bagian 38| Antara rasa dan ikhlas.

3.4K 225 7
                                    

Mungkin semuanya memang tidak bisa di ulang kembali, dan tak ada celah lagi untuk memperbaiki yang telah terjadi. Ini adalah waktu yang tepat menuju proses dan akhirnya berada pada titik membanggakan bernama ikhlas.

***

Setelah mempertimbangkan yang ada, kini mereka sepakat untuk pergi ke pantai lagi, namun mereka ingin membangun tenda dengan jarak yang dekat. Bertujuan agar bisa menjaga satu sama lain.

Perjalanan sudah mereka tempuh, Pantai kute adalah tempat mereka sekarang, bersamaan dengan acara membangun tenda dan mempersiapkan acara bakar bakar nanti malam. Tidak heran jika mereka memilih Pantai sebagai objek tujuan. Selain suasana yang menenangkan pantai juga menyimpan banyak ke indahan yang sayang jika dilewati.

"Gue ke pasar bentar, deket kok" ucap Sena.

"Sendiri Sen? Gue temenin ya" Tanya Keisya.

"Eh jangan, gue mau pergi sama Arsen. Yuk Sen!"

"Lah kok gue?"

Sena tak menjawab dan malah menarik Arsen agar ikut dengannya, ia ingin menghujat Arsen sekarang juga. Pria ini sangat tidak peka dengan keadaan. Dasar jomblo!

"Arsen, lo goblok apa tolol sih? Gak paham suasana banget!"

"Apa sih Sen, gue gak paham"

Sena menghela nafas sebentar "lo mau jadi nyamuk? Lo mau ileran lihat mereka berduaan?"

"Ya mau gimana Sen, gue mah qonaah sama jomblo gue"

"Sok sok an qonaah lu, paling lo nangis di bawah sower. Udah, ayok!"

"Mau beli apa Sen?"

"Lo ikut aja"

"Oke"

***

Ditempat lain, Albar menarik tangan Keisya ke tepi pantai untuk menikmati suasana berdua.

"Lo disana, gue foto" ucap Albar.

"Lo ngajak gue kesini cuma buat foto doang? Dahlah gue balik!" Jawab Keisya kesal dan hendak melangkah, tentu saja, ia sudah berespektasi tinggi bahwa Albar membawanya kesini untuk menyatakan perasaannya, tapi apa?

Albar menahan tangan Keisya, dan menarik Keisya agar duduk bersamanya.
Tak ada percakapan di antara mereka.
Keisya mendengus, ia menoleh ke arah Albar yang hanya diam sembari menatap ke arah depan.

'Apa Albar marah ya karna gue tolak, kok gue jadi merasa bersalah gini?'

"Albar lo kenapa? Lo marah sama gue?" Tanya Keisya.

"Gue bingung Key" jawab Albar masih menatap depan.

Keisya mengernyit heran "bingung kenapa?"

"Caranya nembak cewe gimana?"

Deg...

Apa ini alasan Albar tak menyatakan perasaannya pada Keisya? Apa hati Albar sudah di isi oleh wanita lain? Tentu saja hati Keisya sakit mendengar ini, beribu penantian ia lewati dan ternyata Albar hanya menganggapnya teman, tidak lebih. Rasanya Keisya ingin berlari dan mencari tempat sepi untuk menangis.

"Ga-gampang kok" jawab Keisya gugup, ia bingung memberi respon seperti apa. Ia tak ingin jika rasa cintanya pada Albar terkuak yang akan membuatnya merasa malu, biarlah perasaan ini dipendamnya, sendiri.

Rain And Tears [Proses Revisi]Where stories live. Discover now