🍒 Bidadari Terakhir

Start from the beginning
                                    

Ucapan selamat serta doa dari sanak dan family mengiring keberangkatan kami hingga dering telepon itu membuyarkan semuanya. Kabar yang diterimakan dan menghapus semua senyum dan sinar penuh cinta di wajahku.

Belum juga aku datang untuk melamar, belum juga aku terbang ke Padang. Kabar duka telah sampai terlebih dahulu. Bak sebuah exavator yang meremukkan hati atau Dump Truck Caterpillar 797F dan Belaz 75710 yang dengan gagahnya menggilas bahagiaku. Rindu, ya wanita yang telah membuat hidupku berwarna, wanita yang telah merubah senyumku bak manisnya madu, wanita yang telah merubah duniaku dengan penuh cinta, bahwasanya Rindu ada dalam sebuah kecelakaan dan menjadi korban satu-satunya yang meninggal dunia.

Duniaku seakan runtuh dalam serakan dan kepingan hati yang entah bagaimana lagi caranya untuk menyatukan dan merekatkan kembali. Semua menjadi kelabu seperti awan yang kini menaungi langit yang ada di atas rumahku. Dunia seolah menghitam seperti pekat yang telah menjadikannya tiada.

Mobil yang di tumpanginya bermasalah dengan rem. Hingga saat harus melalui tanjakan, tikungan dan turunan yang menguras energi untuk bergantian menekan pedal gas rem dan kopling tiba-tiba rem mobil itu tidak berfungsi dengan baik sehingga tergelincir dan masuk jurang di Sitinjau Lauik. Di sanalah cerita tentang Rinduku di dunia berakhir.

Allah, adakah ini pengingat untuk kami bahwasanya di dunia memang tidak akan ada keabadian sebagaimana yang telah Engkau janjikan di akhirat nanti?

"Maafkan Rindu ya Nak Arya, jika selama kalian menjalin hubungan, Rindu banyak berbuat salah terhadap Nak Arya." Getar suara ayah Rindu masih terngiang jelas di gendang telingaku.

Aku harus bagaimana? Berteriakpun aku sudah tidak mampu. Pupus semua harapan, hilang semua cita-cita sejak kalimat istirjak dan istighfar itu menjadi penghias di bibir kami.

"Ikhlaskan Rindu, kalian tidak berjodoh di dunia, semoga kelak berjodoh di akhirat nanti."

Tidak semudah bicara untuk bisa melakukan dengan baik. Ilmu tertinggi dalam sebuah kehidupan yang belum aku pelajari namun harus aku alami. Tidak, aku tidak bisa menyalahkan takdir. Allah telah menuliskannya bahkan sebelum dunia ini terbentuk.

Air mata pun tidak bisa mengembalikan semua yang telah terjadi. Rinduku telah pergi, bersama cinta yang ku miliki, bersama rindu yang selalu ada di dalam hati.

"Aamiin, Pak. Insya Allah saya ikhlas."

Pilu!!

Satu kata yang paling tepat untuk menggambarkan diriku saat ini. Dunia yang tak lagi berwarna, cinta yang tak memperlihatkan aromanya, serta gairah hidup yang menguap entah untuk berapa lama. Semuanya terasa hambar, seperti sayur tanpa garam dan gula.

Tak bisa ku membendung semua isak dan tangis kehilangan Rindu, sosok ayu nan baik hati yang selama setahun lebih menemani hari-hariku. Sosok yang berarti di hati hingga tidak ada lagi ruang kosong di hatiku untuk mengisi dari yang lebih indah selain rinduku kepada Rindu.

---

Sepuluh tahun telah berlalu dari kepergian Rindu di dunia ini. Aku masih selalu menutup diri, menjauh dari segala urusan hati. Hingga pada suatu hari aku menemukan bidadari kembali, Khusna. Gadis Riau keturunan Melayu yang telah menyembuhkan dan membuka hatiku untuk melihat kembali, cinta.

Menawarkan segenggam harapan baru dengan membingkai cerita yang mungkin bisa menghapus luka lamaku. Cinta yang sejenak menghantui namun aku tahu bahwa hidupku harus terus berjalan dan waktu tidak mungkin bisa diputar mundur.

Tentang sebuah Rindu, biarkanlah Rindu tetap menjadi rinduku yang selalu merindu, menyapa dalam mimpi dan tetap tersimpan rapi dalam pigura hati. Damailah selalu di surga-Nya, tunggu saatnya tiba karena kelak kita akan bersatu kembali di akhirat.

Aku,

masa depanku di dunia ini bukan tentang rasa rindu lagi. Ada segenggam hati yang kini harus selalu kujaga dan kuhormati. Layaknya seorang ibu dan wanita yang nanti akan memberikan keturunan untukku. Kini, aku harus bangkit kembali. Menata kembali langkah, mengumpulkan kembali kepingan demi kepingan hati yang berserak. Bergairah melanjutkan hidup dan menatap masa depan kami dengan cerita baru bersama Khusna, bidadari terakhirku.

✏ -- the end -- ✏

Andrean

Pandeglang
29.08.2019

NB: mohon maaf untuk gubahannya, tanpa mengurangi isi dari sebuah cerita. Karena cerpen dengan 300 kata itu rasanya masih kurang panjang untuk membentuk karakter dalam sebuah cerita. 🙏🙏🙏

Thanks Andrean @AndreRain5 sudah bergabung di sini 🙏🙏

Blitar, 27 Juni 2020

Mana yang nulis, yang nulissss inihhhh mana???? 😂😂😂😂

Silakan kirim ke email author ke
marentin_niagara@yahoo.com

Akan saia publish tentunya melalui proses editing typo tanpa mengurangi isi cerita.

Berminat untuk gabung?
Ayo...ayooo...ayoooooo 😍😍😍

Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now