🍂Bagian 7🍂

4.5K 376 6
                                    

Ini hidup lo, lo yang jalaninnya bukan mereka, Mereka iri sama lo makanya mereka ngehina lo. Stop mikirin ucapan sampah dari mereka

Audy telah selesai rapi dengan memakai seragamnya itu kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur dan tak lupa senyum cerah diwajahnya.

Sesampainya didapur Audy mengambil beberapa lembar roti yang diolesi selai strowbery dan menyimpannya kedalam kotak bekalnya. Dengan ramah dirinya menyapa Art kelurganya itu.

Kemudian melangkahkan kakinya menuju meja makan yang terdapat keluarga harmonis yang tentunya, tanpanya.

“Yah, Ma Audy pamit sekolah ya,” Ucap Audy kemudian menyalimi Farah yang kini mau tak mau memberikan tangannya, karena adanya Yendry disana.

Audy mendekati tempat Ayahnya, ia sendiri tidak yakin akan dibalas oleh ayahnya. Audy mengulurkan tangannya, Jesika yang melihat itu tersenyum sinis ketika beradu pandang dengan Audy.

Audy masih setia menunggu uluran tangan ayahnya, Audy akhirnyapun ingin menarik tangannya kembali namun sebuah tangan kekar telah menjabat tangannya. Audypun melihat itu tersenyum dengan rasa senang yang bergejolak dihatinya. Audypun dengan segera mencium punggung tangan ayahnya. Farah dan Jesika yang melihat itu menggeram kesal sedangkan Deon hanya diam tak ambil peduli.

Setelah mencium punggung tangan ayahnya kemudian ia  bergegas untu melangkahkan kakinya ingin kesekolah namun sebuah suara berat memberhentikan langkahnya.

“Uang mu telah saya transfer, kamu harus berhemat, sadar diri kamu bukan siapa-siapa saya.” ucap Yendry, ayahnya dengan tegas dan menusuk namun tetap diangguki oleh Audy.

Audy berjalan dengan langkah riang dan senyuman yang selalu terpantri diwajahnya, namun tiba-tiba sebuah motor terhenti disebelahnya. Audy dapat memastikan jika orang yang diatas motor itu adalah seorang cowok yang wajahnya ditutupi oleh helm Fullface.

Cowok tersebutpun membuka helm yang menutupi wajahnya dan tersenyum manis kepada Audy yang ternyata adalah Alres, orang yang telah menghiburnya semalam.

“Selamat pagi Audy,” sapa Alres dengan memperlihatkan gigi putihnya.

“Pagi juga Alres, aku kira tadi siapa hehe,” ucap Audy dengan cengengesan membuat Alres semakin gemas melihatnya.

“Masa lo lupa sama cowok ganteng kek gue,” ucap Alres dengan bangga menepuk dadanya beberapa kali.

“Iya kamu emang ganteng kok,” jawab Audy dengan jujur membuat Alres terkejut.

“Eh,” ucap Alres yang seketika gugup dan salting mendengar ucapan jujur Audy.

“Ayok naik,” sambungnya menghilangkan kegugupannya.

“Naik kemana?” tanya Audy bingung.

“Naik kehati aku aja, mau gak?” tanya balik Alres dengan menaik turunkan alisnya dan menunjuk dadanya, tepat arah hatinya yang membuat pipi Audy memerah bagaikan kepiting rebus. Alres yang melihat itu mengacak rambut Audy gemas dan menunjuk jok belakang motornya.

“Naik kesini Audy,” ucap Alres.

“Kan kita mau sekolah,” ucap Audy.

“Iya kita kesekolah, Lo mau telat?” tanya Alres gemas yang tentunya dibalas gelengan oleh Audy.

“Yaudah ayok buruan naik, kita bareng,” Ucap Alres yang diangguki oleh Audy, Audy pun segera naik kejok belakang motor sport milik Alres namun karna terlalu tinggi, Audy tidak bisa menaikinya.

