☘️ Tiga Belas ☘️

Mulai dari awal
                                    

Felly mengangguk paham, "Tapi, aku gak enak sama Via."

"Kenapa harus gak enak?" Vendo bingung dengan perkataan Felly, memangnya kenapa gadis itu tidak enak dengan Via?

"Gimana kalau dia pikir aku ngambil Kak Vendo dari dia?"

Vendo terkekeh pelan, "Gak mungkin lah, gue tau betul Via, dia itu orangnya baik, mana mungkin dia berpikiran seperti itu."

"Permisi, ini pesanannya." Seorang waiters kembali, ia membawa makanan serta minuman pesanan Vendo dan Felly.

"Makasih," ucap Felly ramah.

"Sama-sama."

"Memangnya Kak Vendo gak suka sama Via?"

"Suka lah, kalau gue gak suka sama dia, ngapain gue temanan sama dia dari kecil."

Kalau dipikir-pikir, benar juga sih kata Vendo.

Felly menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Maksud aku suka dalam artian cinta gitu, apa Kak Vendo gak ada rasa sama Via?"

"Fel..." Vendo menggenggam kedua tangan Felly, kedua matanya menatap kedua mata Felly, "Gue udah anggap Via itu seperti adik gue sendiri, dari dulu gue pengen banget punya adik cewek, tapi gak dikasih-kasih, makanya Via itu udah seperti adik gue sendiri. Lagian mana mungkin gue suka sama Via lebih dari sahabat, kan gue lagi suka sama seseorang."

"Se-seseorang?" bingung Felly.

Vendo mengangguk pelan, "Iya seseorang, dan lo tau seseorang yang gue maksud itu siapa?"

"Siapa?"

"Lo."

Sontak Felly melepaskan kedua tangannya yang digenggam oleh Vendo, "Jangan ngaco deh Kak, kita kan baru kenal, Kakak belum tau betul siapa aku, dan aku juga belum tau betul siapa Kakak."

"Oke, kita kenalan—" Vendo mengulurkan tangan kanannya, "Kenalin, gue Alvendo Devian Adinata, cowok tertampan di Zevard High School," ucap Vendo dengan pedenya.

Memang benar adanya, Vendo termasuk deretan siswa tampan di Zevard High School. Banyak kaum hawa yang memuja ketampanannya, apalagi Vendo yang sangat murah senyum kepada semua orang, kaum hawa semakin terpukau dengan ketampanannya.

Felly tertawa pelan, ia membalas uluran tangan Vendo, "Aku Fel—"

"Felly kan? Calon pacar Mas Vendo?"

"Kak Vendo ih!"

"Hahaha sans, jangan serius-serius amat, kalau mau serius gak papa juga sih. Oh iya, nama lengkapnya siapa? Ntar gue susah dong ijab kabulnya kalau gak tau nama lengkap lo, kalau perlu nama bokap lo sekalian deh."

"Isss!" Felly mendengus kesal, Vendo selalu saja menggodanya.

"Jangan ngambek dong, siapa nama lengkapnya?"

"Fellya Clairine P."

"P? Apaan tuh?"

"Tebak sendiri."

"Mana gue tau," sahut Vendo.

"Patricia."

Vendo membulatkan mulutnya membentuk huruf 'O'.

"Cantik ya."

Felly menaikkan sebelah alisnya, "Namanya?"

"Orangnya."

"Cantikan mana, Felly atau Via?"

Vendo terdiam, kenapa ia harus diberikan pilihan seperti ini. Ia tidak bisa memilih diantara keduanya, karena keduanya memang sama-sama cantik.

"Dua-duanya cantik kok."

"Harus pilih satu."

"Gue gak bisa milih kalau pilihannya itu lo sama Via, karena keduanya sama-sama cantik dan spesial di mata gue."

Felly tersenyum kecil, "Oh gitu."

"Iya. Eh Fel, lo sendiri gimana? Punya pacar? Atau pdktan gitu?" tanya Vendo.

"Gak ada Kak."

"Baguslah, peluang gue buat dapatin lo berarti besar."

"Kak Vendo!"

"Iya sayang?"

"Kak, Kakak suka sama aku?"

Tanpa ragu, Vendo mengangguk, "Iya, boleh kan?"

"Boleh sih, tapi Via gimana? Aku makin gak enak sama dia."

"Gak papa Fel, dia pasti ngerti kok kalau gue lagi suka sama seseorang."

"Kalau dia suka sama Kak Vendo gimana?"

Vendo berpikir sejenak.

Via menyukainya?

Ia rasa tidak mungkin.

"Gue sama Via cuman sahabatan, Fel. Mana mungkin dia punya rasa sama gue, toh kalau ada, dia pasti ngomong sama gue, dia kan anaknya polos banget, apa-apa cerita."

Felly mengangguk pelan, "Iya sih."

"Makan dulu gih, ntar lanjut lagi ngobrolnya."

"Oke."
























Part ini cuman scene Vendo sama Felly wkwk
Gimana kalian? Jangan panas yaaa😂

-Vote Comment-

Vendo for Via Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang