12. Leonard

1.4K 169 85
                                    

Bagi kita yang setia, perhatian macam apapun
tidak akan terlihat dan selalu saja
seperti angin lewat.

Selamat membaca.

Putar lagu : Takkan terganti - Cover by Andien Tias 🎵

°°°

Merasa lebih baik dari sebelumnya. Tokoh utama yang kita takutkan masuk rumah sakit jiwa kini telah berhasil sedikit demi sedikit menerjang segala ketakutan dan kecemasan itu. Ya! Adrienne berhasil keluar dari zona dimana ia hanya ingin sendirian mengurung diri dan tidak ingin di ganggu.

Dengan style lain dari biasanya Adrienne kini memakai midi skirt berwarna abu-abu muda dan kemeja hitam yang sangat pas si tubuhnya yang mulai agak kurus. Namun tetap membuat Adrienne terlihat cantik. Adrienne menggunakan sendal tali. Rambutnya di gerai dan di beri sedikit hiasan jepitan berwarna hitam.

Dengan tangan membawa beberapa buku khas anak kuliahan Adrienne keluar dari mobil bersama Carla. Penampilan Adrienne yang seperti ini membuat Carla kagum. Kagum merasa Adrienne berkali lipat jadi cantik. Juga kagum karena merasa hasil karya makeovernya berjalan dengan lancar.

Cocok deh Carla jadi fashion style.

Dua gadis cantik ini berjalan dengan perbedaan raut wajah. Carla yang senyum ramah pada beberapa orang yang menyapanya. Sedangkan Adrienne yang hanya memasang wajah dingin namun tetap di sanjung karena penampilan barunya.

"Kangennnnnnn." Rengek Ferry merentangkan tangannya pada Adrienne. Bukan lebay, Ferry hanya sengaja ingin memanas-manasi seseorang yang sejak tadi memperhatikan Adrienne dengan tatapan amat memuja.

Tatapan seakan mengisyaratkan bahwa orang itu ingin sekali memuji Adrienne dengan terang-terangan. Tatapan seakan ingin mengusap rambut Adrienne yang indah. Tatapan ingin menggapai perhatian Adrienne dengan lebih. Pokoknya tatapan itu sangat berbahayaaaaa! Dan Ferry tidak akan membiarkan itu.

Ferry hanya ikhlas jika Adrienne bersama Kenzo. Pokoknya Adrienne Kenzo garis keras!

"Gimana gimana, kalian speechlees gak?" Tanya Carla.

"BANGET!" Seru Ferry dan Galang.

"Gak nyaman gue." Cicit Adrienne, ia menarik kursi untuk duduk. Berpakaian ala perempuan seutuhnya membuat Adrienne kesusahan.

"Balik lagi ke rencana awal. Lo harus bikin Daisy itu mikir lagi mau berurusan sama siapa. Pastiin dia berurusan sama orang yang salah." Carla bersungut-sungut ingin sekali menjatuhkan Daisy si model tidak tahu malu.

"Menurut gue jadi diri sendiri itu balas dendam yang terbaik." Kata Adrienne.

Galang berdeham, "Di sini kompleksnya beda. Bukan lagi jadi diri sendiri yang terbaik. Mutar otak buat bikin musuh kalah juga perlu. Kita harus bikin dia merasa kecil berhadapan sama kita. Lo gak berubah Adrienne, sifat lo masih sama. Hanya penampilan yang beda. Lo biasa di rendahkan sama Daisy karena penampilan yang terkesan jauh dari kata feminin, kan?"

Adrienne mengangguk menyetujui.

"Nah, sekarang sebagai langkah awal buat Daisy ngerasa kalah dulu dari segi penampilan. Itu langkah yang gue rasa bakal bikin dia ngerasa ciut dan ngerasa tertandingi."

Wish! Coba tolong kasih Galang piagam atau piala. Kata-kata bijaknya membuka pikiran Adrienne lebih jauh lagi. Ternyata terbuka dan tidak mengurung diri di kamar lebih menyenangkan juga ya!

"Terus?"

Carla berdecak, "Sejak kapan Adrienne jadi bego, sih?"

