24

786 74 24
                                    

Marinette Pov

Sekarang sudah menunjukkan pukul 06.00 GMT malam, atau hampir tengah malam. Kenapa Boboiboy tidak pulang-pulang? Aku sedang menunggunya. Aku sedang menjaga Yaya yang masih belum sadar dari mimpinya, entah indah atau buruk.

Adrien sudah terlebih dulu berpamitan, Nathalie dan penjaga Gorilla menjemputnya. Jadi, hanya aku sendiri diruang rawat. Orangtuaku menelpon menanyakanku karena cemas, lalu aku meminta izin untuk diberikan lagi waktu untuk menemani Yaya hingga Boboiboy tiba. Akhirnya Orangtuaku mengizinkanku.

Sesekali aku mengecek pesan di handphone-ku. Kebanyakan isinya adalah chat dari Orangtuaku dan Alya.

Aku memandang wajah tenang Yaya. Ia bagaikan malaikat kecil. Aku sebenarnya tidak terlalu percaya bahwa Yaya termasuk anggota penyelamat. Karena wajahnya yang manis tidak memperlihatkan ia seperti orang yang ganas bagiku.

Mataku mulai melemas. Aku pun berjalan ke sebuah kasur kecil untuk penunggu pasien. Menidurkan tubuhku untuk beristirahat. Sesekali aku melihat jam di dinding. Pukul. 07.00 GMT, tengah malam.

Boboiboy, kemana kau?


**********

Nomal pov

At Place du Châtelet, 75001 Paris,

Pemuda pengendali elemen Taufan sedang mengamati sebuah rumah mewah dengan terbang mengendarai Hoverboard-nya dan bersembunyi di atap rumah tersebut. Ia sedang mencari makhluk kotak bernama Adu du dan kaki tangannya, Probe. Ia ingin menanyakan kebenaran dari kedua musuh tradisinya tentang kecelakaan Yaya. Satu-satunya bukti adalah tongkat besi yang Taufan yakin itu milik Adu du.

Sebuah mobil berhenti di depan gerbang rumah tersebut, seseorang turun bersama pegawainya yang mengikutinya dari belakang. Taufan mengamati orang tersebut, "A-adrien?!" Gumamnya tak percaya.

"Adrien, Adrien adalah Howkmoth?!" Tanya Taufan pada diri sendiri dengan tak percaya. Taufan mengingat lukisan yang ia lihat sebelumnya di sebuah kantor, sangat mirip dengannya. Selama ini, ia percaya pada orang yang salah.

Seorang Pria berdiri tegak di depan pintu rumah. Rambut putih rapi, berkacamata, kedua tangannya ia lipat dibelakang punggungnya. Matanya tajam melihat anak laki-laki satunya yang sedang berjalan ke arahnya.

"Ayah..."

"Masuk ke kamarmu, Adrien. Kau seharusnya izin terlebih dahulu." Potong Gabriel.

"Ayah, aku hanya ingin menjenguk sahabat temanku yang kecelakaan. Dia teman baruku."

Taufan diam-diam mendekati mereka dan memperjelas penglihatannya juga sesekali mendengar percakapan dari kedua orang tersebut.

"Kau sudah punya teman, Kagami." Ucap tenang Ayahnya.

"Tapi, Ayah... Kagami hanya..."

"Masuk, Adrien! Ayah tidak ingin kau terluka." Nada tenang dan tegas membuat Adrien patuh. Dengan lemas, Adrien berjalan masuk ke pintu rumah.

"Jika kau seperti ini terus, kau tidak akan bisa bertemu lagi dengan teman barumu lagi." Ucapan Gabriel membuat hati Adrien tersayat.

'Jadi aku hanya boleh berteman dengan Kagami?! Ini tidak adil!' Batin Adrien kesal. Ia berlari menuju kamarnya dan menangis. Taufan yang melihat sekilas drama Ayah dan anak menjadi sedih. Ia merasa Adrien bukanlah Howkmoth. Dia anak yang baik. Dia berusaha yang terbaik untuk Ayahnya.

'Place du Châtelet, 75001 Paris, Prancis. Sebuah rumah mewah yang dihuni oleh seorang designer terkenal, Gabriel Agreste.' Suara Yaya terngiang di kepala Taufan.

Mission in Paris [ FIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang