🍂Bagian 25🍂

3.8K 287 13
                                    

HAPPY READING...
ADA YANG KANGEN AUDY GAK, YUHUU....

OH YA GUYS AKU BAWA KABAR GEMBIRA NIH:)

AUDY VERSI CETAK BAKAL HADIR 🎉🎉

NOVEL AYAH AKU ANAKMU BAKAL OPEN PO LHO..

KATANYA BESOK UDAH OPEN PO DONG HURRAY 🎉 12 NOVEMBER. ADA BANYAK KEJUTAN DONG PASTINYA DI VERSI CETAKNYA...

KEJUTAN MENUNGGU KALIAN😇😋

UNTUK INFO SELANJUTNYA, AKU BAKAL INFOIN LAGI YA:) ATAU KALIAN BISA CHEK IG PENERBITNYA, @exito_publisher atau IG AKU, @marisyahputri34

SEE YOU GUYS....
💚

🐼🐼🐼

Krashh...

Sebuah pisau yang menyayat wajahnya hingga mengeluarkan cairan merah. Audy merasakan pedih yang amat dalam di wajahnya. Tidak sampai disitu, sebuah sayatan kembali didapatinya di tangannya. Sedangkan sipelaku hanya tersenyum bangga menatap sayatan yang diperbuatnya.

Jesika nampak terkejut dengan apa yang dilakukan orang tersebut kepada Audy.

“D-Desi, lo...” Jesika tidak dapat melanjutkan ucapannya karena tidak menyangka dengan yang dilakukan Desi kepada Audy.

“Ini menyenangkan Jesi,” ucapnya dengan senyumannya menatap pisau yang meneteskan darah segar milik Audy.

🍁🍁🍁
Dendam yang belum terbalaskan.

Disebuah bangunan bergaya klasik, segerombolan remaja laki-laki sedang bercanda gurau. Bangunan itu merupakan markas Marvelous yang berada tak juh dari sekolah Fernandes High School.

Disebelah bangunan itu terdapat warung yang menjadi tempat tongkrongan mereka. Sang pemimpin Marvelous, saat ini sedang bercanda dengan keempat temannya, bukan hanya ada mereka saja tapi masih banyak lagi orang disana.

Alres Renanda Fardiaz, selaku ketua tampak gelisah. Raganya berada diantara mereka namun pikirannya hanya pada pujaan hatinya. Satu nama yang mengisi pikiran Alres saat ini, Audy Natalia Carla.

Entah sudah berapa kali ia mengechek handphonenya hanya untuk menunggu kabar dari Audy dan ini sudah pukul 04.00 sore, jam pulang juga telah lama berbunyi.

Alres memutuskan untuk mendial nomor Audy, namun hanya ada suara oprator lah yang menjawabnya hingga beberapa panggilan. Pikirannya saat ini sangat cemas dan itu hanya karena Audy, Audy yang mampu membuatnya khawatir seperti ini.

“Dy, kamu kemana sih? Aku khawatir,” batinnya dengan perasaan aneh yang membuat dirinya seakan takut dan sangat cemas.

Takut terjadi apa-apa pada Audy. Erlan menepuk bahunya, membuatnya menoleh kearah Erlan. “Kenapa?” tanya Erlan dengan setengah berbisik yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik kerisauan yang terpampang jelas diwajah Alres yang hanya Erlan yang menyadari hal itu.

“Audy,” ucap Alres yang langsung dapat ditangkap oleh Erlan.

“Nomor dia gak aktif, gue coba telpon tapi cuma oprator edan yang jawab.”

“Coba chek rumahnya ataupun tanya Elie, manatau dia ada disana,” saran Erlan yang langsung diangguki oeh Alres. Alres segera mengambil kunci motornya dan bergegas kerumah Audy.

“Kalo ada apa-apa, kabarin gue,” Peringat Erlan yang dibalas dengan anggukan oleh Alres.

Motor hitam merah itu melaju dengan kecepatan rata-rata. Pikurannya berkecamuk hingga tak sengaja ia beberapa kali hampir manabrak orang yang berlalu lalang dijalan raya.

AYAH, AKU ANAKMU (TERSEDIA DI SHOPEE) Where stories live. Discover now