🍒 Pelabuhan Terakhir

2K 215 80
                                    

a stories by @MarentinNiagara

✏✏

Bukan menjadi janda. Tapi memutuskan untuk belum menikah dengan satu orang anak itu rasanya memanglah seperti janda. Janda rasa perawan atau perawan rasa janda.

Entah hati bak malaikat atau memang sedari awal sudah terlahir sebagai hamba yang tidak bisa menolak, hingga takdir hidup membuatnya menjadi seorang ibu tanpa harus mengandung dan melahirkan.

Dialah Raihanun Afsana, wanita berjilbab dengan kacamata minus yang selalu bertengger di pangkal hidungnya.

Merasakan menjadi seoran yatim piatu sedari kecil membuatnya tidak pernah membiarkan orang lain merasakan hal yang sama seperti dirinya. Pernah hampir menikah dengan seorang pria. Namun lagi-lagi karena masalah nasab, keluarga calon suaminya menolak.

Hingga saat inipun Inun tidak pernah tahu siapa ayah dan ibunya. Yang dia tahu bahwa sejauh ingatannya, dia hanya tinggal di sebuah panti asuhan dengan seorang ibu panti yang menggantikan peran sebagai orang tuanya.

Dari awal dia tahu bahwa dia berbeda dengan teman-temannya. Tak jarang tersebut sampai di telinga Inun saat beberapa orang tua temannya melarang putri mereka untuk sekedar berdekatan dengannya bahwa anak haram tidaklah pantas untuk dijadikan teman.

Salah apa yang dilakukan Inun hingga dunia seolah mencibirnya.

Meski hampir tidak memiliki teman, disekolah Inun bukanlah siswa yang mau mengalah untuk berprestasi. Bahkan dia selalu menjadi juara pertama di setiap pengambilan raport.

Hingga suatu ketika setelan SMA, dia memilih untuk melanjutkan sekolah sebagai seorang perawat dengan sebuah beasiswa.

Usianya yang kini mungkin bisa dikatakan tidak muda lagi sebagai seorang yang masih betah melajang. Ya, sekarang Inun telah bekerja sebagai seorang perawat di sebuah rumah sakit umum di kota tempat tinggalnya.

"Ummi, nanti kalau sudah besar aku ingin menjadi tentara. Biar bisa selalu jagain ummi karena nanti aku jadi orang yang kuat." celoteh riang dari bibir Fadlan.

Inun mengasuh Fadlan sedari dia bayi hingga kini Fadlan hendak masuk TK.

Jika bertanya adakah sebuah kesakitan atas sebuah pengharapan semu?

Dulu Inun pernah berharap suatu ketika dia bisa memiliki keluarga yang utuh. Memberikan kehangatan untuk putra-putrinya sebagai seorang ibu yang di dampingi seorang suami yang mencintainya. Hingga akhirnya ada seorang lelaki yang begitu menawan hatinya datang memberikan sebuah pengharapan lebih. Bolehkan Inun bermimpi kala itu?

Saat semua sudah dipersiapkan. Bahkan Sandrio telah berjanji untuk mempertemukannya dengan kedua orang tua saat itulah dunia serasa membalikkan mimpinya dan membuatnya jatuh tersungkur dengan seluruh luka lebam di tubuhnya.

"Jadi kamu tidak tahu siapa orang tuamu?" tanya ibu Sandrio saat mereka di pertemukan dalam perjamuan makan siang yang sederhana. Sengaja Sandrio mengajak Inun untuk mengunjungi rumahnya dan bertemu dengan ayah ibunya.

"Iya, Bu. Dari kecil memang saya tinggal di panti asuhan."

Hening, tidak ada pertanyaan lagi dari bibir orang tua Sandrio. Suasana tambah menegang saat ayah Sandrio berkata, "Menikahi wanita itu karena 4 hal. Agamanya, nasabnya, kecantikannya, serta hartanya."

Tidak perlu dijelaskan secara detail, Inun sudah bisa menangkap maksud dari ucapan itu. Ya, dia memang anak panti, yatim piatu atau sebenarnya dia bukan anak yatim piatu tapi dibuang karena tidak diinginkan kehadirannya oleh keluarganya. Atau mungkin dia anak hasil dari perzinaan hingga akhirnya membuat keluarga membuangnya.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang