40. Sebenarnya💌

2.2K 244 138
                                    

RAMAIKAN PART INI SAMA KOMEN-KOMEN KALIAN YAAAAAA. NAH BUAT KALIAN YANG GAK SUKA KOMEN ATAU VOTE, DI PART INI HARUS KOMEN YANG BANYAAAAK DAN VOTE JUGA YA. UDAH SIAP MEMBONGKAR TEKA-TEKI HIDUP HELEN? KALO SIAP, LANGSUNG AJA BACA. SELAMAT MENIKMATI♥

AKU JANJI AKU MAU KOMEN SAMA VOTE PART INI.

NAH LOH UDAH PADA JANJI, AYO LAKUIN!

💌💌💌

Beberapa bulan kemudian..

Akhirnya mereka semua sudah lulus dengan nilai yang sesuai dengan proses mereka ketika belajar. Mengisi latihan-latihan soal untuk persiapan ujian sudah dilalui bersama, mengisi soal untuk menentukan lulus atau tidaknya pun sudah dilalui. Dan sekarang, mereka sudah menerima hasil kerja kerasnya selama ini.

Siswa dan siswi Central sudah semangat membahas prom night nanti. Itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh kelas dua belas, di hari itu pasti akan ada pertumpahan air mata. Mengenang bersama kenangan-kenangan yang telah dilalui selama sekolah di Central. Suka mau pun duka. Pahit mau pun manis. Sudah mereka rasakan bersama-sama.

Mereka pasti berkata 'Gak kerasa udah lulus, perasaan baru masuk'. Mereka merasakaan itu karena mereka menikmati setiap harinya di sekolah.

"Gue mau ke rumah Aldi ya! Lo semua mau ikut?"

"Duluan aja, Hel. Ntar kita nyusul," jawab Bilan.

"Iya deh."

💌💌💌

Hampir setiap hari Helen mengunjungi rumah ini. Hanya untuk memastikan, apakah sahabatnya sudah kembali ke Indonesia atau belum. Kata Netha, Aldi ikut bersama papanya ke luar negeri untuk menemani papanya sementara waktu karena ada hal penting yang harus di urus. Kata Netha juga, Aldi belajar online, pihak Central mengizinkan hal itu.

Aldi sama sekali tidak mengabari dirinya. Entah sesibuk apa Aldi sampai-sampai tidak pernah mengabari dirinya. Jadi, yang bisa Helen lakukan adalah, mengunjungi rumahnya lalu bertanya kepada Netha bagaimana keadaan Aldi di sana. Netha juga jarang ada di rumah, membuat Helen harus sabar jika ingin mengetahui kabar Aldi.

"Hai, Kak. Gimana hasil ujiannya?" tanya Netha ketika Helen sudah duduk di sampingnya.

Helen tersenyum. "Alhamdulillah, gak buruk-buruk amat kok." Jeda sejenak, "Aldi kapan pulang sih, Neth? Sombong banget dia gak suka ngabarin gue."

Netha terkekeh pelan. "Kakak rindu banget ya?"

"Selama dia gak di sini, gak ada yang bikin gue kesel. Idup gue jadinya gak seru," jawab Helen lalu diiringi tawanya.

"Biasanya juga kakak gak mau kalo dia ganggu mulu kakak."

"Sekesel-keselnya gue sama dia, tetep aja gue butuh dia, Neth. Terkadang, ketika seseorang yang biasanya ada sama kita, terus tiba-tiba dia gak ada, rasanya pasti beda. Itu yang lagi gue rasain." Jeda sejenak, "Dia gak ngabarin lo pulang kapan?"

Netha menatap Helen, lalu tersenyum. "Kak Aldi udah pulang kok. Kakak pasti mau ketemu kan?"

"Iyalah! Dia udah pulang dari kapan? Kok gak nemuin gue sih?!" kesal Helen.

"Kakak tunggu sini. Aku mau siap-siap dulu."

Helen mengernyitkan dahinya bingung. "Mau kemana?! Gue kan mau ketemu Aldi. Emang dia gak ada di rumah?!"

Netha menghentikan langkahnya saat berada di tangga, ia menatap Helen, lalu berkata, "Mau ketemu Bang Aldi kan? Netha anter. Bentar ya."

💌💌💌

Mr. Bandana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang