🍒 Pasangan Sejiwa

1.9K 199 25
                                    

a stories by @MarentinNiagara

✏✏

"Aku tidak memiliki ayah, Bu Guru. Dia jahat kepada kami, Ummiku seringkali dipukulnya. Aku benci."

Hati siapa yang tidak teriris mendengarkan siswa SD kelas 1 yang menjawab dengan begitu polos. Mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya mengenai sosok seorang ayah.

Haruna Shafira, anakku. Haru, bukanlah anak yang suka berbicara kasar. Dia anakku dan aku melimpahinya dengan kasih sayang yang berlebih karena aku tahu bahwa sedari dia kecil dia tidak pernah menerima bagaimana rasanya sebagai seorang anak yang tumbuh normal di lingkungan keluarga yang bahagia. Sekalinya dia tahu, suamiku Andika Prahapsa telah berperilaku kasar kepadaku. Maafkan ibumu nak, seharusnya engkau tidak harus melihat apa yang telah dilakukan ayahmu untuk menyakiti ibu.

20 Mei 2008
"Sebenarnya Ayah kurang menyukai pilihanmu. Siapa itu namanya?"

"Andika, Ayah."

"Seandainya Arya bersedia untuk mengikuti akidah kita. Ayah lebih suka dengan Arya dibandingkan dengan Andi." kata Ayah dengan sejujurnya.

Arya Nugraha, mantan kekasihku yang akhirnya harus kuputuskan karena kita memang berbeda akidah. Aku tidak mungkin mengikutinya dan meninggalkan keluargaku. Begitupun dengannya yang tidak bersedia mengikuti aliranku. Kita memutuskan berpisah dengan sebuah kesepakatan bahwa akan tetap menjalin silaturahim dan menghormati keputusan masing-masing.

Bekerja di sebuah butik, memasang manik-manik dan juga finishing gaun pesanan beberapa orang penting menjadi kesibukanku setiap harinya. Hasilnya alhamdulillah, bisa mencukupi kebutuhan perut dan juga sedikit tabungan untuk masa depanku.

Hingga suatu ketika HPku bergetar dan berbunyi. Nomor asing, entahlah beberapa hari terakhir ini memang sering masuk nomor asing yang menelponku. Tidak mungkin langganan butik karena yang di tampilkan di web ataupun pamflet promosi bukanlah nomor HPku.

Hingga telingaku bising mendengar dan tanganku meraihnya diantara kesibukanku berjibaku dengan jarum dan beberapa mutiara swaroski yang harus kupasang untuk mempercantik gaun pesanan pelanggan ini.

"Hallo___" suaraku terdengar mengawali percakapan kami.

Dan terdengarlah suara pria yang berbicara panjang lebar. Sesekali aku bergidik, entah apa maksud si pria ini. Sudah jelas dia mengetahui jika sambungan teleponnya salah sambung ke orang lain. Namun justru mengajakku berkenalan.

Dari sanalah aku mengenalnya dengan nama Andi. Ya Andi yang akhirnya menawarkan diri untuk masuk ke hatiku setelah dengan susah payah aku menghapus nama Arya sebagai orang yang istimewa di sana.

26 Januari 2008
"Boleh kita bertemu, Cin?"

"Maksudnya apa?" jawabku yang akhirnya juga bertanya kepadanya. Apa tujuan kami bertemu nantinya.

"Emang kamu sudah puas kita hanya telpon-telponan seperti ini?" ucapnya.

Sedari itu membuatku malas untuk meladeninya. Aku tidak menyukai laki-laki yang seperti itu. Meneror melalui telepon dan yah berapapun banyaknya telepon tidak lagi pernah kuangkat jika HPku bergetar dan berteriak muncul namanya. Puluhan SMSpun akhirnya semakin menambah derita untuk HPku. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka pada suatu ketika aku tidak ada pekerjaan akhirnya kuangkat juga panggilannya.

Kami putuskan akhirnya bertemu di daerah Fatmawati. Supaya dekat dengan rumahku setelah aku pulang bekerja.

Malam itu akhirnya kami bertemu. Pria dengan tinggi 170 cm dan berambut ikal itu menemuiku dan memperkenalkan namanya. Tidak ada yang istimewa, biasa saja menurutku di pertemuan pertama itu.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang