26

1.6K 392 74
                                    

— EXTRAORDINARY RICH BOY 

Written by Yan Zhang

.

"Selamat datang kembali, Earl Zhong dan Tuan Muda Huang!" Sambut para pengawal yang berderetan di kedua sisi membungkuk sembilan puluh derajat.

Karena ia sendiri bukanlah orang yang gila kehormatan, dengan berbaik hati, Chenle memerintahkan para pengawal untuk berdiri dengan sigap dan membubarkan mereka. "Kembali pada tugas kalian masing-masing!" Orang-orangnya menurutinya.

Terpaan angin menghembuskan helaian rambut dua namja Tiongkok, Chenle menyibak poninya ke atas hingga dahinya dipamerkan. Ia melangkah memasuki pintu belakang manor, diekori Renjun. "Akhirnya aku kembali ke sini." Gumamnya.

Renjun menyungging senyum hangatnya, lirikannya tertuju pada punggung Chenle. "Ya, selamat datang kembali, Chenle."

Hanya Renjun, cuma Renjun dan teruntuk Renjun seorang yang diperbolehkan memanggilnya dengan nama kecil itu meskipun dia adalah tangan kanan kepercayaan yang bekerja di bawah si Zhong tersebut.

Kini di taman Manor Zhong, Chenle dan Renjun duduk berhadapan, di depan mereka ada cangkir seputih tulang yang berisi cairan berwarna coklat terang dengan aroma yang mengenakkan, asap mengepul di atas permukaan menandakan betapa panasnya teh itu.

Jemari Chenle mencekam gagang cangkir dan mulai mencium harumnya teh tersebut, sepasang matanya terpejam menikmati aromanya. "Aku sudah lupa bagaimana rasanya karena berpura-pura menjadi kaum proletariat demi keselamatan diriku sendiri hingga aku tidak ingat kapan terakhir meminumnya." Ia meniup cairan coklat terang sekilas dan menyesapnya dengan hati-hati agar tidak membakar bibir dan lidahnya mengingat panasnya teh tersebut.

Di depannya, Renjun menyungging senyum dan mengangguk, ia mengikuti Chenle menyesap teh. Hatinya merasa tenang setelah meminum sedikit teguk dan mencium wanginya. "Seperti biasa, lezat sekali."

Sebelah alis Chenle naik, melirik si Huang yang menggeleng kepala menikmati rasa tehnya. "Seperti biasa? Wah, kamu bahkan bisa menikmatinya di saat aku tidak ada, eh?" Goda Chenle.

Renjun tertawa kecil, meletakkan cangkir kembali ke atas piring kecil. "Begitulah. Saya harus menunggu berapa lama lagi hingga batang hidung anda muncul, jadi saya mau tidak mau mengambil kesempatan untuk meminum teh yang terkenal mahal ini, My Lord."

"Hm." Chenle menyebikkan bibirnya dan terdengar ngambek, menggemaskan bagi Renjun yang hanya tersenyum senang melihat orang yang ia anggap adik itu ngambek. "Malas sama Gege. Bukannya diantarkan ke gubuk untuk menikmatinya bersama, kamu malah menikmatinya sendirian." Penuturan Chenle membuat Donghyuck yang berdiri sigap di belakang Chenle menahan tawanya dengan salah satu kepalan tangannya menutup mulutnya dan berdehem kecil.

Renjun tergelak seakan ia lupa bagaimana bersikap untuk berwibawa di depan tuannya. "Aigo, anda lucu." Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran lounge chair melihat Chenle menyesap tehnya hingga tuntas.

"Donghyuck." Panggil Chenle setelah meletakkan cangkir di atas piring kecil.

Terpanggil, Donghyuck segera mendekati Chenle dan membungkuk sekilas. "Ya, Tuan Muda?"

Kepala Chenle tertengok, pupil matanya bergulir melirik Donghyuck di samping. "Aku haus."

Donghyuck terdiam sesaat, berpikir mengapa tuannya haus padahal tadi sudah meminum teh hingga tegukan terakhir namun ia tetap tidak membantah tuannya. "Baik, akan saya ambilkan min—"

"Tidak perlu, Donghyuck." Ujar Chenle sembari mengayunkan tangannya.

"Maaf?" Donghyuck bingung, ia diam-diam melirik Renjun yang terlihat sedang menahan tawanya sembari menusuk sepotong kue kecil dengan garpu.

EXTRAORDINARY RICH BOY | NCTWhere stories live. Discover now