🍂Bagian 27🍂

3.2K 248 10
                                    

Tepukan dibahu Alres menyadarkannya dari mimpi buruk yang menghantui dirinya, mimpi dimana sang sahabat meninggalkannya.

Wajahnya memerah dengan keringat yang bercucuran dari pelipisnya. Alres mendongak menatap seorang yang menepuk bahunya, Deon.

“Audy udah sadar,” ucap Deon kemudian pergi meninggalkan Alres. Deon melngkahkan kakinya menuju ruangan VIV, yaitu ruangan Kayla.

Alres melangkahkan kakinya terlebih dahulu ke arah kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar terlihat lebih fresh dari sebelumnya.

Alres mengusap wajahnya dengan kedua tangannya kemudian memutar knop pintu dan mendapati Audy yang sedang menatap kosong kearah jendela. “Assalamualaikum, ada orang?” ucap Alres dengan sedikit bercanda untuk menghilangkan rasa kosong Audy.

Audy menoleh kearah pintu dan mendapati kekasihnya yang tengah tersenyum padanya. Luka Audy telah tertutupi oleh perban, yang dilengan, maupun yang dipelipisnya serta pipinya.

Rambut pendek yang tampak dipotong tak beraturan itu bergoyang terkena sapuan angin yang masuk dari jendela.

“Waalaikum salam, gak ada orang,” jawab Audy dengan tersenyum geli melihat wajah Alres.

“Lah, tadi yang jawab siapa?” tanya Alres melangkahkan kakinya ke brankar Audy.

“Hantu.”
“Tapi kok cantik?”
“Karna hantunya dulu itu bidadari,” jawab Audy. Alres yang gemas pun mencolek hidung Audy.

“Udah gimana keadaannya? Masih ada yang sakit?” tanya Alres dengan mengechek kondisi Audy mulai dari lengan, kaki dan pelipis.

“Gak ada kok, tangan kamu, Astaga.” ucap Audy yang menyadari telapak tangan Alres yang terlihat sayatan yang lumayan panjang dan darah yang mengering.

“Gapapa kok, nanti juga sembuh sendiri.” Alres tampak santai dengan lukanya bahkan dia meremaskan tangananya tanpa ada terlihat raut kesakitan dari wajah cowok itu, malah membuat Audy yang tampak kesakitan.

“Jangan dibiasain, takutnya nanti bisa infeksi,” peringat Audy saat Alres yang membunyikan telapak tangannya. Audy menoleh kearah lemari kecil yang berada disamping kasurnya dan membuka lacinya, ia tersenyum mendapati benda yang tengah dicarinya, Kotak P3K.

Alres menatap wajah Audy dan tersenyum simpul melihatnya. “Sini tangan kamu,” kesal Audy dengan menyodorkan satu tangannya dan menarik-narik ujung jarinya, Alres hanya mengangkat alisnya.

“Gak usah,” ucal Alres dengan lembut. Audy menghelah nafasnya.

”Sifat keras kepala kamu masih lengket aja ya.” Alres terkekeh dan memberikan tangan yang terluka pada Audy yang langsung diterima oleh Audy.

Audy tampak telaten mengoleskan Alkohol di telapak tangan Alres untuk membersihkan luka cowk itu sedangkan Alres hanya memandangnya dan mendengar coletahan gadis itu.

“Al, aku jelek ya,” guman Audy pelan dengan menyentuh pipinya yang terdapat perbanan disana.

Alres menyentuh lengan Audy. “Kamu akan selalu terlihat cantik dimata aku Dy.”

“Tapi ini-.”
“Gapapa sayang, aku bukan kayak cowok diluaran sana yang suka mandang fisik kok. Kamu akan selalu jadi bidadarinya Alres,” ucap Alres dengan senyum tulusnya yang membuat pipi Audy memerah karena blushing.

AYAH, AKU ANAKMU (TERSEDIA DI SHOPEE) Where stories live. Discover now