"Zack, dengarkan aku!" Allura bersikeras di hadapan Zack. Sedari tadi ia menyuarakan perasaan tidak enaknya pada adiknya itu, namun Zack tidak percaya.
"Aku bersumpah! Lebih baik kau lihat dulu! Perasaanku tidak enak."
Zack mendengus. "Yang aku tahu kau tidak memiliki perasaan."
Allura tertohok. Adik kurang ajar! Jika bukan karena Zack adalah rajanya, Allura tidak akan segan mencabik wajah angkuh itu sekarang juga.
"Zack! Deng--"
BRUK!
Ucapan Allura terhenti dengan kemunculan Bek di sebelahnya. Yang mengusik pikirannya, Bek datang dalam keadaan yang jauh dari kata baik-baik saja.
Zack melihat sahabatnya itu dengan heran. "Apa apa?"
Bek mendongak memancarkan tatapan panik yang kentara di wajah pucatnya. Perasaan Allura semakin tidak baik.
"Putri Arabella diculik."
"APA?!" Zack bangkit dari duduknya.
Allura memucat. Instingnya benar. Sesuatu yang buruk sedang terjadi.
"Tapi tempat itu tersembunyi."
"Aku tidak tahu. Dia datang dan membawanya. Auranya aneh dan sangat kuat."
Allura tersentak. Seketika ia teringat pada Rad, dan segala rencana buruknya.
***
"Berhasil!" Rad tertawa keras. Seringaian tercetak jelas melihat objek pembawa keabadian itu membuka matanya.
"Setelah sepuluh tahun menanti." Rad berjalan mendekat. Menatap Arabella yang diam dengan tatapan kosong yang kini terduduk di atas meja batu.
Tangannya meraih leher Arabella dengan kasar. Mencekik membuat perempuan itu membuka mulutnya dan merintih kesakitan.
Tetapi tak ada suara yang terdengar. Rad menaikkan kedua alisnya. Ia baru sadar, sesedikit apa energi kehidupan di tubuh Arabella. Dan seberapa besar energi kehidupan Zack yang telah menyerap milik Arabella.
Namun, sesedikit apapun itu, energi kehidupan Arabella yang tersisa bisa memberikan kehidupan abadi bagi Rad.
Seharusnya, energi kehidupan yang tersisa dalam tubuh Arabella tidak akan cukup untuk memperoleh keabadian.
Tapi berhubung Rad sudah meminum darah dari kematian penyihir terhebat juga keturunan terlarang yang sangat kuat, energi kehidupan itu cukup walau hanya sedikit.
Rad membuka mulutnya, hendak menyerap sisa energi kehidupan itu jika saja sesuatu tidak membuatnya menghentikan aktifitasnya.
Dahinya mengerut dengan tatapan terus tertuju pada mulut Arabella yang membuka. Seolah menyerukan sebuah nama tanpa sedikitpun suara terdengar.
"Sialan." Rad menggeram saat kesadaran menghampirinya.
Matanya mengedar pada anak-anak buahnya berdiri di sepenjuru ruangan.
"Kita harus pergi."
***
Zack mendongak cepat. Jantungnya berdegup cepat saat samar, ia merasa namanya terpanggil. Zack bahkan tidak mendengar suara apapun. Hanya hati kecilnya yang merasakan sesuatu tengah memanggil.
YOU ARE READING
Pathetic Destiny [Completed]
Fantasy[Fantasy-Romance] Arabella, putri terkutuk yang disembunyikan rapat-rapat keberadaannya oleh penghuni istana. Hanya nama yang dikenal oleh seluruh rakyat Kekaisaran Orvins. Kutukan Arabella membuatnya harus menanggung kesakitan luar biasa dan menjer...