bagian 37| Maaf

5.3K 261 5
                                    

Keisya tengah mencari keberadaan sahabatnya, semua tempat sudah ia kelilingi. Kecuali--

"Rooftop"

Keisya segera beranjak berjalan menaiki tangga menuju ke Rooftop guna mencari keberadaan Sena.
Saat tiba, ia melihat tubuh Sena yang membelakanginya, pundaknya pun naik turun pertanda ia sedang menangis tanpa mau satu orang pun yang tahu.

Keisya memegang pundak kiri Sena membuat sang empu menoleh dengan mata sembabnya, air matanya mengalir namun segera di hapus oleh Sena.

"Keluarin aja, gue paham" ucap Keisya memeluk tubuh Sena.

Sena hanya terdiam, tak membalas perkataan Keisya. Ia hanyut dalam tangisan yang kini membasahi baju rapi milik Keisya.

Sena berdiri, melihat ke bawah dimana ada sesuatu yang membuatnya was was. Ia segera turun ke bawah sembari berlari sekuat tenaga.

'Ini bukan waktunya!' Ucap Sena membatin.

Saat sampai di bawah, banyak pasang mata yang melihat perkelahian antara Arga dan Albar. Tak tinggal diam, Sena menghampiri mereka dan mendengar sesuatu yang telah di duganya dari awal.

"Apa maksut lo?" Tanya Arga mencoba tenang.

"Lo masih nanyak?! Lo udah nyakitin hati-"

"Albar!" Panggil Sena menarik tangan Albar dan pergi menjauh.

"Sen, mau sampai kapan? Gue akan-"

Plaak!

Tamparan Sena tak terlalu keras, namun mampu membuat pipi Albar memerah.

"Bar cukup! Ini masalah gue, lo gak perlu ikut campur" ucap Sena terbawa emosi.

Keisya menonton keduanya, bahkan ia ikut meringis saat Albar di tampar oleh Sena.

"Mau sampai kapan lo ngorbanin perasaan lo sendiri, sedangkan selama ini lo selalu nyingkirin parasit di hubungan Arga dan Aurel?!" Bentak Albar, ia sudah sangat kesal. Selama ini ia sabar melihat tingkah bodoh Sena yang bisa menolong orang dalam kegelapan namun dia malah mengorbankan diri pelan pelan.

"Tau apa lo?"

Keisya yang sadar situasi mencoba menenangkan Sena dengan cara mengelus pundak gadis itu.

"Gue tau kronologi kejadian di pantai kayak gimana, gue tau Sen. Fadila suka kan sama Arga? Terus lo gak terima itu, lo gak mau hubungan Aurel dan Arga hancur cuma gara gara Fadila dan saat Fadila ingin mencelakai Aurel lo ikutin dia diam diam. Tapi malah lo yang di salahin, padahal yang ngedorong Aurel itu Fadila! Iyakan?!"

"Munafik!" Lanjutnya.

Sena hanya diam, namun ia masih menatap Albar dengan mata yang berair. Ia hanya memberi tahu Raka secara singkat, lalu dari mana Albar tahu tentang ini semua?

"Jadi--"

Suara serak itu membuat Sena, Keisya dan Albar menoleh ke arah sumber suara. Dimana ada Arga dan Aurel disana.
Sena mulai was was, apa keduanya mendengar semua ini dari awal? Bagaimana jika Aurel dan Arga salah menyangkal dan malah mengira Sena menyukai Arga?

Aurel menghampiri Sena, meninggalkan Arga yang masih terdapat luka lebam di wajahnya.

"Sen, apa benar yang dibilang Albar? Bukan lo yang dorong gue tapi Fadila?" Tanya Aurel mengeluarkan air mata.

Rain And Tears [Proses Revisi]Where stories live. Discover now