29. Pernyataan Bara

14.1K 978 74
                                    

Happy reading!

Semoga kalian masih mau vote komen walaupun aku lama gak update:)

"Jadi siapa yang berani khianatin gue disini?" Alex berkata dingin, pandangan nya tajam.

"SIAPA?!" Teriak nya. "Kalau lo semua gak mau jawab gue hajar satu-satu!"

"Ini Lex." Arfa menyodorkan handphone pada Alex. Aura yang terpancar dari mata Alex berubah gelap.

Alex berdiri menghampiri orang yang tidak pernah ia sangka akan menghianati nya, Adnan.

"Jadi selama ini lo khianatin gue?" Adnan yang semula menunduk kini mendongak menatap Alex bingung.

"Maksud lo apa Lex?" Tanya Adnan tak terima.

"Jadi selama ini lo yang selalu kasib tau rencana kita ke Demon? Pantes aja Demon selalu tau apa rencana kita!"

"Gue gak ngerti, kenapa lo nuduh gue?" Tanya Adnan.

Alex melempar handphone itu ke arah Adnan kasar, namun Adnan berhasil menangkap nya. Adnan menatap layar handphone itu dengan kerutan di dahi nya.

"Ini gak seperti yang lo kira, gue ketemu sama Demon bukan buat bocor—"

Alex melepar sebuah botol minuman hingga pecah. "Lo gak usah ngelak lagi Nan, gue gak nyangka kenapa harus sahabat gue sendiri yang khianatin gue?"

"Mulai hari ini lo keluar dari Grixen!" Lanjut nya.

Alex menatap Arfa dan Galih. "Buka jaket dia terus bakar, gue gak mau ada penghianat di sini."

"Apa-apaan Lex, lo gak bisa gini dong. Lo gak punya bukti kuat!" Teriak Adnan sambil berusah melepaskan cekalan nya dari Arfa dan Galih.

"Sebaiknya lo dengerin dulu penjelasan Adnan Lex." Ujar Willy.

"Penjelasan apalagi sih Will, semua udah jelas kalau dia khianatin Kita!"

Willy hanya bisa menghela napas nya, jika Alex sudah membuat keputusan maka tidak ada yang bisa membantah.

***

Pelita menatap Iba pada laki-laki yang sedang duduk di tangga dekat lapangan, ia melihat sejak kemarin laki-laki itu murung. Pelita berjalan menghampiri laki-laki itu, lalu ia duduk di samping nya.

"Adnan aku udah denger semua nya, kamu sabar ya. Aku percaya bukan kamu penghianat nya."

Adnan menoleh lalu tersenyum pada Pelita. "Makasih Ta, cuman Lo yang percaya sama gue saat ini."

"Aku bakal bantuin kamu, aku bakal bujuk Alex—"

"Gak perlu Ta, biarin aja. Alex itu keras kepala dia gak suka di bantah, biar gue sendiri yang cari bukti nya." Tolak Adnan cepat.

"Aku bantuin kamu cari bukti."

"Makasih Ta."

Setelah jam pelajaran selesai Pelita langsung membereskan peralatan nya.

"Udah siap Ta? Pulang sekarang yuk!" Ajak Safia.

"Udah kok, ayo!"

"Lo gak di bareng Alex Ta?" Tanya Anta.

Pelita menggeleng. "Enggak, dari kemarin Alex gak ada kabar."

"Ya udah bareng gue aja." Ajak Safia.

"Boleh Saf, aku juga sekalian mau ketemu Bara ada yang ingin aku tanyain."

"Oke kalau gitu ayo cus!"

Kini Safia dan Pelita sudah berada di rumah Safia, Safia pamit ke kamar ketika Pelita meminta bicara dengan Demon.

"Ada apa Ta?" Tanya Demon.

Pelita senja (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang