ILY - 15

1K 179 108
                                    

Cuy itu si patrick di pojok bawah sebelah kiri di pencet dulu yaa. Jangan lupa loh wkwk.

Okede langsung aja ini dia. Selamat menikmati^^

*
*
*

"Makanannya gak enak ya, Sun?"

Tubuh Sunmi tersentak ketika suara Rose mengudara. Tentu saja hal tersebut diikuti dengan tatapan Mingyu dan Jimin kepadanya. Sunmi pun tersenyum kikuk lalu menggeleng pelan.

"Enggak kok, mbak. Ini enak."

"Terus kenapa gak dimakan makanannya? Atau kamu mau pesen yang lain aja?"

Baru saja Sunmi ingin buka suara, suara Mingyu terlebih dahulu mencuri start.

"Maaf ya, mbak. Si Sunmi agak kampungan makanya gak bisa motong steak. Sini piso nya. Jangan keliatan banget miskin nya."

Bukannya memberikan pisau miliknya, Sunmi justru menodong pisau tersebut tepat di leher Mingyu seraya melotot kepadanya.

"Sekali lagi lo ngebacot, leher lo yang gue potong disini."

"Iya! Iya! Galak amat lo pusing gue."

Sunmi kembali duduk di tempatnya lalu memotong sirloin miliknya sementara Rose tertawa lantaran merasa lucu melihat interaksi kedua orang ini.

"Ini pacar kamu, Sun?"

"Hahaha lucu banget si mbak. Masa iya sama pacaran sama titisan setan kayak gini."

"Emak lo kayaknya hobi ngemilin oli mulu ya makanya mulut lo licin gitu."

Selanjutnya mereka mulai berbaur, walau Sunmi masih merasa sedikit canggung. Rose menyambut dirinya dengan sangat baik dan Sunmi bingung harus menanggapi seperti apa. Untung saja ada Mingyu disini sehingga suasana tak terasa berat. Ya, walaupun akibatnya Sunmi harus rela menjadi bahan candaan oleh pria itu.

Sementara Jimin, ia hanya diam sedari tadi. Ia tak bersuara sama sekali dan hal tersebut mengundang rasa penasaran Sunmi. Meski demikian Sunmi berusaha untuk tak mempedulikan nya. Biar saja, batinnya.

Namun usaha tak peduli tersebut tak berlangsung lama karena kini Jimin terus menatapnya. Bahkan Sunmi menghitung sudah sepuluh kali Jimin menatapnya degan durasi masing-masing lima detik. Tatapan tersebut juga tidaklah main-main, tajam dan mendominasi, membuat dirinya merasa kecil seketika.

Setelah selesai makan, Sunmi merasa senang karena harus mengakhiri semua ini. Namun rasa senang tersebut langsung pupus ketika Rose mengajaknya untuk bermain di timezone. Gadis itu pun tak punya pilihan lain lantaran sebelum menjawab, dirinya sudah diseret duluan oleh Rose dengan semangat.

"Kita main apa ya enaknya?" tanya rose dengan segepok koin yang ada di dalam kantung kain miliknya. Sunmi pun menatap sekeliling lalu tatapannya memaku di arcade basket di ujung sana. Rose pun mengikuti arah tatapan Sunmi. Seakan ia mengerti maksud gadis itu, Rose langsung menarik tangan Sunmi menuju kesana.

"Kamu mau main basket? Kuy lah."

Sunmi pun berusaha menyejajarkan langkahnya. Tak lupa Jimin dan Mingyu mengikuti dari belakang. Sunmi dan Rose memutuskan untuk duel. Sesekali mereka tertawa dan memekik panik lantaran hampir kehabisan waktu sementara skor mereka seri.

"Yeay!"

Sunmi memekik senang ketika ia menang. Di saat-saat akhir, gadis itu berhasil unggul dua angka dari Rose. Ia mengangkat kedua tangannya kesenangan. Ini dia tawa pertama Sunmi bersama Rose. Diam-diam Rose mengulas senyum ketika mendapati wajah cerah gadis itu memungut kartu yang cukup panjang.

Mr. CounselorWhere stories live. Discover now