Li Huan mendapat tendangan di perut, membuatnya tersedak. Kaki Chao Xing muncul dari bawah meja. Ada timbul pikiran jahil saat tahu bahwa kaki Chao Xing tidak mengenakan alas kaki. Jadi, kesempatan inilah diambil Li Huan untuk menyambar sebelah kaki itu dan menggelitik telapak kaki Chao Xing yang putih. "Dapat kau!"

Kerutan di wajah Chao Xing berangsur menghilang, digantikan oleh senyuman yang tak tertahankan ketika rasa geli menyerang kaki kanannya. Chao Xing akhirnya tertawa dan terlentang dengan pasrah di lantai. "Li Huan... Li Huan... Berhenti! Ahahahaha!"

Li Huan ikut tertawa dan semakin menggelitik kakinya. Chao Xing menendang-nendang, berusaha melepaskan diri dari Li Huan tetapi tidak bisa karena cengkraman pria itu lebih kuat.

Sebelah kaki Chao Xing yang satunya juga ikut menendang dan Li Huan juga menggelitiknya. Alhasil, Chao Xing terbahak sambil berguling di bawah meja, membuat meja bergetar.

Rasa geli itu bukannya hilang, malah semakin bertambah. Chao Xing berjuang untuk lepas. Kakinya terhentak-hentak di bawah meja. Dan akhirnya, makanan di atas meja tumpah, bahkan sampai jatuh ke lantai.

Li Huan berhenti setelah melihat kekacauan ini dan bergumam, "Oh, tidak..."

Sementara itu, Chao Xing terbaring lemas di lantai dengan napas terengah. Sudah lama dia tidak tertawa terbahak-bahak seperti tadi. Jadi, itu membuatnya kelelahan.

Rasa geli Chao Xing menghilang ketika merasa kedua lututnya berkedut nyeri akibat menghantam bagian bawah meja dalam upayanya untuk meloloskan diri. Ia perlahan duduk lalu membelalak ketika melihat Li Huan yang sedang merapikan meja makan.

Chao Xing kembali mengerutkan dahi, "Lihat apa yang sudah kau perbuat!"

"Aku akan meminta Li Shui membuatkan ulang," kata Li Huan meletakkan piring dan mangkuk di meja. "Shui! Shui, kemari. Bersihkan ini dan buatkan sarapan yang baru."

Li Shui yang menunggu di luar rumah segera masuk, "Baik."

Chao Xing kehilangan selera makan. Dengan ketus, dia berkata, "Sudahlah. Lupakan. Aku sudah kenyang."

Chao Xing ingin membantu Li Shui, tapi Li Shui segera mencegahnya, "Biarkan saya saya yang membereskan."

"Aku ingin membantu. Lagipula, ini karena kesalahanku," kemudian Chao Xing melemparkan tatapan tajam pada Li Huan, mengingatkan pria itu bahwa ini semua salahnya.

Li Huan pura-pura tidak melihat dan bersiul, masang tampang bodohnya.

"Tuan Muda, ini adalah tugas saya. Biarkan saya yang melakukannya sendiri," kata Li Shui tersenyum lembut.

Chao Xing akhirnya tidak memaksa diri untuk membantu setelah Li Shui mengucapkan itu. "Baiklah... Terima kasih, Li Shui."

Chao Xing masih duduk di tempatnya, bergeser ke sudut dinding agar Li Shui bisa bergerak sedikit bebas. Chao Xing meringis saat lututnya kembali berdenyut. Sambil mengusap lututnya selembut mungkin, Chao Xing menarik jubah bagian bawahnya sampai ke atas lutut.

Li Huan mendekatinya, "Ada apa?..."

Lalu Li Huan mengatupkan mulut rapat-rapat karena tidak sengaja melihat betis dan kaki di hadapannya yang mulus tanpa rambut lebat sedikit pun. Kaki itu seindah dan sebening batu giok. Sayang, putihnya kaki itu sedikit terganggu karena ada warna merah di kedua lutut.

The Morning StarWhere stories live. Discover now