Adrienne mengangkat bahunya. "Sejak ngerasa kehilangan."

Merasa keadaan akan menjadi canggung Ferry buru-buru mengalihkan pembicaraan lagi.

"Gini Adrienne.. Lo yang cerita ke kita masalah surat Daisy itu, kan?" Adrienne mengangguk.

"Artinya gak akan lama lagi Daisy bakalan ngusik hidup lo lagi. Firasat kita semua gitu. Kita mau lo sembuh jangan down lagi. Buktiin kalau lo emang bukan cewek lemah karena cinta. Lo boleh nangis meraung-raung dimanapun asal jangan di depan musuh. Sampai sini ngerti?"

Oke, Adrienne mulai mengerti. Nalurinya juga mengatakan ia harus kembali bangkit dan meraih apa yang harus menjadi miliknya. Permasalahannya di sini itu miliknya telah menjadi milik orang lain. Apa Adrienne sanggup mengambil lagi miliknya?

°°°

Karena kebanyakan meninggalkaan kelas selama sakit Adrienne di panggil menemui dosen yang pelajarannya Adrienne tinggalkan. Adrienne berjalan sendirian menuju ruang dosen. Carla dan yang lainnya sudah duluan ke kantin mengisi perut kosong.


Oh ayolah Adrienne malas berbasa-basi seperti ini. Tujuannya hanya meminta daftar tugas apa saja yang harus Adrienne susul untuk mengejar materi yang terlambat.

"Untuk seusia kamu jangan kebanyakan memforsir hal yang gak perlu di lakukan. Seperti memikirkan orang lain contohnya."

Gila maunya si dosen tampan ini apa, sih? Mau nyindir apa gimana? Sok ngatur banget Adrienne jadi dongkol sendiri.

Leonard mengambil nafas. "Jaga kesehatan kamu yang terpenting. Jangan telat makan, tidur teratur, jangan kecapekan, jangan ngelakuin—"

"Bapak ini dokter atau dosen?" Tanya Adrienne jengah. Jangan sampai Adrienne mengeluarkan tanduknya. Dan jangan sampai Kenzo tahu bahwa ada orang selain Kenzo dan sahabat laki-laki Adrienne yang memberikan perhatian.

Ah memikirkan Kenzo Adrienne kembali rindu.

Leonard tertawa renyah, merasa kekesalan Adrienne adalah sesuatu yang amat lucu dan menggemaskan. Jadi pengen peluk.

"Saya bisa jadi apa aja semau saya."

Satu yang lo gak bisa, masuk ke hati gue. Batin Adrienne. Adrienne sadar perhatian Leonard terlalu lebih padanya.

"Jadi apa tugas-tugas saya, Pak?"

"Cukup jaga kesehatan." Kata Leonard enteng dengan senyum menawan. Adrienne masih normal matanya belum rabun. Lelaki di depannya ini memang sangat tampan dan manis. Jika mahasiswi lain melihat seberapa perhatiannya Leonard pada Adrienne bisa di pastikan Adrienne akan memiliki hatters seperti dulu di jaman SMA.

"Saya serius." Ujar Adrienne dingin.

"Saya lebih."

"Pak!" Tegur Adrienne. 

Leonard kembali tertawa. "Oke oke, kamu boleh datang ke sini lagi besok. Temui Mrs. Kate karena dia yang pegang daftar tugas susulan kamu."

"Oke asal gak ada bapak di sini. Saya malas lihatnya." Penolakan terang-terangan itu membuat Leonard kecewa namun di tutupinya dengan tawa.

"Besok saya akan ke Thailand sebentar."

"Gak nanya." Adrienne bangkit dari duduknya.

"Saya kasih tau."

"Gak mau tau."

"Terserah, sana keluar. Apa mau nemenin saya nilai tugas anak-anak?" Leonard menaik turunkan alisnya.

"Cih, ogah gue."

Lalu Adrienne keluar meninggalkan Leonard yang tertawa dengan keras. "Kamu lucu, saya suka."

***

Next part?

Setuju gak Adrienne pindah perasaan ke bapak dosen yang guanteng ini?

COOL GIRL 2Where stories live. Discover now