Maling!

193 118 36
                                    

"Kamu tenang." ucapnya berbisik.

"Gue takut.."

"Ada aku disini. Kamu gak usah takut."

Ditengah ketakutan yang tengah menjalar di seluruh tubuh gue, tiba tiba...

_____

Tring!
Lampu menyala dan..

"What ?!" teriak Angkasa, Bintang dan Hani berbarengan.

Mereka terlihat kaget atas apa yang mereka lihat barusan. Gue yang merasa jadi pusat perhatian di antara semuanya orang langsung jadi canggung pada keadaan.

"Awan, loe ngapain dek ?!" selidik Angkasa.

"Gue sama Haidar gak ngapa ngapain kok. Sumpah." ucap gue mengeluarkan pembelaan.

"Beneran ?" goda Angkasa.

"Ih.. Iya beneran."

"Udah sayang ! Lihat tuh wajahnya Awan udah merah kayak tomat busuk ! Udah malu banget dia.. Hahaha.." sindir Bintang yang diiringi gelak tawa oleh mereka berdua.

Gue yang tak terima akan hal ini, memutuskan untuk turun ke bawah menjauh dari mereka. Kenapa sih rumah gede kayak gini harus ada mati lampu segala. Kalau tau kayak gini, mening gue diem diem aja di rumah. Si Haidar juga dari tadi diem diem aja gak ada pembelaan apapun dari mulutnya. Dia diem seribu bahasa. Nyebelin emang.

_____

"Bilangnya loe gak suka sama adek gue." Goda Angkasa pada Haidar.

"Apaah sih loe gak jelas !"

"Suka mah ngomong aja kali, bhambank"

"Terserah loe mau ngomong apa."

"Awas aja kalau loe sampe suka sama adek gue."

"Kenapa?"

"Ya, gak papa. Gue cuma mendramatisir keadaan aja."

"Ck bercandaan loe emang selalu unfaedah. Udah gue ke bawah. Ngantuk!"

Haidar yang kesal atas ulah sahabatnya yang sesalu berbicara unfaedah itu langsung memutuskan untuk pergi kekamarnya dan tidur. Dari pada harus berlama lama bersama Angkasa dia memilih untuk pergi saja. Bisa menjadi gila jika dia terus bersama Angkasa. Dan tentunya dia tak mau jika hal itu terjadi. Dia masih menginginkan hidup normal dengan otak yang waras.

_____

Gue kini sudah merebahkan diri gue di kasur yang empuk ini. Hani dan Bintang juga tetlihat sudah tertidur lelap. Memang, pizza adalah obat tidur terampuh yang pernah ada.

Tapi, lain hal nya dengan diri gue. Gue susah banget buat tidur kali ini. Otak dan mata gue susah banget buat diajak kompromi. Namun yang paling aneh. Setiap kali gue coba tidur dan menutup mata, wajah si Haidar dan kejadian yang menyebalkan tadi lah yang selalu muncul. Ganggu banget dah ni orang.

"Duh.. Kok gk bisa tidur kayak gini sih? Gue harus ngapain? Jalan jalan? Oh.. Minum susu aja kali ya ? Siapa tahu bisa ngantuk?" tanya gue pada diri gue sendiri.

AwanWhere stories live. Discover now