“Aku gak bisa naik Alres, motor kamu terlalu tinggi,” ucapnya dengan merucutkan bibirnya kesal. Alres yang melihat itupun turun dari motornya kemudian membuka jeketnya dan melingkarkannya dipinggang ramping Audy. Ia juga menahan lengan Audy untuk menaiki motornya agar tidak jatuh.

“Makasih Alres,” Ucap Audy dengan senyuman tulus, Alres yang melihat itu dari kaca spionnya menggangguk kaku karna senyuman tulus itu.

“Jago banget buat orang kena serangan jantung,” batin Alres.

Setibanya di parkiran sekolah hampir seluruh penghuni sekolah menatap kearah dua orang yang baru turun dari motor sport hijau hitam itu. Audy meremas roknya karna banyak yang berbisik-bisik mencacinya.

Alres yang menyadari itupun menggenggam tangan Audy dengan erat. Audy menatap lekat tangan mereka yang berkaitan kemudian menatap tepat dimata Alres bergantian.

“Gapapa, Ini hidup lo, lo yang jalaninnya, bukan mereka. Mereka iri sama lo, makanya mereka ngehina lo. Stop mikirin ucapan sampah dari mereka,” ucap Alres dengan tegas dan menatap Audy. Alrespun menarik lembut tangan Audy yang mau tidak mau diikuti olehnya, bisik-bisik pun mulai terdengar lagi oleh mereka berdua.

Ihhh si anak haram kok bisa sama si murit baru ya, mana cakep banget.”
“Astaga, si murit baru udah kena pelet tuh kayaknya.”
“Gak cocok bangetttt.”
“Udah anak haram, gak tau diri lagi.”
“Udah ibunya pelakor truss tuh anaknya juga ikutan gak bener.”
“Bagi tipss peletnya dong.”

Alres yang mendengar itu geram ingin rasanya ia menggorok leher mereka satu persat, mengajarkan sopan satun yang baik dengan caranya sendiri. Namun diurungkan karna tangan gadis yang saat ini menggenggam kuat tangannya.

“Tutup kuping lo, Sekali-kali lo harus tuli sama sesuatu yang ada disekitar lo,” Ucap Alres menutup kedua telinga Audy dengan kedua telapak tangannya menatap manik mata coklat yang memancarkan ketakutan.

“Al, Aku takut. Kenapa mereka selalu jahatin aku? Aku capek begini terus,” ucap Audy dengan gemetar dan lirihnya. Ada rasa putus asa didalamnya membuat gadis itu tampak tidak berdaya sama sekali.

“Sekarang ada gue disini jadi gak usah takut lagi, gue yang bakal jagain elo Dy,” ucap Alres kemudian memeluk tubuh yang bergetar itu, membuat para netizen semakin panas dan lebih gencar menghina Audy.

Alres yang gerampun menatap mereka dengan mata tajam bagaikan elang miliknya. Kuku-kuku tangannya memutih karena menahan emosi, entah mengapa dirinya benci dan marah terhadap sesuatu yang membuat gadisnya, oh gadisnya? Tidak, bahkan dirinya baru mengenalnya. Namun hatinya juga teriris melihat Audy yang menangis.

Murid-muridpun yang seketika berani menghina Audy kini diam karena nyalinya ciut oleh tatapan tajam nan dingin Alres. Seolah-olah tatapan itu dapat membelah tubuh mereka. Merekapun bubar kekelas masing-masing. Alres yang melihat itupun menghelah nafasnya.

“Audy,” teriak seorang gadis dengan nada khwatir tersirat didalamnya, kemudian berlari tergesa-gesa kehadapan Audy, siapa lagi kalau bukan Elie.

Sampai jumpa di part-part selanjutnya jangan lupa ninggalin jejak vote ya guys karna itu gratisss kok hehe dan jangan lupa comment juga:)

AYAH, AKU ANAKMU (TERSEDIA DI SHOPEE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang