Familiar Face

618 119 33
                                    

"Kau.. Kau ingin membunuh mereka semua?" Tanya Seokjin tak percaya.

Namjoon mengangguk. "Tentu saja. Itu satu-satunya cara untuk mengakhiri apokalips ini."

"Aku... aku tidak mengerti. Kenapa?"

Namjoon mengangkat alis. "Kau tanya kenapa? Kau pikir kau bisa menyembuhkan mereka?"

Seokjin menutup mulut. Sebetulnya ia tidak yakin, tetapi itulah yang selama ini ingin sekali dicoba.

"Jangan tersinggung, tetapi itu tidak mungkin."

Namjoon menunjuk sebuah layar lebar di sebelah utara, menampilkan peta dunia.

"Kau lihat titik-titik warna biru itu? Itu adalah semua yang bertahan. Sisanya, merah."

Seokjin memicingkan mata. Hanya ada tiga titik biru di layar tersebut. Mereka terdapat di area Korea Selatan, Jerman, dan Australia.

"Setidaknya, merekalah yang bisa kami raih sebagai survivor. Dulu masih banyak, tetapi sepertinya mereka termakan waktu. Hanya tiga negara yang sekarang sedang dalam proses penghapusan zombi ini."

Seokjin memerhatikan, tetapi tidak kuasa untuk bersuara.

"Jika kau berhasil menemukan obat untuk mereka kembali sembuh, lalu apa? Kau pikir kau mampu menyebarkan obat itu ke seluruh dunia dengan populasi lebih dari tujuh milyar jiwa tanpa resiko tertular? Jikapun berhasil, bagaimana dengan proses pemulihan? Siapa yang akan mengkondisikan tujuh milyar jiwa setelah mendapat obat? Apakah kau memikirkan hal itu sebelumnya?"

Tentu, Seokjin memikirkannya. Ia hanya tidak berpikir bahwa yang bertahan dari seluruh dunia hanya tinggal di tiga titik. Mendengar penuturan Namjoon memang menarik Seokjin kembali ke kenyataan.

"Dengar. Sejak awal aku ingin membiarkanmu saja. Aku tidak ingin mengganggu penelitianmu dan syarat dariku pun cukup jelas. Namun, setelah kau tahu begini, mungkin kau ingin bergabung? Kami butuh Alfa pintar sepertimu."

Taehyung dalam gendongannya seolah terlupakan. Seokjin hanya menunduk, berpikir.

"Apa yang kau lakukan itu tidak mungkin, Seokjin. Bergabunglah bersama kami. Kau tidak perlu gabung menjadi pack. Cukup dengan kau di dalam laboratorium ini."

Namjoon cukup persuasif. Seokjin jadi berpikir keras.

Apa yang Namjoon katakan memang benar adanya. Seokjin belum merencanakan sejauh itu. Ia juga kurang memperhatikan konsekuensinya. Mungkin selama ini Seokjin hanya fokus dengan bertahan dan rut-nya.

Tapi ... Seokjin juga sudah meneliti sejauh ini.

"Kapan... Kapan kalian akan mulai perlakuan massal itu?" Tanya Seokjin kemudian.

"Dua minggu lagi," jawab Namjoon tanpa jeda. "Bisa dibilang, kau datang di saat yang tepat."

Seokjin berkedip sekali, dua kali.

"Kalau begitu, bolehkah aku melanjutkan penelitianku selama dua minggu ke depan? Jika aku tahu aku gagal, aku akan ke sini lagi dan membantumu."


***


Taehyung terbangun di kasurnya sendiri. Pakaiannya belum berganti sejak ia menemui Seokjin. Hanya saja, kepalanya terasa lebih berat sekarang.

"Kau bau Seokjin."

Duduk di tepi ranjang adalah Jimin yang sedang melipat kakinya. Taehyung mengernyit. "Apa?"

"Kau tercium seperti yang baru saja berenang-renang dalam kolam keringat Seokjin. Sebenarnya sudah berapa kali kalian melakukan scenting?"

Taehyung tidak paham dan tidak punya keinginan untuk memahami kata-kata Jimin. Ia hanya beringsut bangun dengan kepala berdenyut-denyut.

[taejin] ZOMBIE.ZIPWhere stories live. Discover now