🍒 Rona Lima Warna

1.7K 118 4
                                    

a stories by kiresha29

✏️✏️

"Jadi...... Ada yang memenuhi target gak?". Delisa, gadis manis tapi tomboy yang tak pernah lepas dari topinya itu memandang ketiga sahabatnya yaitu Dewi, Maya dan Ana sedang Aya yang juga berdiri sambil bersedekap di sisinya ikut menunggu jawaban ketiga gadis yang duduk sambil menikmati snack masing-masing. 

"Gue cuma dapat 3.... Susah ngatur jadwalnya." Jawab Dewi sekenanya sambil senyum senyum tak jelas. 

"Gue sebenernya mau dapat dua tapi yang satu belum resmi, lu sih kebanyakan ngasih target lima...". Kali ini Maya yang memberikan jawaban. 

"Dan lu An, dapat semuanya?" 

"Nggak, cuma satu doang tapi gak tega kalau harus putus."

Delisa, Aya, Dewi dan Maya tanpa di komando langsung refleks mencondongkan wajah mereka mendekat pada Ana. 

"Apaan sih kalian, gue tau gue cantik tapi gak usah gitu juga kali lihatnya." 

Otomatis ke empat sahabat yang mendengar ucapan Ana berbalik dan membubarkan diri keluar kelas. 

"Eh tunggu, kita belum dapat yang menang nih gimana dong." Ana mengejar dan mendahului ke empatnya dan menggiring mereka duduk di tangga yang mengarah ke kelas di lantai atas. 

"Gak ada yang menang, ga ada yang memenuhi target. Lagian gue kok curiga target kalian ada yang sama ya?" Delisa menunjuk wajah satu per satu para sahabatnya dan seperti punya telepati dia mencari persetujuan dari Aya. 

"Daniel...". Aya dan Delisa kompak menyebut satu nama yang sama. Sesaat semua diam tapi kemudian tawa kelimanya pecah karena apa yang di tebak kedua orang itu memang tidak salah. Mereka akhirnya hanya menertawakan kekonyolan hasil taruhan yang di gagas oleh Dewi, Ana dan Maya. 

Dua minggu sebelumnya, kelima sahabat itu saat sedang berkumpul di rumah Dewi atau mereka lebih senang menyebutnya sebagai markas besar memang membuat sebuah taruhan konyol. 

Mereka bertiga bertaruh bisa mendapatkan lima pacar dalam seminggu. Tapi syarat yang jadi penentuan pemenang bukan siapa yang paling banyak pacarnya tapi siapa yang paling cepat bisa memutuskan kelima pacarnya sebelum waktu taruhan selesai. 

Konyol memang tapi kelima remaja itu seperti tak peduli dan menikmati kekonyolan yang mereka buat. Bukan sesuatu yang serius tapi tetap saja absurd dan apa jadinya jika para pria yang di jadikan target tahu tentang taruhan itu, entahlah. 

Persahabatan yang terjalin saat masa sekolah memang menyenangkan,  meskipun bukan mustahil di antara mereka terjadi selisih pendapat,  dan emosi labil khas remaja menghiasi dan mewarnai perjalanan kelimanya. Namun interaksi hubungan yang sudah berjalan ditahun kedua itu terlalu kuat jika harus retak oleh emosi sesaat. 

Siang itu suasana sekolah menjelang jam istirahat mulai menunjukan keriuhannya. Delisa masih di kelas menyelesaikan tugas yang sebenarnya untuk PR tapi jika ada waktu bisa di kerjakan di sekolah kenapa harus dia menundanya,  saat tiba-tiba kegaduhan terjadi di luar. Terlihat para siswa laki-laki berlari berhamburan menuju halaman depan sekolah dan suara suara jeritan beberapa siswi saling bersautan. Selain itu terdengar juga seperti suara pecahan kaca yang terdera. 

Delisa segera memasukan buku-bukunya ke dalam tasnya dan bergegas keluar kelas melihat apa yang terjadi. 

Sekolah yang mayoritas penghuninya adalah remaja putri ternyata sedang di jadikan sasaran penyerangan oleh siswa sekolah lain, entah ada masalah apa yang membuat tawuran yang bukan pertama kali itu terjadi lagi. 

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang