22

777 72 11
                                    

'Lihatlah! Bintang jatuh! Apakah dia bisa mengabulkan permohonanku?' Batin Marinette melihat bintang jatuh di langit. Sekarang Marinette sedang berada di balkon kesukaannya jika waktu malam seperti ini.

'Tapi aku tak bisa! Aku tidak bisa berbicara pada pikiranku. Hanya dia dipikiranku. Cahaya dan senyumnya, Huft...'

"Hei Princecss." Sapa seseorang di belakang Marinette, siapa lagi kalau bukan Cat Noir. Dia duduk di pagar balkonku.

"Hai Cat, mengapa kau datang kesini?" Tanya Marinette.

"Erk, aku uh..." ucapan CN terpotong karena ia bingung harus menjawab apa, "Aku datang untuk membeli beberapa croissant."

"Toko rotinya tutup satu jam yang lalu."

"Oh umm, aku pikir tokonya tidak pernah tutup." Ucap CN membela dirinya.

"Bahkan jika kita buka sampai larut malam." Marinette hanya memasang wajah datar, "Bukankah kau seharusnya berada dirumah bersama keluargamu?" CN hanya diam tak membalas pertanyaan Marinette.

"Jadi Cat, kenapa kau benar-benar disini?" Tanya Marinette setelah keheningan cukup lama.

"Aku... aku butuh bantuanmu." CN menarik napas sebentar, meringankan diri, "Marinette, apa kau mencintai seseorang?"

"Apa?! Nononononono! Erk sepertinya, maksudku tidak!" Ucap Marinette gugup.

"Aku tidak menghakimimu, aku hanya bertanya." CN memohon dengan mata catty eyes-nya yang imut, membuat siapa pun yang melihatnya akan meleleh(?).

"Seorang laki-laki, kita sudah saling kenal sejak lama. Tapi, ia hanya melihatku sebagai teman. Ditambah, ia mencintai wanita lain." Ucap Marinette memulai pembicaraannya.

"Dia sepertinya brengsek." Ucap CN menghakimi orang yang dibicarakan.

"Jangan sebut dia seperti itu! Sepertinya aku tidak bisa merubah pikirannya. Sepertinya kau tidak tahu siapa orangnya." Ucap Marinette pasrah.

"Siapa? Luka?" Tanya CN menyelidik. Jujur, hati CN sedikit tergores melisankan kata Luka.

"Apa? Luka? Dia hanya partnerku saat perlombaan ulang tahun sekolah tadi pagi." Ucap Marinette mulai bercerita.

'Tahan Adrien, kau pasti bisa!' Batin CN.

"Saat kami mengikuti lomba kaki tiga, kami memenangkannya! Aku dan Luka sangat..."

"Luka, Luka, Luka, kenapa kau membicarakan tentang dia?" CN memotong jalan cerita Marinette.

"Oh, kau yang bertanya tadi. Tunggu Cat, apa kau jealous~?" Tanya Marinette sedikit menggoda.

"Apa? Jealous? Tidak mungkin." Tolak pernyataan Marinette, membuang wajahnya.

"Aku sudah mengenalmu sejak lama dan...." ucapan Marinette terpotong dengan sengaja, matanya mengisyaratkan sesuatu.

"Baiklah. Bagaimana dengan Adrien?" CN mengganti topik tentang dirinya.

"Baik... kau tidak bisa memaksakan perasaanku. Dia sudah mencintai orang lain dan aku tidak bisa berbuat apa-apa. Dan aku baik-baik saja dengan itu, aku benar-benar baik-baik saja. Selama dia bahagia, tidak apa-apa. itu hanya..."

"Aku tahu apa yang ingin kau katakan. Akan jauh lebih mudah untuk mencintai orang yang mencintai kita kembali, kan?" Potong CN.

Marinette terdiam, menatap lurus langit hitam yang menampakkan bintang-bintang yang bersinar terang. CN menatap sendu Marinette.

"Marinette, aku...."

La la la la la~ suara nada dering merusak suasana mereka berdua.

"Dari Yaya?" Tanya Marinette bingung. Marinette menjawab telpon Yaya.

Mission in Paris [ FIN ]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα