Unfortunate Event

656 132 14
                                    

"Tidak seharusnya aku setuju." Seokjin menggerutu.

Taehyung yang berjalan di depannya menengok dengan senyum lebar. "Oh, ayolah. Ini seru!"

Napas Seokjin keluar lebih berat. Rasanya seperti melarikan diri. Seluruh sel dalam tubuhnya mengatakan bahwa ini adalah kesalahan. Namun Taehyung terus melangkah lebih jauh, menuruni bebatuan dan keluar dari zona aman.

"Taehyung. Kita tidak punya senjata. Aku benar-benar tidak yakin jika ini adalah ide bagus."

Taehyung yang masih berusaha turun langsung menengadah. Seokjin di atas sama sekali tidak bergerak di mulut tebing. Taehyung pun menghela napas dan naik lagi.

"Kau takut?"

Kening Seokjin spontan mengerut dan ia mundur saat wajah Taehyung terlalu dekat. "Kau bercanda? Untuk apa aku takut?"

"Jika kau tidak takut, kau pasti mau ikut turun ke bawah."

"Aku tidak takut. Aku hanya..." Seokjin menyembunyikan tangannya yang gemetaran ke belakang. "Dengar. Aku ke atas untuk mencari perlindungan dan aku senang bisa bertemu kalian. Aku ke sini bukan untuk turun lagi, Taehyung."

"Hei, kau tidak sendirian." Taehyung mengambil sebelah tangan Seokjin dan memaksanya untuk bergenggaman erat. "Aku ada di sini, kan? Jangan khawatir."

Seokjin masih memicingkan mata. "Aku tidak begitu mengenalmu. Wajar jika aku khawatir."

"Oh, ayolah. Aku selalu pergi ke tempat ini setiap hari dan aku tidak pernah terlibat masalah. Berada di desa terus betul-betul bisa membuatmu jenuh. Kau harus keluar dari zona nyaman sesekali. Kau bisa percaya padaku."

Seokjin meneliti wajah Taehyung lamat-lamat. Karena pria itu adalah omega, Seokjin bisa melihat betapa halusnya kulit yang Taehyung punya. Rambut ikalnya tampak lembut dan halus, wajah cantik, dan pinggang ramping. Seokjin bisa katakan Taehyung itu hampir sempurna, jika bisa.

Tapi Seokjin tahu ia baru mengenal Taehyung tadi pagi.

"Ini sudah sore. Zombi aktif di malam hari. Dan aku baru sampai di desa ini kemarin, Taehyung. Aku belum pada tahap jenuh."

Bibir Taehyung menekuk tak suka setelah Seokjin bicara begitu. Namun, dua tangan mereka masih bertautan. Genggaman tangan Seokjin mengerat tanpa sadar.

"Tetap saja. Aku sudah memberimu makan siang. Tak bisakah kau menemaniku ke bawah? Aku janji aku takkan membiarkanmu terluka dan aku jamin kau akan melihat sesuatu yang keren!"

Sebetulnya Seokjin tak suka dengan ide 'Taehyung takkan membiarkan Seokjin terluka'. Itu seperti mempertanyakan keberadaan Seokjin sebagai seorang Alfa yang dominan. Dan Taehyung adalah seorang Omega. Seokjin tidak mau menggantungkan hidupnya pada Omega.

"Baiklah," ucap Seokjin pada akhirnya. Sebelum Taehyung sempat bersorak gembira, Seokjin langsung memotong, "Tapi aku tidak mau bertanggung jawab jika terjadi masalah. Ini semua adalah idemu."

"Aku janji. Ini adalah tanggung jawabku." Taehyung membuat tanda silang di dada kirinya, menandakan sumpah. "Ayo!"

Taehyung berjalan lebih dulu dan Seokjin mengikuti di belakang. Genggaman tangan keduanya tidak lepas selama menuruni bebatuan besar yang curam itu. Saat mereka sudah sampai tanah, barulah genggaman tangan itu lepas.

Mungkin Taehyung tidak menampakkan reaksi apapun, tetapi rasa kulit Taehyung di tangan Seokjin membekas. Begitupun dengan feromon omeganya yang manis seperti bergamot.

Seokjin buru-buru menampar pipinya sendiri. Ia tidak boleh memikirkan Taehyung. Pria itu hanya Omega biasa.

Taehyung melompat-lompat bahagia di depan, berjalan terus menyusuri bebatuan lagi. Sementara Seokjin masih mengikuti di belakang, tampak was-was karena hari menjadi semakin gelap. Pohon-pohon tinggi di sekitar mereka juga membuat gunung itu semakin mengerikan. Seokjin lagi-lagi menampar dirinya yang tidak membawa senter atau lampu minyak untuk penerangan.

[taejin] ZOMBIE.ZIPWhere stories live. Discover now