3

1.2K 98 20
                                    

Di lain tempat,

"Marinette! Bangun sayang! Kau akan terlambat sekolah lagi!" Teriak Sabine Cheng, Ibu Marinette dari arah lantai bawah. Marinette yang masih terbawa alam sadarnya hanya menguap, membenarkan posisi dan kembali tidur.

"Marinette! Sudah pukul berapa ini?! Kau terlambat sekolah!" Teriak Tikki, kwaminya di sebelah telinganya.

"A-apa?! Telat!"

Dengan kesadaran seadanya Marinette melompat dari kasurnya dan bersiap-siap berangkat sekolah. Ia tak sempat sarapan, jadi ia mengambil roti croissant di meja makan dan memakannya sambil berlari.

"Sayang, jangan lupa kecupan manis untuk Ibumu~" Ucap Sabine, Ibu Marinette yang melihat anak tunggalnya berlari terbirit-birit. Dengan secepat kilat Marinette mengecup pipi Ibundanya, "Aku sayang Ibu." Dan kembali berlari. Untung saja sekolahnya dekat, hanya menyebrang jalan dari rumahnya.

"Astaga!" Batin Marinette panik. Ia pun sampai di depan kelasnya, mengatur napasnya yang memburu. Dengan pelan Marinette membuka pintu kelas dan berjalan perlahan menuju bangkunya tepat di sebelah Alya Cesaire, sahabatnya.

"Wah wah, lihat ini siapa yang telat lagi." Ucap salah seorang dari mereka melihat Marinette masuk ke kelas.

"Ekhem!" Ups, Marinette merasakan ada aura mencekam di belakangnya, dan untungnya yang mengajar kali ini adalah Ms. Bustier, guru terbaik di dunia.

"Marinette, kenapa kau terlambat sekolah lagi?" Tanyanya lembut.

"A-aku tadi mengurus beberapa roti yang baru saja dipanggang." Jawabnya berbohong dan memasang senyum lebar.

"Baiklah, duduk dibangku Marinette." Perintah Ms. Bustier. Marinette menghela napas dan duduk di banggkunya.

"Hey girl! Kau pasti kesiangan." Ucap Alya menebak apa yang telah terjadi barusan.

"Yah, kau benar. Aku memang bangun kesiangan."

"Memangnya tadi malam tidur jam berapa?" Tanya Alya menyelidik.

Marinette langsung mengingat kembali memorinya, semalam ia mengurus seorang tunawisma yang terkena serangan Akuma. Bersama dengan Cat Noir tentu saja, hingga larut malam pertempuran pun selesai. Itulah yang menyebabkan dirinya kesiangan. Tapi tidak semestinya ia memberitahukan yang sebenarnya.

"Yah, A-aku semalam melihat Adrien Maksudku, me-menonton iklan parfumnya, maksudku, yeah..."  Marinette selalu merasa gugup jika mengucapkan nama 'Adrien' di mulutnya, apalagi jika bertatap muka.

"Oh, benarkah~?" Tanya Alya menggoda. "Sampai segitu cintanya kau sama Adrien sampai melihat iklan parfumnya hingga larut malam, membuatmu tak bisa tidur dan kesiangan?"

"Umm, ye-ah?"

"Kau memang gadis yang kukenal." Puji Alya merangkul pundak Marinette. Marinette hanya bisa tersenyun lebar, meyakinkan Alya bahwa itu benar.

"Anak-anak, kita akan mengadakan sebuah acara Taste of Paris di Hotel Le Grand Paris, atau bisa kita sebut rumah Chloe Bourgeois." Jelas Ms. Bustier.

"Hello~, kalian tahu sendiri, kan? Siapa Ayahku? Walikota Paris yang terkenal oleh semua orang, Andre Bourgeois." Jelas Chloe dengan lagaknya.

"Ya Chloe, Ibu tahu siapa Ayahmu." Ucap Ms. Bustier.

"Jika kalian ingin mengadakan sebuah pesta di hotelku, minta izin kepada Ayahku dulu." Ucap Chloe sambil membenarkan rambutnya yang tidak berantakan sama sekali.

"Ya Chloe, acara ini adalah undangan dari Ayahmu, kepada semua murid Françoise Dupont High School." Jelas Ms. Bustier yang disambut sorakan meriah semua murid dikelas. "Dan kami juga mengundang Ayah Marinette, Tom Dupain seorang tukang roti, membuat banyak makanan lezat seperti kue dan permen. Pasti sangat meriah jika Ayahmu ikut acara ini, Marinette." Ucap Ms. Bustier bangga.

Mission in Paris [ FIN ]Where stories live. Discover now