[taejin] ZOMBIE.ZIP

Before we start ...

Halo, haloo semuanya. Fatim di sini.

Selamat datang di buku 'ZOMBIE.ZIP': cerita BL kedua yang aku terbitkan di dunia oren ini.

Sebelum kita mulai ke chapter pertama, ada beberapa hal yang ingin aku klarifikasikan dulu terkait buku ini.

Pertama: dunia di buku ini adalah dunia apokalips yang terserang sebuah wabah penyakit bernama CVD (diambil dari covid bahahah) yang mana jika ada seseorang terjangkit penyakit ini dia akan menjadi zombi.

Kedua: dunia di buku ini juga merupakan dunia yang mana manusia punya dua gender. Ada gender utama, yaitu: laki-laki dan perempuan. Kemudian ada juga sub-gender yang terdiri atas tiga: Alfa, Beta, dan Omega. Cerita yang mengandung sub-gender ini biasanya disebut dg omegaverse.

Ketiga: tentang zombi.

Penularan terjadi jika seseorang tergigit oleh zombi. Alasan zombi menggigit: manusia adalah makanan. Zombi tidak akan mati meski tangannya putus, kulit terbakar, atau tulang bengkok-bengkok. Dia akan mati setelah kepalanya hancur/urat sarafnya mati. Jadi cara membunuh zombi adalah dengan menembak/memutuskan kepalanya.

Cara kerja zombi: zombi sangat sensitif terhadap suara dan bau, terutama bau manusia. Mereka akan terus berburu untuk memenuhi kebutuhan utamanya, yaitu makan. Zombi punya kelemahan, yaitu cahaya matahari. Di buku ini, zombi bisa terbakar kulitnya jika berada di bawah sinar matahari terlalu lama, tetapi tidak sampai menghentikannya untuk berburu.

Keempat : tentang omegaverse. Mungkin kalian sudah banyak yang familier. Tapi aku akan jelaskan ulang di sini.

Ada tiga sub-gender: Alfa, Beta, dan Omega. Sesuai dengan urutannya, Alfa adalah tingkatan sub-gender yang paling tinggi dan Omega adalah yang paling rendah. Meskipun tiga ini adalah sub-gender, tetapi secara biologis, mereka berpengaruh sangat signifikan. Konsep sub-gender ini mirip dengan konsep sub-gender werewolf di cerita fiksi lainnya.

Zaman dahulu, tingkat sub-gender menjadi dasar strata sosial dimana Alfa adalah gender yang paling perkasa dan Omega menjadi yang tertindas. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, strata sosial sudah tidak berlaku. Walaupun sebetulnya masih ada aja orang-orang yang mementingkan sub-gendernya, tapi secara umum tetap sudah tidak berlaku lagi.

Pertama adalah Alfa. Alfa adalah tingkatan tertinggi. Alfa dicirikan sebagai pemimpin, yang terkuat, maskulin, dan punya kemampuan untuk mengawini dan membuat hamil partner-nya, tak peduli apa gender utamanya. Semakin dominan gennya, semakin kuat pula alfa di dalam dirinya.

Beta adalah tingkatan kedua. Sub-gender ini adalah yang paling normal atau sering disebut seperti manusia biasa. Sistem reproduksi mereka juga berfungsi seperti manusia biasanya. Beta punya feromon, tetapi tidak sekuat feromon Alfa ataupun Omega. Penciuman mereka pun tidak sesensitif Alfa atau Omega. Feromon Beta hanya mirip seperti wangi badan biasa. Mereka juga tidak mengalami mating-cycle.

Terakhir adalah Omega. Mereka berada di tingkat paling bawah dalam dinamik ini. Omega biasa dicirikan sebagai pengikut, lemah, dan bertugas sebagai ibu untuk anak-anak yang lahir dari rahimnya, tak peduli apapun gender utamanya. Semakin resesif gennya, semakin sulit bagi Omega untuk memikat Alfa dan hamil.

Kemudian ada yang namanya Feromon. Feromon bisa dibilang wangi yang keluar dari tubuh manusia, bergantung pada sub-gender masing-masing. Feromon ini beda dengan bau keringat ya hehe. Bau yang keluar adalah bau khas yang dikeluarkan untuk memikat partner. Dari bau ini bisa ketahuan apa sub-gendernya dan kadang-kadang sering menggambarkan mood si pemilik feromon.

Feromon keluar dari sebuah kelenjar yang terletak di perpotongan leher, berdekatan dengan urat nadi. Bau feromon paling kuat terletak di leher, pergelangan tangan, dan daerah kelamin. Feromon juga bisa dikontrol, apakah ingin disembunyikan atau diumbar banyak-banyak. Saat feromon disembunyikan, bau tidak akan sepenuhnya hilang, hanya terminimalisir agar tidak mengganggu hidung orang lain. Untuk bisa mengontrolnya perlu banyak latihan, biasanya hanya orang dewasa yang bisa.