Teman GG

404 192 117
                                    

"Awan..!!!!!"

Seperti biasa, pagi hari di rumah gue pasti selalu ada teriakan dari Bunda buat bangunin gue. Udah suaranya cempreng mana keras lagi. Sumpah, ini adalah hal yang paling buat gue membenci pagi hari. Kenapa sih harus ada pagi? Ganggu gue tidur aja.

"Awan bangun. Kebo banget kamu itu..! Bangun cepet ! Atau Bunda guyur kamu pake air? " ancam bunda dengan kejamnnya.

Hal yang paling nggak gue suka selain dari pagi hari adalah guyuran air dari bunda untuk membangunkan gue. Bunda gue memang sadis orangnya. Dan kayaknya sifat nya itu nurun ke gue sebagai anaknya.

Jadi kalau mau tahu kenapa gue bisa jadi kayak gini? Tanya sama sama bunda ya.. Gue gak mau meribetkan diri dengan ngurusin pertanyaan pertanyaan orang.

"Apa Bun?"

"Apa, Apa. Kamu tuh yang kenapa ! Bingung Bunda. Punya anak perempuan satu satunya. Mau di bangunin susahnya minta ampun." ucap bunda yang mulai gemas.

Ya! Yang Bunda omongin di atas ditu emang fakta. Gue itu paling susah di bangunin. Gue bangun itu biasanya jam 7, dan kalau gue bangun jam 5 atau jam 6 itu adalah suatu mukzizat besar yang Bunda dapatkan.

Kalau ada yang nanya kayak gini "Kan ada alarm di hp, or alrm di jam weker. Kenapa gak di pake?"

Okeh gue jawab. Pertama gue nggak punya hp dan jam weker. Tapi bukan berarti keluarga gue pelit atau terlalu irit. Tapi gue gak suka aja dua benda itu. Benda benda itu cuma bisanya ganggu ketenangan hidup gue aja.

Setelah beberapa paksaan yang gue dapet dari bunda, akhirnya gue bangun dan langsung mandi.

_____☁☁☁_____

Di ruang makan.

Gue makan bareng Bunda sama kak Angkasa. Kalau kalian tanya kemana ayah? Yang bisa gue jawab cuma gini, 'ayah gue sibuk'. Karna hanya kerja dan kerja yang ayah gue lakukan. Gue sama kak Angkasa jarang banget dapet kasih sayang dari Ayah. Sekalipun ayah pulang, dia cuma diam di rumah dan baca koran. Nggak ada interaksi sama sekali dengan anak anaknya. Itu yang buat gue benci sama Ayah.

"Awan, ini hari pertama kamu masuk SMAN 2 PERTIWI. Bunda peringatkan kamu untuk jangan jadi anak nakal disana. Sudah cukup 13 sekolah SMA yang mengeluarkan kamu karena kelakuan kamu. Kamu jangan buat onar lagi dan membuat kamu terjebak dalam banyak masalah. Tolonglah kamu jadi anak baik mulai dari sekarang." pinta Bunda dengan sorot mata yang mengerikan. Tapi walau begitu, anehnya kemarahan itu tak pernah sekalipun gue takutin. Karena, sebegitu nakal gue. Gue gak pernah mau diatur. Kecuali kalau memang aturan itu emang gue sukai, baru gue nurut.

"Tuh dengerin Wan, apa kata Bunda. Ngeyel banget si loe. Eh tapi kalau loe baru masuk sekolah udah buat onar, loe kayaknya harus masuk pesantren deh." ucap Kak Angkasa si perusak mood pagi hari.

"Apaan sih kak Angkasa! Loe aja sana yang masuk pesantren, ogah banget gue."

"Sudah sudah kalian jangan bertengkar. Makan buruan! Nanti kalian telat." ujar bunda menghentikan pertengkaran kami.

Setelah selesai makan, gue berangkat ke sekolah. Gue selalu berangkat ke sekolah sendiri pake Gojek atau apapun itu asal nggak berangkat bareng sama kak Angkasa. Karena gue nggak bisa satu mobil sama si Angkasa idiot itu. Bisa saling baku hantam kalau gue sama dia satu mobil. Lagian kita juga beda arah.

