17. Jordan💌

2K 208 10
                                    

“Ada apa sih rame-rame?”

Nita menggelengkan kepalanya sambil terus memakan mie ayam. Adiba juga ikut menggelengkan kepalanya. Mereka bertiga tersentak kaget saat ada laki-laki yang didorong ke mejanya.

“Aldi!” pekik mereka bertiga.

“Cewek ini yang bikin lo kaya gini?! Gila! Seorang kakak kelas yang dikenal dengan keceriaannya bisa berubah jadi monster cuma gara-gara cewek ini?!"

Helen mengeryitkan dahinya lalu berdiri mendekat ke arah Jordan. ”Maksud lo apa nunjuk-nunjuk gue?”

Jordan menunjuk bahu Aldi dengan keras. ”Nih, cowok lo. Belain lo pas temen-temen gue lagi bahas tentang lo.”

Aldi menendang perut Jordan lalu turun dari meja dan pergi meninggalkan mereka semua. Jordan mendesis lalu maju beberapa langkah untuk mendekati Helen. Untung saja ada Bilan dan Regan yang mendorong keras Jordan hingga menjauh dari Helen. Jordan pergi menghampiri teman-temannya kembali dengan amarah yang memuncak.

“Mereka ngomongin apaan sih sampe-sampe Aldi kaya gitu. Sumpah dari kelas sepuluh gue baru kali ini liat Aldi kaya monster,” kata Helen sambil memperhatikan Jordan yang sudah duduk bersama temannya.

Bilan menganggukkan kepalanya pertanda setuju. “Bener. Aldi mana pernah berantem kaya gitu. Liat dia marah-marah aja gak cocok. Pasti parah sih ini. Kalo sepele Aldi gak mungkin kaya gini.”

“Gue susulin Aldi deh,” kata Helen.

💌💌💌

“Lo berantem parah emang? Sampe-sampe ngeluarin banyak darah gitu.”

Aldi mengusap lagi darah di hidungnya lalu terkekeh kecil. ”Biasa aja."

Helen duduk di dekat Aldi sambil memperhatikan Aldi yang terus saja mengusap darah di hidungnya. ”Lo gak akan ke UKS?”

“Enggak ah. PMR nya gak ada yang cantik,” kata Aldi lalu menyandarkan tubuhnya ke tembok yang ada di belakangnya sambil memejamkan mata.

Beberapa menit yang lalu Helen mencari-cari Aldi dan sekarang ketika sudah menemukannya di belakang sekolah Aldi kembali seperti semula, sangat berbeda ketika tadi Aldi di kantin.

“Tapi itu muka lo banyak lebam-lebam. Idung lo juga ngeluarin darah mulu.”

“Atau.. lo mau pulang?” Lanjutnya.

Aldi menggelengkan kepalanya. ”Enggak. Gue bolos aja deh hari ini. Lo masuk gih, bikinin surat izin juga buat gue. Nanti gue jajanin mie ayam yang gak pake mie.”

“Lah, ayamnya doang dong?”

“Mangkoknya doang buat lo mah.”

Helen terus saja memperhatikan Aldi yang masih memejamkan kedua matanya tanpa menjawab lelucon Aldi. ”Emangnya temen Jordan ngomong apa sampe lo kaya gini?”

“Bilang kalo lo dijahatin sama Mimi peri, gue gak terima, Mimi peri kan baik.” Jeda sejenak. ”Eh, bel tuh. Masuk gih, gue mau tidur,” kata Aldi sambil membuka kedua matanya.

Helen menggelengkan kepalanya. ”Kalo lo gak ke UKS gue gak akan masuk kelas!”

Aldi beranjak dari duduknya lalu mengulurkan tangan agar Helen ikut berdiri. Setelah Helen berdiri Aldi merentangkan tangannya. Helen mengernyitkan dahinya. ”Apa nih?”

“Gendong gue ke UKS dong,” pinta Aldi sambil menaik turunkan alisnya.

Helen melotot kesal lalu menyentil ujung bibir Aldi yang lebam. ”Minta gendong tuh ke Mimi peri.”

“Gak ada lembut-lembut nya gue lagi gini juga lo mah.”

💌💌💌

“Kalian semua cowok kan? Nih gue udah ada di depan lo semua, mau ngomong apaan lagi tentang gue? Sampe puas sekalian!”

Setelah mengantar Aldi ke UKS, Helen mencari keberadaan geng Jordan, ia benar-benar penasaran hal apa yang sudah terjadi sampai-sampai Aldi berperilaku tidak seperti biasanya. Sekarang Helen sudah menemukan mereka di rooftop dan Helen harus tau apa yang sudah terjadi diantara mereka dan Aldi.

“Gue nyuruh lo semua ngomong, bukan ketawa! Gak punya mulut? Katanya tadi ngomongin gue di belakang. Oh, atau lo semua punya mulut kal-“

“Brisik lo!”

Helen tertawa meremehkan. “Masih mending gue, berisik depan lo semua langsung. Dari pada lo semua, brisik pas gak ada orangnya!”

Jordan mendekat ke arah Helen lalu menjeptit pipi Helen dengan kencang. ”Kalo lo bukan cewek, udah gue hajar! Pergi lo”

Helen menepis dengan keras tangan Jordan dari pipinya, ia juga melakukan hal yang sama kepada Jordan, menjepit pipi Jordan dengan tak kalah keras. ”Kalo lo bukan cowok, cocok buat ngegosip. Banci lo.”

“Lo berani sama gue?!” teriak Jordan sambil mencengkram tangan Helen dengan keras.

"Dan, udah, Dan. Jangan sampe si bos tau kalo lo kaya gitu ke dia," cegah temannya.

Helen berusaha untuk tidak memperdulikan itu, ia menatap Jordan dengan sengit. ”Lo pikir gue takut sama lo?! Lo bukan Tuhan yang harus gue takutin!”

Jordan mendekat lagi ke arah Helen sampai hanya berjarak sedikit saja. ”Kalo lo bukan inceran bos gue, udah abis lo sama gue!”

“M-maksud lo?”

“Pergi,” kata Jordan lalu melangkahkan kaki ke arah teman-temannya lagi.

💌

Hayo gaes Helen suka siapa yaaa

Seperti biasa, komen pertama aku follow, tinggal komen sesuka hati kalian pasti aku follow, dengan syarat harus jadi komentar pertama yaa

Kalo komen nya lebih dari satu orang, aku bakal acak buat tambahan ngefollow.

Semoga banyak aja yg komen nya wkwk.

Jangan lupa di vote juga yaaa😅

Mr. Bandana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang