Chapter 15

19 1 0
                                    

@zhnrayy

Permintaan maaf terberat adalah kepada orang - orang yang ingin kita peluk teramat sangat, tapi sudah tidak bisa.

***

"Haraya! Gue gabut banget nih, asli!" Sahut dila pada haraya yang duduk di samping nya

"Sama gue juga! Trus kita ngapain ya yang ga bikin gabut" Haraya tampak sedang berfikir

Haraya, yang lebih sering di panggil rara adalah teman dila saat di kelas. 12 ipa 2. Mereka cukup dekat, tetapi dila lebih dekat dengan karin dan juga dipsha

Mereka sedang berada di kantin. Event tahunan sekolah atau yang biasa di bilang classmeet masih berlangsung hingga saat ini

Acara ini sepertinya berlangsung hingga sore

"Oh iya gue tau!" Semangat dila hingga ia sedikit menggebrak meja kantin

Rara sontak terlonjak kaget. "Ga usah bikin kaget juga kali dil!" Ucapnya kesal

"Sorry sorry" maaf dila sembari menampilkan cengirannya

"Ya udah apa buru?!" Tanya rara penasaran

"Gimana kalo kita main truth or dare?"

"Boleh boleh" setuju rara

"Tapi kali ini yang kalah harus bener bener ngelakuin pertanyaan atau pun tantangan yang di kasih pemenang ya!"

"Iya iya deal!" Ujar rara menatap dila

Dila mencari cari benda yang dapat ia putar manual untuk bermain permainan ini

"Oke ayo kita mulai!" Pinta dila saat ia menemukan sebuah botol air plastik

Ia meletakannya di atas meja dan mulai memutar botol tersebut dengan tangannya

Botol plastik itu terus berputar dan....

Terhenti dengan sendirinya

Arah botol tersebut tepat sekali mengarah ke arah rara

Dila tersenyum kemenangan

"Truth or dare?" Tanya dila

"Dare" jawab rara

"Lo-" ucap dila tergantung

"Lo chat altha dalam waktu seminggu. Harus ada paling ga seratus chat!" Lanjut dila

"Apa? Chat altha!?" Tanya rara serius

Dila menganggukan kepalanya. "Lagian altha temen sekelas lo dulu kan? Jadi otomatis gampang dong buat chatin dia" lanjutnya

"Iya juga si" balas rara

"Oke deh gue terima tantangannya!" Lanjutnya kemudian

"Nanti malam lo udah harus chat dia" putus dila

***

"Mikirin apa lo tha?" Tanya arvin yang baru saja duduk di samping altha

Mata altha tertuju ke arah lapangan, melihat orang yang sedang bermain futsal tetapi telinganya mendengarkan apa yang sedang arvin katakan

"Tadi gue liat-" ucap altha terpotong

"Liat apa?"

"Jangan motong omongan dulu!"

"Iya iya buruan ah! Penasaran gue jing!" Sahut arvin tak sabaran

KARINALTHAWhere stories live. Discover now