Dan sekedar informasi Kak Angkasa sekarang sedang menempuh jenjang perkuliahan. Dia ambil jurusan Matematika loh. Jago bangetkan dia ! Iyalah. Kan adeknya juga amat pinter tak tertandingi.

_____☁☁☁_____

Pertama kali gue melihat depan sekolah ke 14 yang gue masukin, yaitu SMAN 2 PERTIWI. Gue amat terpesona.

Sekolah nya cukup bagus menurut gue. Ada banyak pohon-pohon rindang yang menghiasi depan sekolah. Secara, gue suka pohon pohonan. Dan baru kali ini gue suka ngeliat yang namanya SEKOLAH. Biasanya sekolah itu hawanya nggak enak menurut gue. Kayak orang yang ketemu sama setan. Tapi beda, kali ini beda. Dan kali ini gue memantapkan diri untuk nggak pindah dari sekolah ini.

Gue masuk melewati gerbang sekolah yang terlihat asri itu. Baru saja gue masuk, gue udah ngeliat cewek yang persis berpakaian kayak gue. Tas sengkleh, baju di keluarkan, sepatu dan tali sepatu yang berbeda warna nan mencolok, dan jaket kulit hitam yang dia kenakan menambah kesan bad girl pada dirinya.

Tak lama setelah gue ngeliat dia. Tiba tiba muncul satu cewek lagi yang nyusul dia dari belakang. Dia cukup modis, pakaian yang dia pakai juga terlihat berbeda dengan yang lain. Bukan di bagian modelnya, tapi dibagian bahannya yang terlihat sangat mahal. Dilengkapi tas dan sepatu mahal nan modis yang melengkapi dirinya.

Dua cewek itu seketika menghampiri gue. Gue udah jaga jaga buat menghadapi anak yang seperti ini. Yang seperti ini pasti hanyalah pelajar yang suka ngajak ribut saja. Toh gue sudah sangat berpengalaman dalam hal ribut ributan seperti ini. Jadi gak usah terlalu di ambil pusing. Tinggal tonjok aja, udah selesai.

Namun gue salah.

"Hey loe murid baru !" ucap salah satu dari mereka.

"Gue gak ada waktu ya ngomong sama loe berdua."

"so' so' an loe ngomong gak ada waktu."

"Terus apa yang loe mau heh ?"

"Santai saja.. Kita berdua nggak ada maksud jahat kok sama loe. Kita udah tahu akan ada loe yang datang ke sekolah kita. Dan kita mau ngajak loe join buat gabung sama kita berdua."

"Jadi temen loe berdua maksudnya ?" tanya gue.

"Ya." jawab mereka serempak.

"Terus apa untungnya buat gue ?"

Gue nggak pernah punya temen. Dan gue juga nggak mau punya temen. Gue orng paling apatis di sekolah sekolah yang pernah gue masuki. Dan kini gue harus berteman? Aneh.

"Banyak. Loe akan tahu kalau loe udah gabung."

Tapi nggak ada salahnya gue nyoba buat temenan sama mereka. Toh mereka se gaya sama gue.

"Oke gue mau."

"Tapi ada syaratnya. Loe nggak boleh maksa kehendak kalian sama gue. Dan gue berhak atas semua yang gue lakukan, dan kalian nggak boleh ngelarang apa yang gue perbuat."

"Deal ?"

"Deal."

"Kita bisa jadi temen yang GG abis ya nggak?"

"Yoi."

"Kenalin gue Bintang Ratu Semesta. Panggil gue bintang."

Bintang ratu semesta ? Nggak sekalian Ratu galaksi aja? Mungkin ortu dia itu pencinta benda benda langit. Sama kayak ortu gue. Dan kayak nya dia memang ratu semesta deh, soalnya kalau dia ngomong tuh nggak kira kira gede banget suaranya. Dan mungkin kalau dia teriak bisa meruntuhkan semesta.

"Kenalin aku Hanifah Maulida Mahardika. Paggil aja Hanifah."

Dari namanya aja udah kaya orang yang banya harta coba. Gue gak heran kalau apa yang di pakai di tubuhnya modis modis dan terlihat mahal. Dan gue baru tahu dari Bintang Kalau Si Hanifah itu jago kick boxing.

"Gue Awan Putri Utari. Panggil gue Awan."

Bener kayaknya kita bakal jadi teman GG.

AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang