Secret Society

Mulai dari awal
                                    

"Ini sarapan untukmu."

Namjoon meletakkan tiga kotak makanan yang ditumpuk ke atas meja registrasi klinik, satu-satunya meja di klinik itu.

"Kalian tidak perlu mengirimnya setiap pagi. Aku bisa beli makananku sendiri," kata Seokjin, mulut masih penuh busa.

Namjoon duduk di salah satu kursi di sana. Ia terkekeh pelan.

"Beli? Dengan apa?"

"Aku masih menyimpan beberapa lembar uang dari tiga tahun yang lalu."

Namjoon menatap Seokjin yang sedang berkumur menggunakan segelas mug.

"Ya, oke. Kami tidak lagi bertukar menggunakan uang di sini."

Kening Seokjin mengkerut. "Lalu apa?"

Namjoon berdiri dan membuka salah satu kotak makanan. Ia mencomot sebongkah stroberi dari sana dan memakannya. "Tidak ada. We don't trade. Setiap orang di desa berhak atas semua makanan yang diproduksi di sini."

Seokjin mengambil sehelai handuk untuk mengelap mulutnya. "Tapi... aku bukan orang sini."

"Kau adalah tamu," Namjoon menunjuk. "Selama kau menjadi tamuku, aku punya kewajiban untuk menjamu."

Seokjin tidak terlihat yakin oleh kata-kata Namjoon. Ia masih berpikir ia tidak perlu membuat orang-orang ini repot.

Satu kali hembusan napas, Namjoon berdiri lagi. Mensejajarkan letak sepatunya dengan Seokjin.

"Biarkan aku menunjukkanmu sekeliling, oke?"


***


"So, kau ingin menunjukkanku apa?"

Seokjin dan Namjoon sudah berjalan beriringan di jalan utama desa.

Desa itu sebetulnya sangat sederhana.

Dua baris perumahan berjejer, memberi jarak untuk jalan utama. Rumah-rumah terbuat dari kayu dan jerami sebagai atapnya.

Ada sekitar lima belas rumah pada masing-masing baris. Dan masing-masing rumah memiliki halaman yang multifungsi.

Beberapa rumah menumbuhkan kebun sayur dan buah di halamannya. Ada juga yang menggembala hewan ternak, atau bahkan pandai besi.

Satu desa itu merupakan suatu ekosistem yang hidup saling bergantungan satu sama lain. Jika satu rumah tangga hilang, maka ekosistemnya pasti bisa terganggu.

"Aku tahu di kepalamu banyak sekali pertanyaan. Kuharap dengan menunjukkanmu sekeliling bisa menjawab sedikit demi sedikit."

Seokjin ingin saja berkata, "Bagaimana jika kau saja yang menjawab semua pertanyaanku agar jalan-jalan tidak berguna ini cepat selesai dan aku bisa langsung kembali ke lab?"

Namun, ia bungkam mulutnya. Ia rasa kata-kata di kepalanya sangat tidak sopan.

Namjoon bisa dibilang adalah seorang penyelamat. Seokjin tidak boleh berlaku seenaknya di depan pria yang menolong.

Mungkin Seokjin hanya panik karena ia tidak pernah terlalu lama keluar dari lab.

Walau sebetulnya Namjoon baru membawanya keluar sekitar lima menit yang lalu.

Keramaian serius membuatnya resah.

"Oke. Aku akan mulai bertanya-tanya dan jangan salahkan aku jika aku mulai bawel."

Namjoon mengangkat sudut bibirnya. Ia pikir, Seokjin adalah seorang alfa yang menarik.

Alpha nerd yang menarik.

[taejin] ZOMBIE.ZIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang