaca. Itu bukan dirinya! Eh, tunggu. Mungkin itu memang dirinya, tapi belasan tahun lalu. Ia kembali menjadi anak-anak? Apa mungkin ini sebabnya ia diletakkan di ruangan ini?

Kyuhyun berjalan ke luar ruangan. Ia melihat seorang perempuan yang tampak beberapa tahun lebih tua darinya, duduk membelakanginya. Penasaran, Kyuhyun menghampiri perempuan itu.

"Kyuhyun, udah bangun?" sapa cewek itu, sambil tersenyum. Tunggu....Kyuhyun kenal wajah ini. Teh Ita?

Iya, itu pasti Teh Ita, dengan versi yang lebih muda. Teh Ita kembali menjadi remaja.

"Teteh udah siapin udang buat kamu. Kamu suka banget udang, kan?" tanya Ita lagi. Ita menggenggam tangan Kyuhyun, mengajaknya ke suatu tempat.

Kyuhyun mengikuti langkah Ita, ketika tangan yang satunya tiba-tiba terasa ditarik. Kyuhyun berhenti, membuat Ita ikut berhenti juga, bertanya-tanya apa yang terjadi.

Seorang lelaki menariknya menjauhi Ita. Lelaki itu lebih besar daripada Kyuhyun dan Ita, sehingga Ita tidak mampu lagi menahan genggamannya di tangan Kyuhyun. Kyuhyun berusaha sekuat tenaga melawan lelaki itu, namun tentu tidak berhasil.

Kyuhyun memanggil-manggil nama Ita. Ita terus mengejar Kyuhyun, pipinya bercucuran air mata. Dalam sepersekian detik, Kyuhyun sudah masuk ke sebuah ruangan gelap, bersama laki-laki tadi. Ita hilang dari pandangannya.

Kyuhyun terbangun dari tidurnya, napasnya tersengal-sengal. Apa dia barusan bermimpi? Kyuhyun menoleh ke arah cermin di lemarinya, dan menghela napas lega saat menyadari bahwa wajahnya masih sama seperti sedia kala.

Ia mengernyitkan dahi saat teringat mimpi barusan. Kenapa ada Ita? Padahal, semalam ia tidak habis telponan dengan Ita. Atau jangan-jangan, ada masalah dengan Ita sampai kakaknya Seohyun itu masuk ke mimpinya.

Kyuhyun melirik jam dinding, kemudian bangkit untuk sholat dan mandi. Sebelum itu, ia mengambil ponselnya, mengirim pesan kepada Ita, bertanya apakah ia baik-baik saja di Singapura.

Setelah selesai sholat dan mandi, Kyuhyun berlari kecil menuju ruang makan. Seperti biasa, Seohyun sudah duduk manis di sana, bersama Papa dan Mama, menikmati sarapan duluan.

"Morning, Kyu," sapa Hadi.

"Morning, Pa, Ma, Seo," balas Kyuhyun, mengambil nasi uduknya. Mama pasti tidak masak sarapan hari ini, karena nasi uduk ini jelas-jelas dibeli dari ibu-ibu yang jual di depan kompleks.

"Kyu, nanti malem kamu gak ada apa-apa, kan? Papa mau ngajak pergi. Seohyun bisa ikut, tuh," tanya Hadi.

Kyuhyun terdiam sebentar, berusaha mengingat-ingat bagaimana jadwalnya sepulang sekolah nanti. "Hmm, kalo lebih dari jam enam, sih, aku bisa, Pa."

Hadi mengangguk. "Oke, jam tujuh berangkatnya."

"Yakin?" tanya Seohyun kepada Kyuhyun, dengan nada ragu.

Kyuhyun mengangguk. "Guㅡ aku gak ada apa-apa, kok."

"Oh, okay."

"Mama juga ikut?" tanya Kyuhyun, dan Trias mengangguk. Ia kembali menatap Hadi, "emang kita mau kemana?"

"Ada acara makan malam dari kantornya Papa. Katanya, kalau bisa, suruh bawa keluarga," ungkap Hadi. "Kayak bonding gitu, deh."

"Oalah," balas Kyuhyun, kembali mengunyah kerupuk.

Yellow Daylilies. [COMPLETED]Where stories live. Discover now