Vaccine

468 80 59
                                    

"Mengapa kau tak beritahu aku sejak awal?!"

Suara Seokjin meninggi. Terselip suara alfanya di sana sehingga baik Taehyung maupun Yoongi merasa tertekan di tempat.

Yoongi segera mencari perlindungan kepada kekasihnya yang sedang bersiap-siap berburu. Keduanya memerhatikan Seokjin yang diselimuti amarah juga sedang mengemas sesuatu. Di belakangnya, gelagat Taehyung mulai resah.

"A-aku tidak merasa perlu karena--"

"Tidak merasa perlu?!" Seokjin berbalik, membentak lagi. Taehyung tersentak di tempatnya.

"Selama tiga tahun ini aku mencari sebuah vaksin seperti orang gila. Kemudian kau bilang padaku bahwa seluruh penduduk desamu merupakan orang-orang yang imun? Kau pasti menertawakan aku, kan? Karena aku tidak bisa menyadari bahwa aku berhadapan dengan vaksin itu sendiri!"

"Tidak, Seokjin. Aku tidak pernah bermaksud membuatmu--"

"Sudahlah. Lupakan." Seokjin memotongnya lagi. "Jungkook, kau akan pergi ke atas, kan?"

Jungkook yang memang sudah siap dengan perlengkapan tempurnya mengangguk. "Iya. Kenapa?"

"Aku ikut," jawab Seokjin. Ia bersiap sebagaimana dulu ketika ia berburu zombi untuk memeriksa keakuratan vaksin yang dia buat.

"Tidak, Seokjin. Jangan. Di atas sana berbahaya." Taehyung tiba-tiba menghalangi jalannya. Di wajah tampannya berlumuran perasaan khawatir. Dua tangan mencengkeram kain jaket yang Seokjin kenakan.

"Kau bahkan tidak pernah bertemu zombi sebelum aku bawa ke sini. Apa yang kau tahu soal bahaya?"

Seokjin terdengar sangat sinis dan kejam, berhasil membuat Taehyung menyingkir.

Sungguh sakit rasanya mendengar Seokjin yang begitu marah. Hatinya berat, merasa terpukul. Taehyung ingin saja menangis karena belum pernah dalam hidupnya ia dimarahi seperti itu. Tapi ia tahan. Ia tahan meski pelupuk matanya sudah basah.

Seokjin sudah tidak menatap matanya lagi. Apa yang sudah mereka lakukan tadi malam seolah hanya angin lalu. Seokjin pun mengikuti Jungkook keluar basemen untuk melanjutkan misinya, meninggalkan Taehyung bersama Yoongi. Toh, dia sudah tidak butuh Taehyung lagi.

Bagi Seokjin sekarang, Taehyung hanyalah penghalang. Biarlah dia dan orang-orang di desanya imun terhadap virus. Seokjin ingin membuktikan bahwa dia bisa membuat vaksin sendiri tanpa harus meminta darah Taehyung sebagai sampel.


***


Taehyung terduduk di sofa ruang tengah dengan lesu. Rasanya seluruh energinya tersedot habis dan ia ingin meringkuk menangis saja.

Seokjin membencinya sekarang. Rasanya sudah tidak ada harapan lagi untuk mengambil hatinya.

Meski feromon Seokjin melekat di tubuhnya, Taehyung tidak merasa dirinya menjadi milik Seokjin maupun sebaliknya.

Melepas sebuah rahasia yang ia jaga dengan baik, seolah menjadi bumerang baginya. Taehyung tak pernah merasa sedemikian hancur.

"Taehyung," ia mendengar Yoongi memanggil.

Omega berferomon susu stroberi itu duduk di sampingnya. Meski tidak memeluk atau mengusap rambutnya--sebagaimana Taehyung menyukainya--Yoongi hanya bisa membantu dengan kehadirannya di sana juga sambil mengumbar-ngumbar feromonnya yang manis. Dengan harapan Taehyung bisa terhibur.

Dan benar.

Mencium aroma susu stroberi itu pelan membuat Taehyung semakin jatuh saja. Mendadak ia merindukan Jimin, Namjoon, dan Hoseok di desanya. Mendadak ia dilanda perasaan menyesal sudah kabur dari sana.

[taejin] ZOMBIE.ZIPTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon