🍒 Maaf, Aku tak Memilihmu

994 101 6
                                    

Selamat membaca
Thanks for someone in somewhere yang telah meramaikan lapakku dengan tulisan ini

😍😍

Siapa yang gak mau punya pacar seorang Abdi Negara, bukan Cuma perut yang kotak-kotak kayak roti sobek, seragam pun menjadi kebanggaan tersendiri, tapi itu tidak berlaku buat seorang Nara yang tomboy dan cuek, eeh jangan salah ya om Nara juga seorang perwira menengah di TNI AL tepatnya bertugas di seonografi Ancol.

Tidak hanya baju loreng yang tidak ia suka, seragam cokelat pun ia juga paling benci. banyak sahabatnya yang memiliki kekasih seorang abdi negara, bahkan ia sering dikenalkan dengan pacar teman-temannya. Mereka sangat mendukung Nara untuk mencoba menjalin hubungan baik dengan korps kacang ijo maupun pabrik cokelat.

Siapa yang menyangka jika hati sejatinya hanya milik Allah.Dan siapa yang bisa menduga ketika takdir mempertemukan Nara yang tomboy dengan cowok jutek dan kaku?

Nyatanya si cowok kaku itu justru membawa hubungan mereka bertahan lebih lama dibandingkan dengan yang lain yang hanya bertahan dalam hitungan jam atau pun minggu.

❤❤❤❤

PoV NARA__ check

Pertemuan pertama kali denganmu di sebuah mall ternama di Jakarta. Saat itu aku sedang berdiri menyapa setiap pengunjung yang datang. Banyak, bahkan terlalu banyak untuk ukuran week end. Hingga sepasang mataku menangkap bayangan sekelompok laki-laki berseragam cokelat dengan langkah kerennya berjalan di depanku.

Takdir baik sepertinya sedang singgah di hadapanku ketika satu diantara banyak mereka ada kamu yang terus memandangku, kamu hanya diam tanpa mengucap kata apalagi berbicara. Ketika itu aku menyapa teman-temanmu dan bertanya apa yang mereka cari dan mereka butuhkan, ternyata mereka semua mencari kamus untuk adiknya kecuali kamu yang terus menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

Jantungku berdetak semakin hebat ketika tanpa kusangka kamu justru memilih mendekatiku. Aku memang tidak pernah jatuh cinta walaupun beberapa kali menjalin hubungan pacaran, hanya mereka yang mengutarakan cinta sedangkan aku? Jangan pernah tanyakan itu karena sesungguhnya aku memang tidak ingin dan tidak mau. Hanya merasa buang-buang waktu saja untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya.

Semua berawal dari mamah yang melarangku berpacaran saat mulai baligh, dari SMP sampai SMA memilih tetap menjadi jomblo akut bahkan sering dibilang lumutan dan udik oleh teman-temanku.

Perkenalan itu akhirnya terjadi, kamu menyebutkan namamu dan aku juga menyebutkan namaku. Saling berjabat tangan setelah salah seorang temanmu memberikan kode kepadamu supaya berinisiatif melakukan itu. Ibarat mendapatkan oase di gurun pasir yang tandus, sentuhan tangan kita menjadi cerita baru dalam kehidupanku.

Teman-temanmu justru yang paling berinisiatif untuk langsung menyodorkan gawainya. Memintaku menuliskan deretan nomor gawai milikku yang bisa dihubunginya. Dengan dalih ingin menanyakan buku-buku yang dibutuhkan adiknya namun saat ini masih belum bisa dihubungi. Siapa tahu mungkin buku yang dibutuhkan itu tidak ada dalam pameran yang sedang berlangsung.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, tidak ada yang pernah menyangka hubungan kami mengalir dengan sendirinya. Benar, basa basi tentang informasi buku saat pameran itu justru membawa sebuah nomor yang tidak kukenal menjadi sangat akrab. Bahkan bisa dikatakan begitu dekat dengan intimacy menjalin suatu hubungan. Kamu memang tidak pernah mengatakan cinta terlebih ungkapan-ungkapan klise lainnya. Semua kamu lakukan dengan tindakan dan seperti itulah yang aku suka.

Di tahun pertama hubungan kita sepertinya semua telah berubah. Kamu lebih posesive dan berusaha menghalangiku berkumpul dengan sahabatku, waktuku hanya buat kamu dan selalu harus ada di setiap waktu kamu libur. Menemanimu dari yang biasa-biasa saja menjadi cowok yang luar biasa, mulai dari mengatur pola makan sampai cara berpakaian dengan stylish tidak biasa hingga terlihat 'keceh abis'. Aku memang melakukannya, karena kamu berusaha memberikan gajimu kepadaku, padahal kita belum memiliki hubungan yang lebih. Dan sebagian dari gaji itu kamu kirimkan kepada ibumu, meski beliau tidak pernah memintanya aku tahu bahwa itu merupakan wujud baktimu sebagai seorang anak kepada orang tuamu. Itu sebabnya mengapa kamu lebih senang menitipkan gajimu kepadamu, mungkin kamu telah percaya bahwa aku siap dan mampu mengatur semua keperluanmu.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang